Matahari bersinar dengan hangatnya dan menerangi yang menerobos di sela-sela gorden jendela kamarku dari lantai dua. Aku terbangun dan melirik ke arah suamiku yang masih tertidur pulas, kasihan tadi baru tidur pukul 2 pagi karena mengerjakan tugas. Aku bangun menggeliatkan tubuhku dan mencium keningnya sebelum aku turun dan beranjak le kamar mandi untuk memcuci muka dan berkumur, aku belum mandi karena akan menyiapkan sarapan untuk anakku dan suamiku.
Ku tatap wajahku di cermin, wajahku masih cantik di usiaku saat ini tanpa operasi plastik yang sekarang ngetren di antara teman-teman arisanku, aku tidak tertarik dengan semua itu. Semuanya masih alami banyak yang tak percaya, tapi sudahlah aku tak memikirkan hal itu.
Setelah itu aku kembali ke kamar dan dan kembali melirik ke arah suamiku mau tidak mau aku harus membangunkannya. Aku mendekatinya dan menyentuh pundaknya.
"Sayang, bangun sudah pagi !" bisikku dengan lembut. Tapi dia tidak bergeming, aku kembali melakukan itu padanya akhirnya ada respon ia membuka matanya dan menatapku.
"Jam berapa sekarang ?" tanyanya kemudian menggeliatkan tubuhnya. Aku melirik ke arah jam dinding.
"Pukul setengah tujuh pagi mas !" jawabku.
"Oh !" ujarnya pendek.
Aku pun pergi keluar kamar dan turun ke bawah untuk ke dapur, di bawah sudah ada mbok Rum yang bangun lebih pagi dari ku untuk menyiapkan sarapan, aku hanya tinggal menyajikan dan membuat minuman serta bekal untuk anakku pertama yang masuk sekolah dan juga yang kedua masuk TK.
Setelah semua selesai aku menuju lantai atas untuk membangunkan mereka berdua. Yang pernama putri cantikku Adelia ku ketuk pintunya.
"Adel sayang ! sudah bangun ?" tanyaku pelan sambil membuka pintu kamarnya ia paling rajin dan benar saja dia sedang duduk di tempat tidur.
"Ayo ke kamar mandi, sudah tujuh pagi !" kataku sambil membereskan buku dan tasnya untuk di bawa ke sekolah.
"Iya mah !" ia pun bangun dan ke kamar mandi.
"De ! pakaian sekolahnya sudah mamah siapin ya !" ujarku.
"Iya mah !" aku pun tersenyum dan keluar dari kamar putriku dan kini menuju kamar putra ku yang kedua. Letaknya di sebelah kamar putriku.
"Sayang !" ketukku dipintu kamar Putra ku buka pintunya dan ia masih tidur dan mendekati tempat tidurnya yang bernuansa superhero kesukaannya.
"Putra ayo bangun ! mau sekolah tidak !" bisikku, Putra membuka matanya dan mengangguk.
"Ayo bangun dan mandi !" kataku dan ia bangun mengucek matanya akhirnya dia bangun dan menuju kamar mandi aku membereskan pakaiannya.
"Putra pakaiannya sudah mama siapkan ya !"
"Iya mah !" aku pun keluar dan menuju kamarku untuk mandi dan mengantar keduanya kesekolah. Dikamar mas Alex sudah mandi dan sedang merapikan bajunya aku pun membantunya dan juga memakaikan dasi, Dia tampak rapi dan tampan dan kemudian mencium bibirku.
"Terima kasih sayang !" ucapnya aku tersenyum dan menyentuh wajahnya kumis kasarnya masih terasa walau dia sudah membersihkannya.
"Aku mau mandi dulu !" Ia mengangguk. Aku pun pergi ke kamar mandi, ku buka daster dan pakaian dalamku dan masuk ke ruang shower air pun mengalir menyelesuri tubuhku terasa nyaman dan segar kurasakan. Aku memejamkan mataku menikmatinya.
Ku ambil sabun dan mulai membasuhnya ke tubuhku dan kemudian kembali ke shower. Singkat cerita ritual mandiku sudah selesai aku menggunakan handuk kimono dan keluar kamar. Rupanya mas Alex sudah ke bawah, ku buka lemari ku ambil sebuah dress dan mulai berdandan natural tidak berlebih. kulihat seluruhnya di cermin dan tersenyum semua tampak sempurna aku pun turun ke bawah untuk sarapan. Semua sudah berkumpul dibawah dan bergabung dengan mereka, canda dan tawa mewarnai sehari-hari hidupku.
Setelah selesai sarapan suami ku mengecup rambutku dan pergi ke atas untuk mengambil tas kantornya, semntara aku mengobrol dengan putra putriku mengenai sekolah mereka. tak lama suamiku turun sudah rapi.
"Mah aku betangkat dulu ya ! oh iya weekend ini kakek nenek ulang tahun !" ujarnya, aku mengangguk.
"Ulang tahun apa pah ?" tanya putriku, mas Alex tersenyum.
"Ulang tahun pernikahah yang 60 tahun sayang !" jawab mas Alex.
"Oh !"
"Papa pergi dulu ya !"
"Iya pah !"
"Dadah papa !" Putra pun tak mau kalah, aku mengantarnya ke depan.
"Mungkin papa pulangnya malam !" ujarnya sambil mengecup keningku. "Ada meeting dengan klien !" aku mengangguk. Dia pun naik mobil diantar sopir. Setelah dia pergi aku masuk.
"Sudah selesai sarapannya ? ayo ambil tas kaliah kita berangkat !" kataku, keduanya mengangguk dan pergi ke kamar mereka aku pun begitu setelah kusuruh pembantu membereskan meja makan habis sarapan.
Semua selesai dan kami pun berangkat, aku terbiasa dengan menyetir sendiri mengantar mereka pergi ke sekolah, hari ini kegiatanku bertemu dengan teman-teman arisan dan menjemput putra keduaku. Di dalam mereka berceloteh tentang kegiatan sekolah dan teman-temannya. Mereka satu sekolah karena ada TK, SD sampai SMU nya jadi tidak usah cari sekolah lagi. semua orang tua ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.
Tak lama kita pun sampai, aku tak mengantar sampai dalam. Kakak nya yang pertama turun dan pamitan padaku. kemudian giliran adeknya untuk ada guru prndamping yang menjemput anak-anak, kedua orang tua tidak boleh menunggu disekolah. Aku pun melambai kepada Putra ia pun membalas dan aku tersenyum dan pergi meninggalkannya.
Oh ya, perkenalkan namaku Renata usiaku 35 tahun, aku sudah menikah suamiku bernama Alexander Samuel Tanusubrata usianya 38 tahun. Kami dikaruniai dua buah hati yang cantik dan tampan yang perempuan bernama Adelia berumur 8 tahun dan Putra berusia 5 tahun.
Kehidupan ku begitu sempurna, banyak yang iri dengan hidupku karena melihat rumahku yang besar dan mewah, Pakaian dan tas ku yang bermerk mahal, punya 3 mobil mewah yang akan membawaku kemanapun pergi dan kehidupanku terjamin karena mempunyai tampan dan kaya.
Tapi hidupku tak sesempurna yang terlihat, aku dan Suamiku mempunyai kehidupan yang berbeda sebelum kami bertemu, Semua orang mempunyai rahasia kehidupannya sendiri-sendiri, tak ada manusia yang sempurna di dunia ini termasuk kami berdua, walau begitu aku menerima kekurangan suamiku begitu pun sebaliknya. Kami saling mencintai walau berat tapi kita berdua tetap menjalaninya dengan sepenuh hati.
Ini adalah kisah hidupku, bagaimana kehidupanku dari awal sampai kemudian bertemu dengan suamiku dan hidup yang kata orang begitu sempurna seperti ini. Aku tak malu menceritakan kepahitan hidup setelah manisnya yang kurasakan sekarang ini. Bisa di bilang kehidupan ku dari lahir hingga kini adalah buah dari perjuangan hidupku. Beruntungkah diriku ? mungkin saja.
Karena terus terang aku bukan berasal dari keluarga berada, jauh dari kenikmatan duniawi yang kurasakan sekarang. Prihatin, penuh tangis, dendam dan keputus asaan yang mengiringi masa laluku. Dan inilah ceritaku ...
Bersambung ....