Sebuah bangunan yang megah berdiri di antara bangunan-bangunan kumuh di distrik pengungsi. Rifki dan rombongannya baru saja tiba dan melihat sekeliling. Rifki memperhatikan bahwa banyak orang-orang yang lalu lalang masuk dan keluar dari bangunan itu untuk sekedar berdoa kepada tuhan yang mereka percayai. Rifki sekarang berjalan dengan beberapa orang yang mengikuti di belakangnya. Tepatnya bukan orang melainkan anak-anak teman dari Yongki yang tak memiliki orang tua dan tempat untuk bertahan hidup.
Dengan bujukan Yongki ahirnya dia bisa mengajak teman-teman yang bernasip sama dengannya untuk mengikuti Rifki.