Tiba-tiba Nana teringat Yuri, dia langsung membuat panggilan untuk Yuri.
📞"Aku sudah sampai, sekarang lagi rebahan di kamar"
📞"Syukurlah aku bisa bernafas lega sekarang"
📞"Oh iya, bagaimana keadaan kantor? "
📞"Semua berjalan lancar, meskipun ada beberapa staf yang terus menanyakan kabarmu karena kamu hampir satu minggu absen kerja"
📞"Iya aku salah, tapi aku harus bagaimana, mungkinkah Lee Joon akan memecatku dan memasukkanku ke daftar hitam?"
📞"Mungkin saja kalau itu Min Ah, tapi kamu itu wanita Lion jadi tidak mungkin Joon memecatmu secara Joon adalah adik teman baik Lion"
📞"Bos punya kakak? siapa? "
📞"Entahlah, aku tau itu karena kemarin aku tidak sengaja mendengar dia memanggil kakak pada seseorang yang di seberang telpon, dia juga bilang kalau kakaknya teman baik Lion begitu"
📞"Masak sih, gak mungkin si wajah poker tuan Hyun Ae kan?"
📞"Ha ha... enggaklah, secara mereka gak mirip, oh ya bos memintaku untuk mengambil file darimu tentang bos One Soft, apakah kamu sudah memeriksa dan menulis laporanya? "
📞"Oh astaga aku lupa, tolong sampaikan perminta maafan ke bos, aku janji akan mengerjakanya setelah pulang dari London"
📞"Ok kalau begitu"
Setelah selesai ngobrol dengan Yuri, Nana kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Keesokan paginya, terdengar suara ketukan pintu, langsung saja Nana membuka pintu dan menatap heran empat gadis yang sedang berdiri menatapnya.
"Maaf kalian siapa ya?" tanya Nana.
"Kami ini tukang rias yang di minta tuan Lion untuk mendadani Nona" ucap Salah satu perempuam cantik yang membawa kotak rias.
Nana tertegun, "Mmm masuklah! "
Mereka semua langsung masuk dan tanpa menunggu lama lagi, mereka langsung merias Nana.
Sedang Lion terlihat sibuk memeriksa beberapa file di handphonnya, tiba-tiba dia menerima pesan dari Mike yang mengatakan kalau acara resepsi di pindah.
"Ada apa dengan David, kenapa mendadak pindah lokasi?" Gumam Lion.
Merasa penasaran, Lion langsung membuat panggilan ke Mike.
📞"Ada yang bisa di bantu tuan Lion? "
📞"Kenapa lokasi acara tiba-tiba di pindah? "
📞"Saya kurang tau, sebaiknya tuan tanyakan sendiri pada tuan David"
📞"Baiklah kalau begitu"
Setelah menyelesaikan pembicaraannya, Lion langsung pergi mengecek Nana apakah sudah siap atau belum.
Ketika membuka pintu, Lion tertegun melihat Nana yang tampak berbeda dengan gaun berwarna putih bawah lutut, rambut yang di tata dengan indah dan make up natural yang sengaja Nana minta melukis wajahnya.
"Kenapa kamu hanya diam di pintu saja?" tanya Nana.
"Mmmm tidak apa-apa, apakah kamu sudah siap, kita akan segera berangkat ?" Ucap Lion.
Nana mengangguk dan segera menenteng tas kecilnya yang senada dengan warna gaunnya dan mengikuti Lion dengan patuh.
"Cantik" ucap Lion sambil melirik Nana yang berjalan di sebelahnya.
Nana tersipu malu mendengar perkataan Lion, "Terimakasih"
"Bajunya" Lanjut Lion sambil tersenyum licik.
Mendengar perkataan Lion, Nana meliriknya dengan cemberut.
"Aduhhh malunya, aku kegeeran duluan" Gumam Nana.
Sedang Lion mencoba menahan senyumannya ketika melihat ekspresi jelek Nana.
"Dasar gadis ular, kamu percaya begitu saja, padahal yang cantik itu kamu bukan bajunya ha ha" Gumam Lion sambil melirik Nana.
Beberapa menit kemudian, Nana dan Lion sampai di lokasi acara resepsi pernikahan David dan Mila.
"Luar biasa, tempat ini indah banget" Nana benar-benar merasa takjub melihat dekorasi dan keindahan taman yang sudah di hias sedemikian rupa.
"Apa kamu suka dengan tempat ini?" tanya Lion.
Nana mengangguk di iringi dengan senyum lebar yang berhasil membuat dunia Lion jungkir balik "Suka bangetttt"
"Kalau begitu kita akan mengadakan resepsi pernikahan di sini juga" Ucap Lion dengan sedikit gugup.
Nana menatap sinis kearah Lion, "Jauh amat, habisin biaya aja, mending di sumbangkan ke pakir miskin "
Lion tersenyum licik melihat respon Nana, "Apa itu artinya kamu mau pernikahan kita sederhana saja?".
"Tentu, itu lebih berkah"Jawab Nana, namum tiba-tiba dia menyadari ada yang salah dengan perkataannya seketika itu ekspresinya berubah aneh.
"Jadi kamu mau menikah denganku?" bisik Lion. Bukanya menjawab pertanyaan Lion, Nana malah menunduk menahan malu.
"Harusnya aku tidak mengatakan itu, ahhh ni mulut keceplosannya gak tanggung-tanggung deh" Gumam Nana.
"Oh iya, tempat ini apa namanya?" Nana berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Taman Botani Brooklyn salah satu tempat yang paling romantis di Inggris"Jawab Lion.
"Ohh" Merasa puas dengan penjelasan Lion, Nana kembali fokus menatap sekelilingnya, tidak lama kemudian terlihat mobil pengantin sudah tiba.
Nana dan Lion ikut berjejer menyambut kedatangan pengantin,
"Pengantin laki-laki ganteng ya?" bisik Nana.
Lion menjepit alisnya dan merasa heran mendengar Nana memuji lelaki lain di depannya.
"Biasa aja, gantengan juga aku"
Mendengar perkataan Lion, Nana menyeringai "Kepedean banget sih, "
"Harus itu" Lanjut Lion lagi.
Setelah itu Lion menarik lengan Nana dan membawanya berbaur dengan beberapa rekan bisnisnya.
Nana merasa tidak nyaman dengan gaya beberapa teman perempuan Lion, entah mengapa Nana merasa kesal pada salah satu gadis yang terus nenempel di dekat Lion.
"Lion lama tidak bertemu" Ucap gadis itu.
"Iya sudah cukup lama" jawab Lion dengan sangat akrab.
"Bagaimana kabarmu? "Lanjut gadis itu.
"Baik,"Jawab Lion datar.
Lion melirik Nana, dia tersenyum melihat ekspresi gelap Nana yang melihatnya tampak begitu dekat dengan gadis bule itu.
"Apa kamu cemburu? dia hanya teman" bisik Lion sambil mengedipkan mata kirinya.
"Siapa yang cemburu, kamu mau ngelakuin apapun aku tidak perduli"Jawab Nana ketus.
"Lion, siapa gadis ini? " Tanya gadis itu.