"Batuk... Batuk... Batuk..."
Qin Tian tersenyum malu.
Tapi Clara tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat Qin Tian hampir tersendak.
"Ini karena cinta kami sudah terlalu dalam. Kami tidak bisa menahannya lagi."
Dia sangat cepat beradaptasi. Rasa percaya dirinya mulai muncul meskipun dia berada di depan bibinya.
Bibinya, di sisi lain, menatap Clara dengan mata elangnya.
Dia kemudian tersenyum. "Yah, masa muda benar-benar masa terindah."
"Sayangnya aku sudah terlalu tua untuk membangun hubungan cinta." Dia berkata.
"Anda masih sangat muda, bibi Qin. Saya tidak akan terkejut jika anda mengatakan kalau anda adalah kakaknya Qin Tian." Ucap Clara.
Kenyataannya, usia bibinya sudah lebih 45 tahun. Tapi dia memang masih terlihat muda.
Tidak ada wanita yang tidak senang dipuji, begitu juga dengan bibinya.
Dia tersenyum hangat saat dia mendengar kata-kata Clara.
"Selain tidak seliar aku, kamu sangat mirip denganku saat aku masih muda." Dia berkata.