ดาวน์โหลดแอป
3.47% KEAJAIBAN 12 BINTANG / Chapter 14: SEBUAH TANTANGAN!

บท 14: SEBUAH TANTANGAN!

"Cih! Hanya seorang pembalap saja apakah harus begitu dipuja? Apakah dia memang sangat penting, hingga wanita itu begitu marah padaku?"

Caroline masih terus mengomel sembari mendekati sepeda yang ia letakkan begitu saja di tepi jalan.

Meskipun tidak puas karena orang yang sudah mengotori pakaiannya tidak sempat ia hajar atau memaksanya untuk minta maaf, gadis itu akhirnya mengalah.

Caroline berjanji, jika mendapatkan pria itu lagi, ia tidak akan pernah melepaskan sampai akhirnya orang itu mau meminta maaf padanya.

Sementara itu, di mobilnya, Cilla berusaha untuk konsentrasi menyetir, tujuannya hanya satu, ke sebuah tempat di mana ia bisa menemukan Lian.

Meskipun tadi sempat melihat pemuda itu pergi dengan motornya, sambil melakukan atraksi yang begitu membuat siapapun yang memandangnya terpaku untuk sejenak, Cilla tidak akan puas jika tidak mengintrogasi langsung pria tersebut, darimana ia beberapa hari ini hingga tidak pulang.

***

"Bangun!! Mau sampai kapan kamu tidur seperti itu?!"

Bentakan itu membuat seorang pria bertubuh tidak terlalu besar tersentak dan buru-buru membuka mata.

Di hadapannya, berdiri seseorang dengan seragam lengkap dengan senjata memandang dirinya seperti mengatakan, tidak mungkin ia akan bertahan karena tidak terbiasa hidup keras di tempat pelatihan seorang prajurit seperti sekarang.

Riuu nama pemuda itu. Terlahir dari keluarga berada tapi terlalu "dijaga" hingga ia tumbuh menjadi seorang pria yang tidak berani seperti pria pada umumnya.

Takut tidak bisa melakukan sesuatu, adalah hal yang paling menghambatnya untuk menjadi seseorang yang tangguh.

Ditambah lagi sejuta aturan yang diterapkan pada dirinya semenjak ia mulai paham tentang kehidupan ketika sudah beranjak remaja.

Aturan tersebut sebenarnya bukan tanpa alasan. Riuu terlalu dijaga karena ia memiliki fisik yang rentan.

Tim dokter tidak bisa menjelaskan mengapa Riuu tidak bisa sekuat pria pada umumnya dari segi fisik.

Beberapa kali kedua orang tua mereka membawa anaknya untuk diperiksa, agar dicari solusi karena mereka berpikir, pria dengan tubuh yang lemah tidak akan terlihat gagah, tapi tetap saja belum mendapatkan hasil yang memuaskan.

Ketika kedua orangtuanya sedang ada perjalanan bisnis. Riuu nekat datang ke sebuah tempat di mana para sniper dan penembak jitu dilatih bersama seorang sahabatnya yang menjadi pengawas di sana.

Di tempat tersebut, status Riuu yang seorang tuan muda di sebuah rumah besar ditinggalkan.

Riuu diminta temannya untuk tidak membuka identitas, karena jika orang tahu dia siapa, akan mudah baginya untuk dimanfaatkan.

Beruntung, para pengawas di tempat itu sangat kenal dengan kedua orang tua Riuu.

Karena Riuu memaksa, jadilah, waktu libur digunakan Riuu untuk melihat kegiatan para penembak jitu yang sering ia lihat di media atau sebuah film.

Sekarang, perlakuan keras yang kesekian ia dapatkan, dan rasanya, Riuu sudah mulai terbiasa, tidak seperti pada awalnya yang sangat sulit untuk ia terima lantaran ia tidak terbiasa menerima perlakuan seperti itu di rumah.

Tanpa diperintah dua kali, Riuu segera bangkit dan bergegas keluar dari tenda untuk bergabung dengan yang lain.

"Kenapa nekat ke tempat ini? Kau, bukan bagian dari tempat ini, bukan? Hanya mengandalkan koneksi?"

Seorang pemuda berbisik demikian pada Riuu ketika ia baru bergabung di tempat tersebut.

Riuu melirik sesaat. Pemuda itu punya wajah tanpa senyum. Sejak ia datang ke tempat ini, pemuda itu tidak pernah merubah ekspresi meskipun sedang bicara sekalipun.

Dingin, datar dan tanpa nada. Hingga membuat Riuu memberikan julukan si muka dingin.

"Kamu sembarangan bicara, aku bukan orang yang kamu maksud!"

Pemuda itu tersenyum sinis. Riuu memperhatikan papan nama yang ada di seragam pemuda tersebut.

Sean Paundrata S. Nama lengkapnya. Tapi, Riuu sering mendengar pria ini dipanggil Sean oleh yang lain.

Bukan pemuda yang ramah, membuat Sean tidak terlihat banyak teman untuk ngobrol, sekarang Sean mengajaknya bicara, apakah karena ia tahu identitasnya?

"Apakah kamu ingin aku membongkar penyamaranmu itu?"

"Memangnya kau tahu siapa aku?" tantang Riuu, karena tidak yakin, Sean tahu siapa dirinya.

"Riuu Sagara Sagitarius, pemuda yang memiliki fisik rentan hingga ia sering di-bully lemah oleh sejumlah wanita, benar begitu?"

Wajah Riuu memucat mendengar apa yang diucapkan oleh Sean.

Pemuda itu benar-benar tahu siapa dirinya tapi lewat siapa? Ia merasa penyamarannya cukup rapi, temannya yang seorang pengawas tempat ini juga sangat baik menjaga rahasia, mengapa pemuda datar ini tahu dia siapa?

Sean berbalik, dan menatap ke arah Riuu dengan tatapan mata serius.

"Kau harus pulang! Jika kau tetap di sini maka kau akan menggali kuburanmu sendiri, Riuu!"

"Kau ini siapa? Kita pernah bertemu? Aku rasa tidak! Aku punya masalah denganmu? Aku rasa juga tidak! Tapi, kenapa sikapmu semacam itu?"

"Karena aku tidak suka, seorang prajurit kau remehkan, kau pikir untuk menjadi seorang sniper, atau seorang penembak jitu, butuh koneksi? Tanpa bakat? Mental yang baik? Fisik yang kuat? Jika kamu tidak memiliki itu semua, lebih baik kembali, belajar hal lain saja yang sesuai dengan kemampuan tubuh rentanmu itu! Tidak usah bermimpi ada di sini! Di sini hanya untuk orang-orang yang punya fisik dan mental yang kuat!"

Telapak tangan Riuu yang memegang senjata mengerat. Setiap kali ada seseorang yang mengucapkan kalimat itu, Riuu akan menjadi sangat tertekan.

Keringat akan keluar dan sekujur tubuhnya akan panas dingin. Rasanya ia seperti trenggiling, yang jika disentuh akan melindungi diri dengan menekuk sekujur tubuhnya.

Bersembunyi sambil melindungi diri, tidak bisa pongah menghadapi sang pengganggu, hingga ia terkesan lemah. Bukan hanya terkesan, tapi memang benar-benar lemah!

"Aku bukan meremehkan seorang prajurit di sini, justru karena aku kagum, aku jadi ingin seperti mereka. Aku ingin kuat seperti kalian, itu saja."

"Tempat ini bukan tempat rekreasi, Riuu, jika kau merasa karena kau anak seorang yang berpengaruh, lalu bisa masuk ke sini tanpa bakat yang pasti, maka kau hanya mengantarkan nyawa di sini, medan yang sulit, situasi yang tidak semudah yang kau kira, akan membuat nyalimu menciut, daripada kau mempermalukan dirimu sendiri, lebih baik mundur saja! Menjadi pelukis sangat cocok untuk kondisimu yang tidak boleh beranjak ke manapun, tapi tetap harus bekerja, atau seorang penulis?"

"Kamu keterlaluan Sean! Semua profesi itu mulia, tidak ada yang boleh diremehkan, jika kamu merasa bangga memiliki fisik dan mental yang kuat, apakah kamu bangga merusak mental seseorang yang ingin belajar bangkit dan kuat?"

"Aku tidak meremehkan sebuah profesi, aku hanya mengingatkan dirimu jangan kelewatan jika bermimpi, jika kau menjalani latihan lalu kau ambruk karena hal itu, apakah kamu tidak sedang menghambat impian orang lain?"

"Kamu takut, aku akan menghambat dirimu dalam menggapai apa yang kamu inginkan di sini?"

"Ya!"

"Jika aku bisa membuktikan bahwa aku mampu, bagaimana?"

"Mampu dalam hal apa?"

"Menembak, dan memiliki mental yang kamu maksud tadi?"

"Aku akan membiarkan dirimu satu tim denganku!"

Note: Tidak selamanya yang lemah akan terus lemah, karena yang lemah punya sisi terkuatnya sendiri.

(Apakah Riuu bisa membuktikan pada Sean bahwa ia punya modal dasar menjadi seorang penembak jitu?)


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C14
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ