"Ha ha ha ha ha, oke. Pasti," kata Paing sebelum menyerbu bibir Apo dengan ciuman. Padahal paper-bag belanjaannya belum ditaruh, tapi keduanya sudah bergulat lidah di tempat itu.
"Mnnh."
Mereka pun saling mengunyah. Ingin memakan satu sama lain, padahal hanya merasakan tekstur basah, lembut, dan kenyal di saat yang sama. Dua permukaan bibir itu saling menggesek, menekan di titik tertentu. Lalu Paing mendorong makin ke dalam. "Hrmh," geramnya.
"Um--"
Lidah Paing menjelajah syaraf sensitif Apo di dalam. Menyapu langit-langit, lalu mengisap bibir bawah seperti mencicipi wine. Lumatannya menggetarkan syaraf geli pada selangkangan Apo, padahal Paing tidak menyentuhnya di sana. Apo pun mulai mengerang lembut. Ingin memaki, tapi naluri malah menuntunnya untuk balas mengisapi bibir Paing. Makin lama, makin dalam. Paing menarik tengkuk Apo agar mendongak, dan dia harus memiringkan kepala untuk menjangkau tempat yang belum bisa dicapai.