"jadi kita harus apa Papi, kasihan sekali Viola. Apakah kita akan mengantar Viola ke kediamannya?" Tltanya Jessika kepada Sean. Wanita itu tidak tega melihat sahabatnya terpukul seperti itu.
"Baiklah ayo kita antarkan Viola ke kediaman Robin," kata Sean dengan begitu bersemangat. Pria itu benar-benar tidak tega dan sangat terpukul pula dengan kejadian yang menimpa Robin, karena tidak dipungkiri Robin adalah sahabatnya semenjak dia SMA.
Viola perlahan membuka matanya, tubuhnya lemas seolah tak bertulang, dia benar-benar tidak percaya bahwa Robin calon suaminya telah mengalami kecelakaan.
"Vio, kamu sudah bangun. Ayo minum dulu ini!" ucap Jessila sambil menyodorkan segelas air putih kepada Viola. Viola pun mencoba untuk terbangun dan duduk, dia meneguk air putih tersebut dengan pandangan mata yang kosong.
"Wanita itu tidak menangis dengan menjadi lagi, tetapi kini Viola hanya bisa terdiam dengan air mata yang terus mengalir deras tanpa bisa dia kehendaki.