ดาวน์โหลดแอป
3.7% Jatuh Cinta Dengan Pangeran Bodoh / Chapter 10: KEPUTUS ASAAN

บท 10: KEPUTUS ASAAN

BAB 10 : KEPUTUS ASAAN.

Bai Xue Jun sedikit merasa bersalah karena harus berbohong. Namun demi membuat putrinya tidak bersedih lagi, cara ini terpaksa ia lakukan. Dirinya membuat isyarat mata pada dua pelayan yang memperhatikannya.

Dua pelayan itu mengerti apa yang dimaksudkan oleh tuan mereka. Harus terus mendalami sandiwara tentang sungai ajaib itu agar nona kecil mereka tidak bersedih lagi.

"Kalian berdua, temani nona kecil kalian. Sekitar tempat ini sangat aman tapi kalian harus tetap waspada. Jaga Jian'er dengan baik," perintah Bai Xue Jun.

"Baik, Jenderal!" jawab dua pelayan itu secara bersamaan.

"Ayo, nona." Kedua pelayan itu menuntun Bai Xue Jian kecil. Keduanya memegang masing-masing satu tangan Bai Xue Jian dan berjalan di sampingnya.

"Semoga saja Jian'er cepat melupakan kisah karangan ku ini. Dia pasti kecewa kalau apa yang ku ceritakan tadi sebenarnya tidak benar," gumam Bai Xue Jun pada dirinya sendiri.

***

Bai Xue Jian sangat bersemangat. Dia sampai berlari menuju ke sungai ajaib yang tadi diceritakan Ayahnya. Sangt ingin tahu bagaimana bentuk dari sungai tersebut dan ingin melihat betapa ajaibnya.

Saling bersemangatnya, Bai Xue Jian kecil tidak ingin jalan dengan dituntun pelayannya. Hanya beberapa saat tangannya dituntun dan langsung menariknya. Dia tidak mau jalan dengan ritme lambat karena ingin segera sampai pada sungai ajaib itu.

"Nona kecil, jangan berlari terlalu cepat!" teriak salah satu pelayan yang ada di belakang.

Hosh hosh hosh ...

Salah satu dari pelayannya mulai terengah-engah karena tidak bisa berlari secepat Bai Xue Jian. Terpaksa temannya berhenti sesaat untuk membantu memapah pelayan yang kelelahan itu.

"Eh? Dimana nona kecil?"

Baru saja tidak melihat ke depan tapi mereka sudah tidak melihat Bai Xue Jian. Di sekeliling mereka hanya melihat rindangnya pohon-pohon bambu yang menjulang tinggi. Sama sekali tidak menemukan sosok anak kecil yang tadi berlari di depan mereka.

"Bagaimana ini? Kita kehilangan jejak nona kecil!" panik pelayan tersebut.

"Jika Jenderal besar tahu, dia pasti akan menghukum kita nanti!"

Mereka dibuat bingung dengan keadaan yang terjadi sekarang. Ketakutan melanda ketika memikirkan apa Sang Nona kecil baik-baik saja atau tidak berlari sendirian. Belum lagi hukuman yang akan didapatkan karena telah lalai dalam menjaga Bai Xue Jian.

"Kita cari ke depan dulu. Nona kecil mungkin sudah sampai di sungai," kaa salah satu pelayan.

"Iya, baiklah."

Hanya ini yang menjadi pilihan terakhir mereka. Sebelum memberitahukan pada tuan mereka, lebih baik memastikan bahwa Bai Xue Jian benar-benar telah pergi ke pinggiran sungai yang sudah tidak jauh di depan mereka.

***

Bai Xue Jian tidak bisa menghentikan langkah kakinya untuk berlari. Di wajahnya ditunjukkan ekspresi bahagia karena sebuah aliran sungai sudah tampak ada di depan sana. Tidak jauh lagi akan segera sampai.

"Wah ..."

Kaki kecilnya akhirnya berhasil mendarat di pinggir sungai. Mulutnya langsung terbuka lebar ketika melihat pemandangan luar biasa yang ada di depan matanya sekarang.

"Ini sungai ajaib? Benar-benar indah," puji anak kecil itu.

Ada banyak batu-batu besar yang ada di pinggiran dan di tengah sungai. Aliran airnya sangat deras sampai mengeluarkan suara yang terdengar di telinga. Mata airnya begitu jernih menunjukkan keaslian dari sungai tersebut.

Dalam hati Bai Xue Jian, ingin sekali melangkahkan kakinya untuk menuju ke tengah sungai dengan melompati batu-batu. Namun ada keraguan karena takut akan aliran sungai yang sangat deras. Takutnya akan membuatnya terbawa jika saja terpeleset ketika menginjakkan kakinya di atas bebatuan.

"Ayah bilang air sungai ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Aku akan mengambil airnya dan memasukkan ke dalam kantung. Para prajurit yang terluka pasti akan cepat sembuh bila meminumnya nanti," ucap dari mulut kecilnya.

Masih sangat kecil tapi sudah mengerti akan penderitaan para prajurit yang ada di perbatasan kota Jiang. Bai Xue Jian sering kali melihat para prajurit yang terluka setelah kembali dari peperangan. Itu yang membuatnya bersimpati mengambil air dari sungai ajaib ini agar bisa mengobati para prajurit yang terluka di kota Jiang.

Langkahnya akhirnya berlanjut. Agar bisa sampai pada bagian tengah sungai, langkah kakinya mulai melompati batu-batu besar yang ada di pinggiran sungai.

Bai Xue Jian sudah belajar seni beladiri sejak masih sangat dini. Jadi dia bisa menggunakan ilmu peringan tubuh agar bisa melewati batu-batu besar itu. Walaupun belum terlalu ahli tapi masih bisa digunakan untuk bisa sampai ke bagian tengah sungai.

"Hub ... Hub ..." Satu langkah dan beberapa setelahnya, kakinya akhirnya menginjakkan salah satu batu yang ada di tengah sungai. Suara dari derasnya air terdengar lebih jelas di telinganya setelah berada paling dekat di tengah sungai.

Bai Xue Jian mengeluarkan sebuah kantung kain tebal tempat wadah air minum yang ada di dalam ikat pinggangnya. Tubuh kecilnya mulai berjongkok untuk mengambil air sungai seperti keinginannya.

Namun sayang, tangan kecil tak cukup panjang untuk bisa mencapai air sungainya. Batu besar yang ia duduki memiliki ketinggian yang lumayan hingga membuatnya cukup jauh dari derasnya air yang ada di bawah.

Dengan terpaksa membuat tubuhnya lebih mendekat ke pinggir supaya bisa mencapai air sungai yang ada di bawahnya. Berjongkok sambil membungkukkan tubuhnya, tangannya sekuat tenaga agar dapat menyentuh air. Kantung yang dibawa harus terisi penuh dengan air sungai ajaib ini. Tekadnya sudah bulat agar bisa mengobati para prajurit yang terluka di kota Jiang.

Semakin ke pinggir, permukaan batu yang dipijak semakin licin. Tubuh Bai Xue Jian kecil mulai tak seimbang karena kakinya tidak dapat menopang tubuhnya untuk tetap seimbang. Alhasil kakinya yang terpeleset membawa tubuhnya jatuh ke dalam derasnya sungai ajaib ini.

"Ah!!! Tolong!"

Blup blup blup ...

Bagian tengah sungai sangat dalam. Tubuh Bai Xue Jian yang masih pendek jadi tenggelam sepenuhnya ke dalam. Dirinya mungkin bisa berenang tapi arus air yang terlalu deras membuat dirinya tidak bisa melawan.

Bai Xue Jian berusa membuat kepalanya agar tetap berada di atas permukaan air agar bisa bernapas. Mulutnya berusaha berteriak meminta bantuan. Berharap Ayah dan para pelayan dapat menolongnya dari sini.

"Aaaa ...!!!" Tubuh Bai Xue Jian terus terbawa arus deras air sungai. Baru beberapa detik tapi dirinya sudah berada jauh dari tempat asalnya tadi.

"Tolong!!!" teriakan yang sama masih terus diusahakan. Harapan besar ada orang yang menolongnya sebelum ia kehabisan napas dan kelelahan.

Bai Xue Jian yang masih berumur tujuh tahun mulai putus asa. Tubuhnya sudah tidak kuat lagi menahan agar tetap bisa seimbang dengan aliran sungai yang deras ini. Perlahan penglihatan pun mulai redup. Panas matahari di atas langit mulai tidak terlihat jelas.

Takdir kematian ternyata menghampirinya sangat cepat. Di usia yang sangat kecil ini, Bai Xue Jian tidak sanggup untuk bertahan lagi. Tidak ada orang yang menolong, berarti ia akan mati di sini.

Hub ... Hub ... Hub ...

Byur ...

Seorang dengan langkah cepat tiba-tiba masuk ke dalam air. Orang itu melawan arus air dan masuk ke dalamnya, berusaha meraih tangan gadis kecil yang sudah mulai menutup matanya di sana.


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C10
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ