BAB 23 : KEHENINGAN MALAM
"Pangeran, ayo pergi!"
Ketika Bai Xue Jian dan Helian Qi sudah berbalik untuk pergi meninggalkan tempat itu, wanita berbaju lusuh tadi tiba-tiba saja duduk bersujud sambil berteriak, "tolong terima saya sebagai pelayan anda, Jenderal Xue!!!"
Langkah Bai Xue Jian jadi terhenti karenanya. Jenderal wanita itu bergumam kecil sambil menoleh sedikit ke belakang. Dia masih diam dan tidak mengatakan apa-apa.
"Saya, Shan Dai, berharap kepada Jenderal Xue bisa menerima saya sebagai pelayan anda!!!"
Wanita berbaju lusuh itu sampai bersujud dengan meletakkan kepalanya ke tanah. Terus saja memohon dengan keras supaya bisa menjadi pelayan Bai Xue Jian. Itu ia lakukan sebagai tanda terima kasih karena telah menolongnya dari kejadian tadi.
"Ha ... Ikutlah denganku kembali ke kediaman Chunshi," jawab Bai Xue Jian sambil menghela napas panjang.
"Benarkah?!" Wanita berbaju lusuh itu segera mengangkat kepalanya karena mendengar persetujuan dari Sang Jenderal.
Dia tampak senang karena keinginannya yang begitu tulus telah diterima oleh Bai Xue Jian. Dengan cepat wanita itu berdiri dan mengikuti langkah Bai Xue Jian dari belakang.
Wanita bernama Shan Dai itu telah memiliki tempat untuk bersandar sekarang. Shan Dai sudah memutuskan untuk memberikan seluruh hidupnya kepada Bai Xue Jian dan akan melayaninya dengan tulus.
***
Sejak sore ini, Shan Dai sudah mulai bekerja di kediaman Chunshi sebagai pelayan pribadi Bai Xue Jian. Namun ketika malam harinya, dia diminta tuannya untuk menceritakan seluruh kehidupannya sebelumnya.
Sebenarnya Bai Xue Jian bisa diangggap sedang mengintrogasi Shan Dai. Biar bagaimanapun juga untuk menjadi orang yang berada di sisi seorang Jenderal Xue haruslah diketahui semua masa lalunya. Takut akan terjadi penghianatan atau mungkin orang tersebut mata-mata yang dikirim oleh musuh.
Shan Dai hanya seorang wanita biasa. Orang tuanya telah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Wanita itu bercerita, dia memiliki seorang adik yang umurnya hanya berjarak dua tahun darinya.
Adiknya memiliki penyakit bawaan, sejak kecil selalu sakit-sakitan dan memiliki fisik yang lemah. Itu sebabnya, sejak kedua orangtuanya wafat hanya Shan Dai yang bisa bekerja, sedangkan Sang adik hanya bisa terbaring di rumah dengan melakukan beberapa pekerjaan kecil saja.
"Penyakit bawaan?" Bai Xue Jian yang mendengar cerita dari Shan Dai tampak sedikit tertarik.
"Iya, Jenderal. Orang tuaku tidak memiliki banyak uang untuk memanggil tabib. Jadi aku setiap hari hanya bisa mencari beberapa tanaman obat di pegunungan untuk adikku. Aku hanya berharap Shan Rui bisa bertahan hidup dan tetap kuat," ungkap Shan Dai.
Setelah mendengar semua penjelasannya dari Shan Dai, tiba-tiba Bai Xue Jian memanggil pengawal kepercayaannya, Yun Heng.
Yun Heng masuk dan siap untuk menerima semua perintah yang diberikan oleh tuannya. Entah apa yang sebenarnya diinginkan oleh Bai Xue Jian hingga memanggil pengawal pribadinya itu.
"Besok bantulah Shan Dai memindahkan adiknya ke sini. Aku akan mencoba untuk mengobatinya," kata Bai Xue Jian pada Yun Heng.
"Baik!" Yun Heng sudah menerima perintah dari tuannya dan akan melakukannya sesuai keinginan Jenderal Xue.
Shan Dai yang mendengar hal itu seketika terkejut sampai membulatkan kedua matanya. Tubuhnya secara refleks terduduk dan bersujud di depan meja belajar Bai Xue Jian.
"Terima kasih, Jenderal Xue!!!"
Shan Dai sampai kehabisan kata-kata dan bingung bagaimana caranya untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya paa Bai Xue Jian. Karena setelah sekian lama akhirnya bisa diberi harapan untuk Sang adik agar sembuh dari penyakitnya.
Kebahagiaan besar sangat dirasakan olehnya. Shan Dai merasa telah diberi anugrah oleh dewa langit karena bertemu oleh Bai Xue Jian. Ada seorang penyelamat yang datang di kehidupannya dan mau menyembuhkan adiknya. Tidak ada kebahagiaan yang lain lagi selain melihat adiknya bisa sembuh dari beraktifitas seperti orang lain pada umumnya.
"Sebagai pelayan dari seorang Jenderal, jangan pernah berlutut sembarangan lagi! Juga, panggil saja aku 'Nona' jika ingin berterima kasih."
"Baik! Terima kasih, nona!" Shan Dai segera berdiri sesuai permintaan dari Nona-nya. Tanpa sadar beberapa bulir air mata telah membasahi pipi, terpaksa Shan Dai harus menyekanya dan kembali menjadi kuat.
"Ini sudah larut. Yun Heng, Shan Dai, pergilah istirahat," kata Bai Xue Jian.
Kemudian wanita itu kembali fokus pada buku yang ada di tangannya. Sementara kedua orang bawahannya mengikuti perintahnya dan keluar dari kamar ini.
Setelah semuanya keluar, Bai Xue Jian jadi terdiam. Keheningan di dalam kamar dan hanya secercah cahaya dari beberapa lilin telah membuat hatinya merasa tak tenang lagi.
Buku yang ada di tangan sampai dia letakkan kembali ke atas meja. Bai Xue Jian tanpa sadar telah diam dalam waktu yang lama. Pikirannya menjadi kacau entah karena apa.
"Ini racun bawaan. Kau tidak akan bisa hidup lebih dari dua puluh tahun, sama seperti Ibumu!"
Perkataan dari seseorang tiba-tiba terngiang-ngiang di pikiran Bai Xue Jian. Itulah yang membuatnya merasa tidak tenang tapi dirinya berusaha menutupinya dari Shan Dai maupun Yun Heng.
"Dari sekarang hanya tersisa dua tahun lagi. Apa waktunya akan cukup untuk melindungi Pangeran Xuan?" tanyanya pada diri sendiri.
Tubuhnya terangkat, kaki tanpa sadar mulai berjalan ke dekat jendela kamar. Bai Xue Jian membuka jendela tersebut, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah kamar Pangeran Xuan yang ada di seberang.
Bai Xue Jian terus menatap bangunan di seberangnya itu. Keheningan malam dengan angin dingin yang membawa masuk penghujung musim panas membuat pikiran Bai Xue Jian ikut terbawa. Dia berdiri sangat lama sampai mata pun tidak bisa berpaling dari bangunan kamar suaminya itu.
"Jika aku pergi, apa kau akan menangisi ku, Qi?"
***
Seusai yang dikatakan Bai Xue Jian semalam, Yun Heng diajak oleh Shan Dai ke rumahnya untuk menjemput adiknya yang sakit. Adik Shan Dai, Shan Rui akhirnya berhasil dibawa ke kediaman Chunshi. Dengan segera Bai Xue Jian memerintahkan Yun Heng untuk membawanya ke kamar Shan Dai untuk diobati.
"Shan Rui memberi hormat pada Jenderal Xue." Shan Rui yang sudah duduk bersandar di atas ranjang masih sempat mengingat untuk memberi salam hormat pada orang yang ingin menolongnya.
"Shan Rui telah mendengar semua ceritanya dari kakak Shan Dai. Terima kasih pada Jenderal Xue karena telah menyelamatkan kakak Shan Dai dan mau menolong Shan Rui juga," sambungnya.
"Tidak perlu berterima kasih. Diam dan aku akan memeriksamu!"