"sekarang sudah larut, aku juga lelah karena perjalanan jauh. Pergilah beristirahat, kau juga pasti lelah bekerja seharian" ujar meri setelah pelukannya terlepas.
"bolehkah aku tidur di kamarmu bersama junior?"
Meri "..."
"aku tidak akan berbuat melewati batasku. Aku hanya ingin tidur dengan menatap wajah kalian" pinta ilham.
"ranjangku kecil"
"kalau begitu tidurlah di kamarku. Biar aku yang memindahkan junior ke kamar" ilham bersemangat memikirkan dia akan menggendong junior dan tidur di sampingnya.
"ilham. Mengapa kau tidak mau berbuat aneh-aneh padaku?" meri merasa ilham tak melakukan itu karena statusnya yang sudah pernah menikah sebelumnya.
Walau bagaimanapun, ilham pria mapan, tampan dan belum memiliki pengalaman dengan wanita, sedangkan meri hanyalah wanita dengan gelar dokter, berstatus janda dengan satu orang anak. Kenyataan itu membuatnya merasa kerdil di hadapan ilham.
"bukan tidak mau. Aku hanya menunggu waktu hingga kau sendiri yang memintanya" jawab ilham. "aku pria normal meri, melihat wanita cantik tidur di samping ku membutuhkan kendali diri yang kuat untuk tidak menyentuhmu. Aku tidak terburu-buru dan masih bisa menunggu lebih lama lagi untuk mendapatkan hal itu"
"terimakasih sudah menjagaku. Pergilah, aku akan menyiapkan bantal untuk kita bertiga"
Ilham melangkah perlahan mendekati junior yang sedang tertidur pulas. Dengan perlahan, tubuh anak laki-laki itu kini berada di tangan ilham. Ilham merasakan sesuatu yang berbeda, dia tersenyum menatap wajah junior 'seperti ini rasanya menjadi ayah. Sangat menyenangkan' batin ilham.
Tiga tubuh itu kini terbaring di ranjang yang sama, berbagi selimut dengan junior yang berada di tengah. Meri memandangi wajah ilham sebelum akhirnya ia tenggelam bermain dengan mimpinya. Ilham menatap wajah meri dan junior bergantian, sudut bibirnya kembali melengkung mengingat bayi yang sejak dulu di jaganya kini sudah besar dan tidur di sampingnya.
Posisi mereka seperti layaknya sebuah keluarga yang terdiri dari tiga orang. Sangat menyenangkan di pandang mata.
Ke esokan paginya, meri terbangun lebih dulu dan mendapati junior sudah bangun sementara ilham masih tertidur pulas. Junior menatap wajah pria di hadapannya itu dengan seksama kemudian menyentuhkan telunjuknya ke dahi ilham.
Anak kecil itu seakan ingin mengenali sosok di hadapannya itu sebuah kenyataan atau halusinasi.
"ada apa?" bisik meri di telinga junior yang terkejut kemudian berpaling menatap meri.
"ibu, laki-laki ini siapa?" tanya junior dengan berbisik pula karena takut membangunkannya.
"dia uncle yang selalu menjaga ibu dan juga junior dulu sewaktu junior masih di perut ibu" jawab meri.
"kenapa dia? Kenapa bukan ayah?"
Meri mencoba memutar otak untuk memberikan jawaban baik dan mudah di mengerti oleh anak seusia junior.
"emmm begini, saat ibu harus ke sekolah, ibu selalu menitipkan junior kepada miss bukan. Menurut junior itu kenapa"
"karena ibu sibuk"
"selain itu?"
Junior "..."
"karena ibu melakukan ini untuk junior. Ibu memastikan junior tidak menghadapi kesulitan kalau sudah besar. Dengan jadi dokter, ibu jadi bisa merawat junior. Bukankah itu artinya ibu menyayangimu? "
"Mmm, ibu yang terbaik" jawab junior mendengar bagaimana ibunya sangat menyayanginya.
Kedua ibu dan anak itu bangkit dan pindah ke kamar meri sebelum ilham terbangun dari tidurnya.
Meri mengurus junior terlebih dahulu seperti biasanya setelah mereka sudah rapi, meri mengajak junior turun menemaninya membuat sarapan bersama para koki dan bibi grace.
"bibi grace, hari ini tolong buatkan kami sesuatu untuk bisa di bawa ke taman bermain anak-anak. Aku akan membawa junior berkeliling hari ini" ujar meri saat melihat bibi grace di dapur.
"bu, aku masih lelah untuk berjalan-jalan. Bisakah kita bermain di rumah saja hari ini?" junior memegang ujung baju meri untuk menahannya pergi.
"baiklah kalau begitu. Kita akan sarapan dan beristirahat di rumah hari ini. Apa junior senang di sini?"
Wajah mungil anak itu memutar bola matanya mencoba mencari seseorang.
"tidak ada yang bisa menemaniku bermain. Uncle yang di sana itu hanya berdiri dan tidak mau pindah untuk bermain denganku" keluh junior menunjuk pria yang berdiri tegak di pintu utama.
"kalau begitu kau bermain dengan ibu saja"
Akhirnya bibi grace yang mengatur sarapan dan meri hanya menemani junior bermain, berlari ke sana kemari hingga waktu sarapan tiba dengan ilham yang sudah turun dengan pakaian santai rumahan.
Hari ini, ilham tidak berencana pergi kemanapun. Dia hanya akan menemani meri dan junior bermain. Setelah sarapan bersama, junior dan ilham bermain bersama layaknya seorang teman atau seorang ayah di hari liburnya.
Sekarang, mereka duduk di bangku taman belakang dengan cemilan sore memandangi junior yang asik bermain bola bersama para anak buah ilham. Ilham membebaskan mereka dari tugas berjaga sebagai gantinya mereka menemani junior bermain.
"apa yang terjadi?" tanya ilham saat mereka masih duduk bersantai menikmati teh sore.
"saat aku sadar dan hanya mengingat kejadian kepalaku di pukul anak buahmu, aku hanya ingat kejadian itu dan tak ingat kejadian setelahnya. Aku pikir tidak ada masalah selama andre bersamaku, tapi saat ibu mengatakan junior adalah putraku, aku merasa terlalu banyak bagian yang hilang. Walaupun dia lahir prematur di usia kandungan tujuh bulan, tapi tujuh bulan bukan waktu yang singkat, di tambah saat semua orang tak ingin memberi tahuku mengenai memoriku yang hilang, aku memutuskan untuk mengingatnya"
Dengan sabar ilham mendengarkan bagaimana perjuangan meri mengingat serpihan demi serpihan dan coba merangkainya. Mendengar andre yang selalu menjaga jarak dengan meri dan tidak pernah menyentuhnya setelah ia melewati masa nifas, sedikit membuat garis melengkung di bibir ilham.
"setelah setahun, aku hanya ingat mengenai andre yang meninggalkanku ke beijing dan saat dia kembali aku bertengkar hebat di rumah hingga menyebabkan keguguran pada satu bayiku. Beruntung junior bisa di selamatkan" meri merasa pedih saat mengatakan dia kehilangan anaknya dan sedikit tersenyum saat melihat junior di hadapannya.
"apa kau menanyakan mengapa kalian bertengkar?" pertanyaan yang sejak lama ingin ilham tanyakan kepada andre.
"Mmm, saat itu aku terlalu emosional dan menvonis dia jahat hanya berdasarkan pada potongan kecurigaanku. Dia melakukan ini sejak awal untuk balas dendam. Dia menggunakan ku untuk menyeretmu masuk dan membantu menyelesaikan dendamnya kepada ayahmu. Tapi akhirnya aku tahu, selama langkah yang dia ambil itu mengenai kehidupanku dia akan bersikap hati-hati. Dia tidak menolak saat aku ingin menikahinya itu juga karena dia ingin berdiri menjagaku lebih dekat. Tak di sangka, benihnya tumbuh di tubuhku pada malam terakhir kami melakukan itu sebelum ia berangkat ke beijing"
"kenapa kau tidak kembali bersamanya?" tanya ilham.
"aku tidak bisa. Surat cerai itu pada akhirnya aku melihat dan menandatanganinya. Sudah terlalu banyak hal buruk menimpa hubunganku karena dendamnya itu. Andre juga berniat pisah denganku sejak aku di temukan pada insiden penculikan dan sekarang aku tahu alasannya" meri tersenyum menatap ilham
"apa?"
"karena dia menyayangimu. Dia tahu kau sudah kembali, saat menemukanku tanpa cidera parah seperti saat bersama bang jack, dia mengambil kesimpulan sendiri bahwa kau masih menginginkanku. Dia percaya kau bisa menjagaku karena dia sendiri khawatir dengan hidupnya. Dia membuat surat cerai itu untuk melepasku ke tanganmu saat masalah keluarga kita selesai. Pria itu, entah bagaimana dia bisa berpikir aku akan bahagia denganmu padahal sejak awal aku mengatakan aku mencintainya" meri tersenyum mengingat betapa lucu kehidupan rumah tangganya.
"dia pria yang baik tapi misterius" ujar ilham seperti memikirkan sesuatu.
"dia bersikap misterius karena itu untuk menjagaku. Semakin sedikit yang ku tahu tentangnya itu akan semakin aman untukku. Aku berpikir kau menjagaku untuk dia, dan dia berpikir dia menjagaku dan melakukan semuanya untukmu. Aku seperti bola yang di giring, di jaga agar tak pindah ke tangan musuh kemudian mengopernya ke seorang teman. Dia membuka jalanku bersamamu dengan menyingkirkan sainganmu. Bang jack dan rian, mereka semua sainganmu dan bukan saingannya sejak awal"
"apa kau marah padanya?"
Meri membuang pandangannya ke arah junior. "tentu saja aku marah. Tapi melihat junior aman tanpa permusuhan ayahnya dengan orang berbahaya yang bisa mengancamnya membuatku merasa bersyukur. Dia menyelesaikan tugasnya melindungi junior dengan menuntaskan semua dendamnya hingga ke akar, dengan begitu tak akan ada duri dalam hidup putraku. Dia akan melewati hidupnya dengan damai tanpa gangguan"
Mereka asik bernostalgia dengan masa lalu di antara mereka yang masih samar dalam ingatan meri.
"bagaimana dengan andre. Apa dia baik-baik saja setelah berpisah denganmu?" ilham penasaran bagaimana adiknya itu akan mengatasi perasaannya.
"dia baik, bahkan sangat sangat baik" jawab meri.
"mungkinkah dia kembali ke sisi megan?"
"apa yang kau katakan? Mereka hanya berteman, andre menjaganya karena wanita itu bersikeras ingin melihat ayahmu runtuh. Andre akhirnya memutuskan membantunya karena mereka memiliki tujuan yang sama. Mereka tidak saling mencintai, megan hanya berpura-pura mencintai andre untuk memanas-manasiku. Di hari terakhir di beijing, dia baru tahu kalau andre sejak awal ingin melepasku ke tanganmu. Wanita itu sangat marah karena dia menginginkan aku bersama andre. Mereka benar-benar lucu... "
" tunggu, kejadian rian?"
" wanita itu sengaja menabraknya. Aku berdiri di jalan menghampiri rian dan rian juga berjalan menghampiriku. Dia menabrak rian dan menyenggolku juga walaupun tidak parah, efek syok membuatku mengalami kontraksi waktu itu"
"aku semakin tidak mengerti jalan pikiran mereka" ilham memijat pelipisnya memikirkan betapa rumit pemikiran andre dan megan.
"tidak rumit. Singkatnya, andre dan megan bekerja sama membalas dendam. Aku terlibat sebagai umpan menarikmu tapi mereka memastikan keamananku. Pada pertengahan rencana mereka, rian muncul sebagai saingan andre jadi dia membuat kesepakatan untuk bisa mengendalikan pergerakan pria itu. Pada akhirnya megan berharap aku dan andre bersama sedangkan andre berharap aku bersama denganmu. Megan marah dan mengacaukan rencananya, membebaskan rafa dan rian. Saat dia tahu rian ingin menemuiku, dia takut rian akan mengatakan semua rencana andre yang sejak awal karena dendam akhirnya memutuskan menghabisi pria malang itu agar rahasia mereka tetap aman. Tapi ku rasa dia memang agak berlebihan. Apa kau mengerti sekarang?"
" Mmm, aku tidak sedungu itu sampai tak mengerti penjelasan sederhanamu itu" sungut ilham merasa di remehkan. "jika dia tidak bersama megan dan tidak menyukai mu, apa dia menyukai orang lain?"
"dia dulu menyukaiku oke. Hanya saja dia merasa tidak cukup baik dan kau lebih pantas. Dia sudah bahagia dengan wanita pilihannya. Wanita itu sangat cocok untuknya"
"siapa?"
"kenapa kau mau tahu? Apa kau berencana merebutnya dari adikmu?" goda meri.
"tidak. Aku akan berterimakasih kepadanya karena bisa membuat aku terlepas dari bayang-bayang andre yang bisa saja kembali merebutmu" ilham tersenyum bahagia.
"apa kau akan membiarkan aku di rebut begitu saja?"
Ilham menggelengkan kepalanya.
"bukankah kau bilang kau tidak akan mengejarku dan membiarkan aku yang mengejarmu?" meri menyerang pria di hadapannya itu dengan kata-katanya sendiri.
"itu saat kau belum memilihku" kilah ilham
"kau pria tidak konsisten. Lagipula kapan aku mengatakan memilihmu?" ejek meri
"kalau begitu aku yang memilihmu. Meri, apa kau tidak mau menjadi istriku?"
"apa kau melamarku sekarang?"
"itu bukan lamaran, itu tawaran menarik untukmu" ilham masih berusaha menyangkal untuk mempertahankan sisi tenang dalam dirinya.
"hahaha. Tawaran? Lakukan dengan baik jika kau mau aku menerimanya"
"boleh ku katakan sesuatu?" ujar ilham
"kalau itu lamaran, sebaiknya lakukan dengan baik. Pertimbangkan suasananya"
"meri, aku bukan pria romantis yang akan melamarmu di taman dengan bunga atau makan malam indah serta cincin berlian. Aku pria biasa dengan pribadi apa adanya dan banyak kekurangan"
"aku tahu" potong meri.
"aku hanya ingin kau menerima kekurangan itu dengan menikah denganku. Menjadi ibu untuk keluarga kecil kita dan biarkan aku menjadi ayah dari junior"
"apa kau tahu siapa nama lengkap junior?"
"siapa?" tanya ilham, karena setahunya nama anak itu sejak dulu hanya junior.
"junior lutfizar ilham"
Maafkan author atas keterlambatan up nya. Harap maklum, author butuh refresh di hari weekend.
Happy weekend