ดาวน์โหลดแอป
66.66% Janji Hati (Long Distance Relationship). / Chapter 4: Episode 4

บท 4: Episode 4

Di pos satpam komplek panyawangan lagi.. 

"Duduk dulu ya sambil menunggu mbak Titah", kata Diman. 

"Iya pak..", seru Irfandi, Arfan, dan Arif. 

Di rumah pak Krisna 

Di ruang tv.. 

"Mah, yah, Titah ke pos satpam ya", kata Titah yang meminta izin pada pak Krisna dan bu Dewi. 

"Iya, emm Yo, Yo..", seru pak Krisna. 

"Inggih yah, enten menapa ?" 

(Iya yah, ada apa ?), tanya Tiyo. 

"Panjenengan kancani Titah dhateng pos satpam, pindhah menika tumbas punapa kek gitu kagem calon mantu ayah" 

(Kamu temani Titah ke pos satpam, sekalian ini belikan apa kek gitu untuk calon mantu ayah), jawab pak Krisna. 

"Calon mantu bapa, pamaksudanna saha bapa, kabogoh na Titah ?" 

(Calon mantu ayah, maksudnya siapa ayah, pacarnya Titah ?), tanya Renaldy. 

"Nya Titah atuh mangsa anjeun da.." 

(Ya Titah dong masa kamu sih..), jawab pak Krisna. 

"Emang na anjeun hayang kawin kanggo anu ka dua kalinya nal ?" 

(Memangnya kamu mau menikah untuk yang kedua kalinya nal ?), tanya bu Dewi yang memancing Renal. 

"Muhun atuh mah, saha da anu henteu hayang kawin kanggo anu ka dua kalinya" 

(Iya dong mah, siapa sih yang tidak mau menikah untuk yang kedua kalinya), jawab Renal. 

"Oh dadi ngono nggih mas, rasakan Iki, emm.." 

(Oh jadi gitu ya mas, rasakan ini, emm), kata Citra yang mencubit pinggang Renal. 

"Aw…www..", Renal berteriak kesakitan karena di cubit pinggangnya oleh Siska. 

"Huh.., pengeng telinga nih..", keluh semua yang menutup menutup telinga saat mendengar teriakkan dari Renal. 

"Loro mas ?" 

(Sakit mas ?), tanya Citra. 

"Loro dik Citra, haha.." 

(Sakit dik Citra, haha..), sela Titah meledek Renal yang sedang kesakitan karena di cubit oleh Renal. 

"Arep meneh mas ?" 

(Mau lagi mas ?), tanya Citra lagi. 

"Henteu sayang" 

(Tidak sayang), jawab Renal. 

"Awas wani macem-macem karo aku" 

(Awas berani macam-macam dengan aku), Citra mengancam Renal. 

"Iya sayang, enggak", kata Renal yang ketakutan dengan ancaman dari Citra. 

"Mangga dik Titah" 

(Yuk dik Titah), seru Tiyo. 

"Yuk, yah, mah, aku berangkat ya, assalamu'alaikum", kata Titah yang memberikan salam pada semua orang yang ada dalam ruang tv. 

"Wa'alaikumussalam", semua orang yang ada dalam ruang tv menjawab salam dari Titah. 

Di pos satpam komplek panyawangan lagi.. 

"Fandi yayang mu mana sih ?", tanya Arif. 

"Tau telepon gitu loh..", keluh Arfan. 

"Iya ini, eh gak jadi deh..", kata Irfandi. 

"Lah ngapa ?" 

(Lah kenapa ?), tanya Arif. 

"Lah iya ngapa, kok ra dadi telepon pacar kowe, Fandi ?" 

(Lah iya kenapa, kok gak jadi telepon pacarmu, Fandi ?), tanya Arfan. 

"Kuwe pacar inyong, fan, rif" 

(Itu pacarku fan, rif), jawab Irfandi. 

"Assalamu'alaikum", Titah dan Tiyo memberikan salam pada semua yang ada di pos satpam komplek panyawangan. 

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di pos satpam komplek panyawangan menjawab salam dari Titah dan Tiyo. 

"Yuk mas, langsung saja ke rumah", kata Titah. 

"Yuk..", seru Irfandi. 

"Pak terimakasih ya", kata Arif. 

"Iya den..", seru Diman. 

"Assalamu'alaikum", Irfandi, Titah, Tiyo, Arif, dan Arfan memberikan salam pada Diman. 

"Wa'alaikumussalam", Diman menjawab salam dari Irfandi, Titah, Tiyo, Arif, dan Arfan. 

Di rumah pak Krisna 

Di ruang tv lagi.. 

"Assalamu'alaikum", Irfandi, Titah, Tiyo, Arif, dan Arfan memberikan salam pada pak Krisna dan bu Dewi. 

"Wa'alaikumussalam", pak Krisna dan bu Dewi menjawab salam dari Irfandi, Titah, Tiyo, Arif, dan Arfan. 

"Ini dik Fira tolong di hidangkan untuk tamu", kata Tiyo memberikan cemilan pada Fira. 

"Iya mas Tiyo", seru Fira. 

"Cantik ya pacarmu Fandi", kata Arif. 

"Iya dong..", seru Irfandi. 

"Kenapa mas ?", tanya Titah. 

"Gak apa-apa sayang", jawab Irfandi. 

"Oh..", seru Titah. 

"Jo, joya..", seru bu Dewi. 

"Nggih ndara ibu" 

(Ya ndara ibu), jawab Paijo. 

"Tolong siapkan kamar untuk tamu, dan sekalian barang-barang nya taruh di kamar ya", pinta bu Dewi. 

"Inggih ndara ibu, laksanakan" 

(Iya ndara ibu, laksanakan), Paijo melaksanakan perintah dari bu Dewi. 

"Sing pacar e Titah endi ?" 

(Yang pacarnya Titah mana ?), tanya pak Krisna. 

"Kula, pak.." 

(Saya, pak..), jawab Irfandi. 

"Asma ne sinten mas ?" 

(Namanya siapa mas ?), tanya bu Dewi. 

"Asma ne kula, Irfandi, bu" 

(Nama saya, Irfandi, bu), jawab Irfandi lagi. 

"Oh, Irfandi..", seru bu Dewi dan pak Krisna. 

"Nggih.." 

(Ya..), sambung Irfandi. 

"Menawi mas-mas nya asma ne sinten ?" 

(Kalau mas-mas nya namanya siapa ?), tanya bu Dewi lagi. 

"Kula, Arif, bu" 

(Saya Arif, bu), jawab Arif. 

"Kula, Arfan, bu" 

(Saya Arfan, bu), jawab Arfan.

"Oh..", seru bu Dewi. 

"Nggih bu.. 

(Ya bu..), sambung Arfan dan Dewi. 

"Lapor ndara ibu", kata Paijo. 

"Nggih jo, enten menapa ?" 

(Ya jo, ada apa ?), tanya bu Dewi lagi. 

"Kamar tamu sampun jagi" 

(Kamar tamu sudah siap), jawab Paijo. 

"Nggih.." 

(Ya..), seru bu Dewi lagi. 

"Nah kamar tamu sampun jagi, kalian sampun saged ngaso teng kamar, teng kamar ugi sampun wonten kamar mandinya nggih, tah, nduk.." 

(Nah kamar tamu sudah siap, kalian sudah bisa istirahat di kamar, di kamar juga sudah ada kamar mandinya ya, tah, nak..), kata pak Krisna. 

"Nggih yah, punapa ?" 

(Ya yah, kenapa ?), tanya Titah. 

"Panjenengan ndherekne dhateng kamar tamu nggih" 

(Kamu antar ke kamar tamu ya), jawab pak Krisna. 

"Oh inggih yah.." 

(Oh iya yah..), seru Titah. 

"Mas yuk ke kamar kalian", kata Titah. 

"Iya..", seru Irfandi, Arfan, dan Arif. 

Di kamar tamu.. 

"Nah ini kamar tamunya", kata Titah yang mengantarkan Irfandi, Arfan, dan Arif ke kamar tamu. 

"Luas juga ya kamar tamunya", kata Arif. 

"Mas bisa taruh di sini, ini lemarinya, luas juga kok, ya sudah selamat beristirahat ya, oh ya kalau perlu apa-apa panggil saja Paijo ya", kata Titah lagi. 

"Paijo..", seru Arfan, Irfandi, dan Arif. 

"Iya, Paijo itu yang tadi di depan, yang berpakaian abdi dalem, rambutnya gondrong, kumisnya kotak di tengah, nah itu yang bernama Paijo", kata Titah lagi. 

"Inggih cah ayu, enten menapa panggil kula ?" 

(Iya anak cantik, ada apa panggil saya ?), tanya Paijo. 

"Mboten enten menapa-menapa kok lik jo" 

(Tidak ada apa-apa kok lik jo), jawab Titah. 

"Oh ngono, nggih sampun kula dhateng pawon nggih" 

(Oh gitu, ya sudah saya ke dapur ya), kata Paijo. 

"Nggih.." 

(Ya..), seru Titah. 

"Nah yang tadi itu namanya Paijo", kata Titah lagi. 

"Oh, kalau yang itu namanya siapa ?", tanya Arfan. 

"Yang mana ?", tanya Titah lagi. 

"Yang di belakang kamu, sayang..", jawab Irfandi. 

"Oh, namanya mas Betta", jawab Titah. 

"Permisi mbak Titah", kata Betta. 

"Io mas Betta ada apa ?"  

(Iya mas Betta ada apa ?), tanya Titah. 

"Ada yang mo beta tanyakan pada mbak Titah, boleh ?" 

(Ada yang ingin saya tanyakan pada mbak Titah, boleh ?), tanya Betta juga. 

"Boleh..", jawab Titah. 

"Lihat mas jo tidak ?", tanya mas Betta lagi. 

"Neng pawon mas Betta"  

(Di dapur mas Betta), jawab Titah dengan singkat. 

"Oh gitu, ya sudah kalau begitu terimakasih ya mbak Titah dan maaf mengganggu", kata Betta. 

"Ya mas Betta..", seru Titah.


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C4
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ