ดาวน์โหลดแอป
78.57% Jalan Cerita hidupku / Chapter 11: Hari Baru

บท 11: Hari Baru

Hai, aku Joe. Aku adalah seseorang yang pernah dibully waktu kecil. Cacian, pukulan, sudah biasa aku alami. Hingga akhirnya Ibuku tau dan memindahkanku kesekolah lain. Disana, aku bertemu seseorang yang sangat menyebalkan. Aku sangat tidak menyukai orang yang menggangguku, dan aku tidak ingin berteman dengan siapapun. Karena, menurutku teman itu tidak ada (Just a Bullshit). Aku bisa melakukan semua sendiri. Akan tetapi, saat aku dalam bahaya, aku tak berdaya. "seseorang tolong aku." Hingga dia menyelamatkanku. Iya benar, Dia Valen. Seseorang yang sangat berarti dihidupku. Kami selalu menghabiskan waktu bersama, meskipun itu hanya sejenak. Dia harus pergi jauh dari sini. Bukan hanya dari kota satu ke kota yang lain, ataupun pulau satu ke pulau yang lain. Akan tetapi negara yang sangat jauh.

Sedih rasanya, apabila harus berpisah. Banyak hal yang telah kami lakukan. Sampai akhirnya aku jatuh hati padanya. Dan yang tidak kuduga adalah, ternyata dia juga menyukaiku.

"kyaaaaaaa...." betapa bahagia hatiku saat mendengar kata cinta darinya. Namun hari ini, aku Joe. Aku berumur 17 tahun. Aku sudah masuk di universitas ternama dikota ini.

"....."

Ya, terlalu cepatkan? Itu karena aku mengikuti kelas akselerasi waktu aku masih di bangku SMA. Ini adalah hari pertamaku. Begitu banyak yang harus aku lakukan. Dari ospek oleh kakak-kakak senior. Tak lupa, pembullyan terkadang mereka lakukan. "huuuftt" itu sudah biasa bagiku. Akupun tidak terkejut. "Let it Flow", kata yang ada dipikirkanku saat ini.

Sebenarnya, banyak universitas yang lebih tinggi memberiku beasiswa. Tapi, aku tidak ingin kesana karena terlalu dekat dengan rumah. Aku ingin mandiri, belajar untuk bagaimana aku hidup jauh dari bunda. Hmmm... Sejak awal, aku tidak pernah menceritakan tentang ayahku. Itu karena, aku tidak pernah akur dengan ayah. Bicarapun seadanya. Kami jarang sekali bertemu, karena ayah bekerja diluar kota. Dan saat ayah dirumah, itu selalu membuatku frustasi. Ayah dan bunda selalu saja bertengkar. Masalahnya satu, yaitu orang ketiga. Cek cok, tangisan dan saling membentak, "haaaaaa...." capek rasanya bila harus mendengar terus menerus ocehan mereka. Itu alasanku juga untuk mencari universitas yang jauh dari rumah.

Aku tinggal di asrama kampus. Entah kebetulan atau apa, aku hanya tinggal sendiri didalam ruangan yang bisa dibilang cukup luas untuk berdua. Dengan begini, aku bisa leluasa dikamarku sendiri.

Hari pertama pelajaranpun dimulai. Seseorang mulai masuk kedalam kelas. Dahiku mengernyit keheranan. Wajah cool, perawakan tinggi dan kekar, kulit coklat yang membuatnya semakin seksi, dengan kumis tipisnya.

"itu..i...itu.... Kak Nandar????" bisikku. Aku begitu terkejut melihat dia disini. (haah... dia dosen disini. Kenapa harus bertemu disini sih) hatiku berdebat sendiri.

"Selamat pagi, perkenalkan saya Iskandar, kalian bisa memanggil saya Nandar. Saya adalah dosen kalian disini, jika kalian tidak suka dengan pelajaran saya, silahkan keluar."

suaranya yang berat dan sangat seksi itu terdengar memenuhi seluruh kelas. Seperti biasa, para anak bandel cowok-cowok yang memang tidak suka dengan pelajaran sejarah, langsung keluar begitu saja. Dan para cewek-cewek, yang tadinya tidak menyukai pelajaran ini langsung duduk cantik di kursi masing-masing.

" Kenapa aku tidak ikut pergi juga tadi, bila seluruh kelas hanya cewek aja (-_-)."

"Baiklah, karena sudah tak ada lagi yang keluar, saya mulai pelajarannya."

Bla.. Bla.. Bla.. Sampai di jam terakhir. Setelah dia selesai mengoceh, maaf bila aku bilang seperti ini. Ini karena aku juga tidak begitu suka dengan pelajaran sejarah, tapi mau bagaimana lagi, aku adalah siswa yang mendapat beasiswa dan harus bisa mempertahankan nilai agar beasiswaku tidak dicabut.

Kembali lagi, setelah dia selesai dengan pelajarannya, dan ketika aku mau keluar kelas, dia memanggilku.

"Hei, Kamu.. Kemari."

(waduh, kenapa aku dipanggil juga. Apa aku melakukan kesalahan? Apa karena aku tidak begitu memperhatikan pelajarannya tadi?) hatiku bertanya-tanya.

"Iya pak..."

"sudah berapa kali saya bilangkan jangan panggil saya pak!" suaranya meninggi.

"Hmm maaf pak salah saya apa ya?" tanyaku.

"Panggil aku Ka Nandar, oke Joe." Dia memegang wajahku yang menunduk tadi, dan menghadapkan ke wajahnya.

Dia langsung memelukku begitu erat. Aku terkejut, apakah dia benar-benar mengenalinku? Padahal sudah 5 tahun. Dan wajahku, menurutku itu berubah banyak.

" Kak, kau mengenaliku? "

"Bagaimana bisa aku melupakanmu Joe, wajahmu itu tetap imut seperti dulu tau." dia mencubit pipiku.

"Kenapa kau tidak langsung menyapaku tadi?" tambahnya.

Aku hanya diam saja dan tak mengatakan apapun lagi. Dia sedikit kesal dengan, kemana diriku yang dulu. Oh.... Ayolah, apakah kau tidak tau? Kau melihat sendiri, bagaimana aku kehilangan orang yang paling aku sayang. Dia yang memberiku kehidupan lagi, setelah aku terbendung oleh rasa takut.

"Joe, kenapa kau diam saja? Hmm sudahlah kau bersiaplah nanti malam, kita akan makan malam bersama. Karena ini, kita merayakan pertemuan kita setelah 5 tahun, oke." selalu saja, dia bersikap manis padaku. Senyumannya, entah mengapa, aku melihatnya berbeda ketika dia mengajar tadi. Dia terlihat cool, dosen killer dan cuek. Tapi bila denganku senyuman hangatnya, Itu membuatku nyaman. Eh, perasaan apa ini? No.. No.. No Joe, sadarlah kau laki-laki. Meskipun aku tau, aku belok, tapi itu kakakmu sendiri (walaupun kakak ketemu gede) dan terkadang, aku sepintas mengingat Valen.

Beberapa tahun lalu, ketika aku masih di kelas 6, aku selalu berhubungan baik dengannya. Sering telpon dan kita saling chat satu sama lain. Tak lupa, bila kita sangat rindu, terkadang aku memintanya video call. Tapi, yang menjadi masalah adalah BIAYA YANG TERLALU MAHAL. Hhhhhh.... Meski aku tau, Valen tidak akan kekurangan suatu apapun disana. Dan dia selalu membelikan ku pulsa untuk menelfon dirinya. Tapi, itu tidak bertahan lama. Dan suatu saat, waktu dimana tepat hari kelulusanku, aku mencoba menghubunginya berkali-kali. Tetap saja tidak bisa dihubungi. Dan sampai akhirnya aku menyerah. Kami hilang kontak saat itu juga.

Waktu malam tiba. Aku sudah menunggunya begitu lama, berdiri sendiri di depan gedung asrama ini. Sampai mobil yang bisa dibilang sangat keren, menghampirinya.

"....." aku bertanya-tanya sambil memiringkan kepalaku sedikit.

"Hai imut."

Begitu kaca dibuka, wajah tampannya, kumis tipis dan badan yang kekar itu muncul dihadapannya.

"ka... Kak Nandar!!" aku terkejut.

"Hei Cepat Masuklah."

"Hmmm baiklah.. Baik." aku sempat terpaku disana, karena melihat betapa tampan dan kerennya Kak Nandar saat ini.

Mobil ini sangat keren dan mewah. Aku baru tahu, bila kak Nandar setajir ini. Ingin kulontarkan banyak pertanyaan, tapi malah terlihat canggung. Suasana yang tidak mendukung.

"Kak, kita mau kemana?" tanya ku gugup.

"Kan sudah aku bilang, kita akan makan malam." entah mengapa, wajahnya terlihat serius malam ini.

Dalam hatiku bertanya, (haahh apakah harus serapi itu kah pakaiannya, apabila hanya makan malam?) pikiran itu sedikit mengganggu. Hingga kita sampai di restoran bintang 5. Eh bukan, restoran ini seperti bintang 100. Design yang elegan, dengan dominan warna emas membuatnya semakin berkilau. Oh tidak, aku hanya memakai pakaian biasa disini. Kaos putih polos dengan paduan celana jeans hitam panjang dan juga sepatu snikers putih bergariskan warna hitam disampingnya. Tak lupa aksesoris yang aku kenakan, Jam tangan, kacamata (itu buka sebagai aksesoris, tapi memang kebutuhan. Aku minus) dan tak lupa kalung indah yang pernah valen berikan padaku, sebagai kenangan terakhir. Kalung itu yang selalu Membuatku kuat, kuat menghadapi apapun saat diriku merasa sendiri atau sedang dalam masalah. Bagaimana kabarnya ya? Apakah dia mengingatku? Ya seperti itulah yang setiap saat aku pikirkan, ketika aku merindukannya.

Makan malam yang bisa dibilang cukup romantis itu, membuatku merasa malu dan canggung. Aku merasa tidak pantas masuk kesini dengan pakaian seperti ini. Aku melirik tajam ke arah matanya.

"Apakah harus, kita makan malam ditempat ini? Kakak lihat kan aku pakai baju apa? Ishhh..." kesalku.

"Hhhhh.. Kau tau, ekspresi ini yang selalu aku tunggu. Bikin gemas kakak aja." dia mencubit kedua pipi ku.

"Aw...sakit tau, inget aku ini bukan bocah lagi huuft." diriku yang semakin sebal.

Setelah makan malam yang bisa dibilang romantis, tapi tidak sama sekali bila dengan orang ini, kami melanjutkan jalan-jalan malam. Ini karena, hari ini malam minggu. Begitu banyak orang berlalu lalang dijalanan. Entah itu pasangan, teman, bahkan sampai pasangan tidak normal (gay), aku bisa menyaksikannya malam ini.

Entah mengapa, malam itu menjadi seru, karena obrolan kecil kami. Entah itu cerita dia ataupun Ceritaku. Tawaku, sudah lama sejak aku terakhir berpisah dengan Valen, tidak pernah satu kalipun terlihat. Tetapi dengan orang ini, mengapa? Aku merasa nyaman dan merasakan kehangatan yang dia berikan persis seperti yang dilakukan valen.

(tidak... Tidak... Tidak... Apa perasaan ini? Kenapa hatiku berdebar? Setelah sekian lama, apakah aku mempunyai perasaan kepadanya? Sadar... Sadarlah... Dia kakakmu, meskipun ketemu gede.)

Aku yang sedari tadi melamun dan menepuk-nepuk pipiku dengan keras. Hingga Kak Nandar,

"Hei, apa yang kau lakukan? Kau kenapa? Dari tadi melamun nggak jelas." tanya nya.

"hmm...umm.. Aku tidak apa-apa kak, hanya tiba-tiba teringat jam aja hehe, ini sudah lewat. Kita pulang saja ya." alasanku.

"iya baiklah, Ayo."

Kamipun bangkit dari tempat duduk dan segera pulang. Malam itu tiba-tiba hujan badai mengguyur sangat deras. Untung saja kami sudah tiba di asrama. Jalanan kala itu tidak terlihat, karena hujan yang sangat lebat berjatuhan. Disertai dengan angin yang kencang dan petir. Kamipun segera masuk ke kamar.

"kak beristirahatlah dulu, hujan badai diluar. Atau kakak bisa menginap disini saja." pikirku polos tanpa memikirkan hal lain.

"Hmm tapi bagaiman dengan teman sekamarmu?"

"ohh aku tinggal sendiri disini, sudah sejak seminggu yang lalu. Ya, dengan begini aku bisa leluasa dikamar ini sendiri h..h..h..h." tawa jahatku keluar.

" umm... aku mengantuk aku akan tidur disofa." kak Nandar segera menuju sofa dan berbaring.

"kak, kenapa kau tidur disitu. Ranjang ini cukup luas untuk berdua, kakak tidur denganku sini."pikirku polos.

" apakah kau tidak apa-apa? Hmm oke baiklah. "dia segera keatas ranjang dan tidur disebelahku.

"....." diriku terdiam dengan pertanyaan apakah aku tidak apa-apa?. (apa maksudnya?)

Kak Nandar hanya tidur dengan menggunakan boxer yg dipakainya tadi. Aku sudah mengambilkannya baju, tapi dia enggan memakainya dengan alasan karena terbiasa tidur seperti itu. Oke, disaat aku tidur, aku mulai menyadari. Kenapa dia begitu seksi saat tidur? Badannya yang kekar, tidurpun malah terlihat semakin tampan. Jantungku berdebar kencang saat itu. Saat dia menghadapkan wajahnya tepat dihadapanku, aku mengira dia tertidur. Aku cukup lama memandangnya, tiba-tiba Dia berkata

"sudah puas melihat wajahku?"

Aku tersontak kaget dan hampir jatuh dari ranjang. Tapi, kak Nandar dengan sigap langsung menangkapku. Tubuhku terasa hangat, saat dia berada di atasku. Kami berpandangan cukup lama, hingga dia tiba-tiba mengecup bibirku dengan lembut. Aku hanya terdiam tanpa melakukan perlawanan apapun. Aku tidak tahu mengapa?

Apa ini? Tubuhku terasa berat untuk bergerak. Aku tidak bisa melakukan apapun. Dia kembali mencium bibirku dengan sedikit lebih lama. Lidahnya bermain dan memaksa masuk kedalam mulutku. Tubuhku langsung mengikuti apa yang diperintahkan olehnya. Jantungku yang berdebar-debar, badanku terasa panas, gerah dan penuh dengan kenikmatan. Suara aneh keluar dari mulutku.

"Ahh.. Ahh"

Ketika Kak Nandar mencoba menggigit bibirku dengan perlahan.

.

.

.

Guys.. thank you yang udah support dan selalu memberi saran dan kritikan. Aku sangat menghargai semua komen dari kalian. Tapi thor mohon untuk selalu memberi saran bagaimana kisah selanjutnya nanti. Ditunggu y komen dari kalian.

Love you all😘

Tunggu up selanjutnya ya...

.

.

.

Nanggung ah.... Hihihihi


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C11
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ