Suaranya yang nyaring bergema di seluruh ruang tamu yang besar dan membuat hati semua orang yang berada di sana bergetar.
Zhao Youlin mengabaikan orang-orang yang tengah terkejut oleh kata-katanya. Dia terus berjalan ke atas menuju kamarnya bersama Joy.
"Bu…" Joy membuka mulutnya dengan sedikit rasa takut, dia dengan patuh membiarkan Zhao Youlin membawanya kembali ke kamar dan menempatkannya di tempat tidur kecil nya.
Zhao Youlin mengulurkan tangannya untuk membelai kepala Joy dengan lembut dan bertanya, "Yah, ada apa?"
"Bu, apakah Ibu akan menceraikan Ayah?" Joy bertanya penuh dengan rasa penasaran, matanya penuh akan kepolosan seorang anak kecil. Dan sesungguhnya dia sama sekali tidak mengerti arti kata perceraian.
Zhao Youlin berhenti sejenak, matanya menatap mata jernih Joy, dan seketika tumbuh rasa bersalah didalam hatinya, sambil tersenyum dia berkata, "Yah, Ayah dan Ibu akan bercerai, setelah perceraian, kami akan berpisah, jadi ibu tidak akan tinggal di sini lagi, dan akan segera pindah. Apakah Joy mau ikut dengan ibu?"
Joy sedikit terkejut, dan matanya berkaca-kaca. Lalu ia bertanya, "Apakah ibu akan pindah?"
"Apa Joy tidak mau pergi bersama Ibu, dan ingin tinggal bersama ayah?"
Joy panik dan menggelengkan kepalanya, "Tidak… aku ingin tinggal bersama ibu."
Dalam ingatan Joy, apa yang disebut Ayah hanyalah bayangan samar yang hampir tidak pernah dia ingat. Dia bahkan sudah tidak pernah melihatnya beberapa kali dalam setahun, bahkan jika dia melihatnya, itu hanya dari kejauhan. Dia bahkan tidak pernah memiliki kesempatan untuk bertemu dengan ayahnya. Dibandingkan dengan ibunya, jelas terlihat siapa yang lebih baik dan lebih buruk, hanya saja….
"Apakah Ibu akan selalu menyayangiku?" dia selalu berdoa agar Ibunya tidak akan mengabaikannya lagi seperti sebelumnya, meninggalkannya sendirian kemudian mengacaukan seluruh ruangan hingga berantakan….
Zhao Youlin membeku ketika dia melihat sorot mata Joy penuh dengan keraguan, hatinya terasa sakit, seolah-olah seperti ada yang menghantam hatinya.
Dengan kedua tangannya, dia memegang wajah kecil Joy, kemudian menarik napas dalam-dalam dan berjanji kepadanya, "Yah, Ibu akan selalu menyayangi Joy dan tidak akan pernah berubah."
Joy mengangguk pelan, dia mengulurkan tangannya ke leher Zhao Youlin lalu memeluknya, sambil berkata dengan suara teredam. "Kalau begitu aku ikut dengan Ibu, Apakah kepala pelayan juga ikut dengan kita?"
"Kepala pelayan tidak akan ikut dengan kita, tetapi jika Joy merindukan kepala pelayan, Ibu akan membawa Joy kembali kesini untuk bertemu kepala pelayan."
Joy terdiam beberapa saat, tidak lama setelah itu, dia mengangguk dan menjawab, "Baiklah."
Zhao Youlin tersenyum dan menepuk Joy untuk menenangkannya. Lalu satu-satunya yang tersisa hanya lah persetujuan pria itu. Pria itu harus setuju.
Seperti yang Zhao Youlin harapkan, Mu Tingfeng mengerutkan kening setelah dia mendengar permintaan Zhao Youlin dari kepala pelayan, dia hanya menjawab, "Itu saja?"
Setelah mendengar kata-katanya, kepala pelayan itu hampir pingsan hingga ingin memarahinya. Apa yang dia maksud?! Nyonya akan mengambil satu-satunya pewaris keluarga Mu. Bahkan jika dia tidak menyukai Tuan Muda Kecil, tetap saja seharusnya dia tidak menganggap enteng masalah ini!
Mu Tingfeng mengabaikan tuduhan dari sorot mata kepala pelayan itu. Mungkin di mata orang lain, anak itu adalah darah keluarga Mu dan pewaris masa depan keluarga Mu. Tapi baginya, anak itulah yang membuatnya terpaksa menikahi wanita itu, dan membuatnya tidak bisa menumbuhkan rasa cinta sebagai seorang ayah. Wanita itu berpikir bahwa dia akan terguncang dengan mengajukan persyaratan seperti itu, wanita itu sungguh salah perhitungan.
Mata Mu Tingfeng sedikit menyipit, kemudian dia mengalihkan pandangannya ke kepala pelayan yang ada di sampingnya, tampak canggung dan ragu-ragu, "Apakah kamu menyembunyikan sesuatu dariku?"