Paula tersenyum sekilas. Dia menatap wajah William dengan mata safirnya yang bersinar lembut. "William, kita memang membuat bayi ini bersama. Tapi, aku tak masalah bila kau tak menginginkan anak ini," jawab Paula, berusaha tegar. Dia senang mendengar permintaan maaf William. Namun, dia tak ingin William bertahan hanya karena bayi ini.
Bertahan dalam pernikahan yang tak diinginkan karena ada anak bukanlah alasan yang baik menurut Paula. Keterpaksaan. Mana mungkin akan membuat segala sesuatu bahagia. "Will, aku tak pernah ingin memakai bayi ini untuk mengikatmu. Kita bisa menganggap hal ini seperti … seperti … apa ya? Mungkin seperti donor sperma saja."