Apa kau percaya adanya reinkarnasi?
Membuktikan reinkarnasi itu ada atau tidak sangatlah sulit karena cara membuktikan hal tersebut harus mati terlebih dahulu. Mungkin beberapa orang mengklaim mereka di reinkarnasi tapi apa itu bisa benar-benar dipercaya? Kau tidak akan mempercayainya kecuali kau mengalaminya sendiri.
Tapi kau akan menemukan jawabanmu sendiri akan pertanyaan itu. Walaupun sebagian besar orang akan melupakan kehidupan sebelumnya tapi terkadang ada kasus unik yang menimpa segelintir orang, seperti diriku ini, aku mengingat dengan jelas kehidupan yang aku jalani sebelum aku berada di dunia ini.
Meski kehidupanku sebelumnya dipenuhi oleh memori-memori menyakitkan bukan berarti ingatan tersebut tidak berharga, bahkan aku bisa mengatakan kalau kehidupanku sebelumnya-lah yang membuatku bisa menjadi seperti ini. Lagipu-
"Ahh sial! Kenapa hanya kita berdua yang diberi tugas menangkap kriminal sialan itu? Bukannya ada orang lain selain kita? Lagipula kenapa dia itu kabur ke wilayah paling dingin di seluruh dunia?
Orang yang sedang mengeluh itu bernama Delta Gardias, dia itu temanku dan kami sudah berteman sejak kecil.
Kami diberi tugas menangkap seorang penjahat yang kabur dari penjara bernama Darius Flang dia dipenjara karena melakukan pembunuhan terhadap bangsawan.
"Mereka mengirim kita kan karena kita yang bertanggung jawab saat dia di penjara" Aku membalas perkataan Delta
"Dan itu ulahmu karena melamun, dia lolos kan karenamu!"
"Oi, jangan salahkan diriku! salahkan Zapnir yang kalah lomba pacuan kuda, karena dia, hampir semua uangku habis!, lagipula kau juga gagal menangkap dia, pedahal kau sempat bertarung dengannya!"
"It-ituu kan aku sedang lengah!"
"Kita kan sudah berkomitmen untuk tidak membicarakan hal itu, saat ini lebih baik mengatasi masalah yang didepan mata" aku berusaha menghentikan perdebatan tidak berguna ini.
Hawa dingin mulai menjalar masuk kedalam tubuh kami, meskipun sudah memakai mantel musim dingin, cuaca disini sangat ekstrim.
Salju mulai turun bersamaan Dengan terlihatnya sebuah pulau, menandakan kalau kami sudah berada di wilayah Icewind Dale.
"Bagaimana dengan cuacanya? Cukup ekstrim bukan?" Seorang pria paruh baya berbicara sambil menatap ke arah pulau sama sepertiku.
"Ini pertama kalinya aku merasakan dingin yang begitu menyakitkan"
"Hahaha, kau orang kedua yang mengatakan hal itu" pria paruh baya itu tertawa mendengar komentarku
"Heh, memang dia orang yang seperti apa?"
"Dia pria yang cukup pendiam dan misterius, tapi aku yakin dia seorang petarung jika dilihat dari senjata yang ia bawa"
"Senjata apa memangnya?"
"Scimitar, cukup langka bukan?"
Bingo
"Bisakah kau beritahu lebih jauh tentang orang itu?"
Perahu yang kami naiki berlayar dengan kencang menuju pulau tersebut.
--X--
Saat ini kami berada di wilayah Ten-towns lebih tepatnya berada di kota Lonelywood.
Lonelywood dulu terkenal sebagai wilayah paling kotor dalam berbagai arti, mulai dari pencuri yang tidak pernah jera sampai pembunuh berdarah dingin, dengan kota yang bagian belakangnya dikelilingi oleh pohon yang menjulang tinggi membuat tindakan-tindakan kejahatan mudah dilakukan.
Karena insiden Frostmaiden itulah yang membuat Lonelywood berubah dan penduduknya lebih memilih bekerja sama dan meninggalkan sejarah kelam yang pernah terjadi di kota itu.
Menurut Geld, orang yang mengantar kami menggunakan perahu tadi mengatakan kalau ada insiden pembunuhan baru-baru ini sekitar 1 bulan yang lalu.
Awalnya aku mengira kalau orang yang kami kejar itu yang menjadi tersangka pembunuhan tapi menurut Geld orang itu tidak berhubungan sama sekali karena insiden pembunuhan sudah dimulai 1 bulan yang lalu dan orang itu datang sekitar 1 Minggu yang lalu, jadi tidak mungkin orang itu pembunuhnya.
Saat kami sedang mengelilingi Lonelywood di bagian ujung jalan ini terdapat kumpulan orang-orang yang sedang masuk kedalam Tavern.
(arti tavern sendiri adalah kedai minuman, karena kalimat itu tidak keren jadi saya lebih memilih menggunakan kalimat tavern)
Kami berdua memutuskan untuk pergi kesana karena tavern adalah tempat dimana semua informasi berada
Saat kami masuk kedalam, orang-orang sibuk dengan percakapan mereka masing-masing. Kami memesan bir sambil mendengarkan percakapan mereka, berharap dapat informasi.
"Ini sudah korban keempat!"
"Bagaimana ini?"
"Apa kau yakin korban tiga hari yang lalu disebabkan oleh pembunuh yang sama?"
"Apa kau tidak lihat jasadnya? Terdapat belati es menancap di dada jasad tersebut sama seperti korban-korban lainnya"
Delta menyikutku kemudian berkata "ayo kita kalahkan pembunuh tersebut"
"Apa kau lupa tugas kita?" Seruku
Tiba-tiba salah satu orang mendekat ke arah kami dan duduk tepat di sebelahku
"Kalian pendatang baru?" Orang itu seorang Dwarf yang terlihat cukup tua dan membawa perisai yang cukup besar"
"Benar, kami baru datang beberapa jam yang lalu"
"Bagaimana pendapatmu tentang rumor tersebut?"
"Kita harus menangkap orang sialan itu!" Delta terlihat marah, mungkin karena rasa keadilan yang tinggi yang diturunkan oleh ayahnya alasan dia bersikap seperti itu
"Aku tidak ingin terlibat tapi jika pembunuh tersebut berada di depanku, aku akan menangkap sekuat tenaga, harga diri seorang ksatria"
"Mau berburu seorang pembunuh?" Dwarf tersebut tersenyum kecil ke arah kami.
--X--
Kami sudah mendapat beberapa informasi, dan saat ini kami berada di penginapan bersama dwarf tadi.
Dwarf tersebut bernama Hlin Trollbane, dia seorang pensiunan bounty hunter, senjata utamanya adalah battle-axe dan hand-axe.
(Bounty hunter = profesi yang memburu seorang buronan dan hal semacam itu)
Berkat pengalaman sebagai bounty hunter membuat Hlin memutuskan untuk mencari siapa pembunuh berdarah dingin itu. Dan Hlin mencurigai seseorang bernama Sephek Kaltro
Sephek Kaltro bekerja sebagai bodyguard di salah satu rombongan pedagang keliling yang menjual berbagai barang dari satu kota ke kota lainnya.
"Ayo kita hajar bajingan itu!" Ucap Delta Ditengah diskusi sambil memukul meja.
"Bagaimana jika kita salah orang?"
"Kau tahu alasan aku mencurigai dirinya?"
Kami berdua menggelengkan kepala kami
"Di tengah badai salju yang sangat dingin ini, dia tidak memakai mantel salju atau bahkan benda hangat lainnya. Aku sudah mengikuti dia selama 10 hari penuh"
"Mungkin dia sudah terbiasa" kataku
"Ditengah badai salju yang sangat dingin ini? Bahkan penduduk yang sudah merasakannya selama 2 tahun mereka tetap merasa kedinginan"
"Apa jangan-jangan!?"
"Betul, kemungkinan besar dia seoran-"
Blam!
"Yeti!!!" Delta mengatakannya dengan penuh percaya diri sambil menggubrak meja.
"Hei, apa temanmu ini selalu bodoh seperti ini?" Hlin mengusap dahinya
"Tidak, biasanya dia bodoh saat hari Rabu dan Sabtu" Karena hari itu dia selalu kencan bersama pacarnya.
"Hahaha, pantas saja, sekarang kan hari Sabtu" seru Hlin
"Hei, apa-apaan itu brengsek!"
"Hlin, yang kau maksud itu, dia seorang undead kan?" aku mengacuhkan Delta dan langsung menatap Hlin dengan tenang.
"Tepat" dia menunjuk ke arahku kemudian dia melanjutkan kata-katanya "aku akan memberikan bayaran yang sepadan jika kalian mau membantu menangkap penjahat itu, bagaimana? Tertarik?"
"Bayaran yang sepadan yah? Kalau begitu aku ikut" tidak buruk, uang ini bisa menjadi modal untuk mendapat uang yang lebih banyak dari pacuan kuda.
"Aku juga, ini akan sangat menyenangkan"
"Kalau begitu kita sepakat" Hlin mengulurkan tangannya memasang pose untuk berjabat tangan.
"Ayo kita beri pelajaran pada dia" aku menjabat tangannya dan tersenyum kecil kearahnya.