Logan begitu bahagia melihat pamannya datang membawa putrinya yang paling kecil, kira-kira umurnya tidak jauh diatasnya Andi. Sehingga mereka berdua dapat dengan mudah berbaur bermain bersama dan saling berbagi es krim.
"Kalau aku mengajak Andi untuk bermain di villa apa boleh?" tanya sang paman pada keponakannya yaitu Logan.
"Silakan saja kalau anaknya mau," ujar Logan kemudian menghampiri anak-anak yang sedang bermain di pasir pantai.
"Sepertinya mereka sedang melepas rindu, rasanya sudah lama mereka tidak bermain bersama. Tania, selalu saja menanyakan kapan berkunjung ke Jakarta, tapi akunya belum ada waktu eh taunya kita malah ketemu di sini saat kita sama-sama liburan." Sang paman ikut menghampiri dua bocah menggemaskan tersebut.
"Andi? Tania?" panggil Logan sembari duduk di samping adik kesayangannya.
"Papa, lihat kak Tania aku kubur haha kakinya tak bisa bergerak," girang Andi.
"Wah sepertinya kalian happy sekali di sini. Oya katanya kamu mau diajak ke villanya paman, mau ikut tidak?" tawar Logan membuat Andi berpikir.
"Emm kalau aku ke sana, terus papa dan oma, gimana?" tanya Andi.
"Oma, juga akan ikut bersama kita ke villa, kalau kamu juga ikut ke sana," sahut sang paman.
"Andi, ayo kita bermain di villaku. Aku punya banyak mainan baru di sana, nanti kita akan memainkan semuanya," ajak Tania.
"Papa, ikut juga?" tanya Andi sambil menatap papa tercinta.
"Kamu dan oma duluan ke villa saja, besok papa akan menyusul ke sana. Hari ini papa mau menghabiskan waktu di sini, tidak papa kan? Lagian, Papa juga belum membeli oleh-oleh untuk dibawa ke Jakarta, nanti sekalian papa beli makanan kesukaan kamu juga di sini," ujar Logan membuat Andi mengangguk mengerti.
"Tapi janji ya, kalau sudah selesai membeli oleh-oleh, besok langsung susul aku ke villa punya paman. Jangan datang terlalu malam, nanti akunya tidur," pinta Andi membuat Logan hormat grak.
"Secepatnya papa akan menyusul kamu kalau yang sudah puas di sini hehe, yuk sekarang kita ke kamar untuk bersiap-siap." Logan menggendong adik kesayangannya supaya tidak lelah berjalan menuju ke kamar hotel.
"Andi, kenapa malah minta gendong? Sini jalan di samping aku?" pinta Tania.
"Hehe papa aku mau turun saja," ucap Andi membuat Logan terkekeh, kemudian menurunkannya.
"Jangan besok langsung menyusul ke villa, masih ingat alamatnya, kan?" tanya sang paman sembari merangkul keponakannya yang sudah mulai beranjak dewasa.
"Tenang saja aku masih ingat semuanya, aku masih ingin berada di sini makanya aku menyusul besok saja," ujar Logan yang diangguki oleh sang paman.
"Kamu liburan ke sini kenapa tidak ajak pacar sekalian? Lumayan kalian bisa menghabiskan waktu berdua di sini," saran sang paman membuat Logan tertawa.
"Pacar dari mana? Aku saja tidak punya," ujar Logan membuat sang paman menatap tak percaya.
"Bisa-bisanya keponakan paman yang paling ganteng ini tidak punya pacar, padahal sudah 23 tahun? Cari pacar sana, Paman yakin banyak sekali wanita-wanita yang mengantri untuk menjadi pacar kamu," suruh sang paman.
"Ah sampai saat ini aku belum kepikiran mau pacaran sama, siapa? Aku ikutin kayak air mengalir aja hehe." Logan memang belum pernah mengenalkan sekalipun wanita, pada salah satu anggota keluarganya. Bukan karena tidak laku atau tidak mau dekat-dekat dengan wanita, hanya saja memang susah untuk menyukai wanita lain setelah terakhir kali ia menyukai seorang wanita bernama Rachel, yang belakangan ini selalu saja takdir mempertemukan mereka kembali.
Sang oma memasukkan barang-barangnya beserta milik Andi, kemudian dibawa oleh paman untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil.
"Kalian hati-hati di jalan, jangan lupa kalau sudah sampai di sana langsung kabari aku," ujar Logan mengantarkan keluarganya sampai di parkiran mobil.
"Iya pasti kamu juga jaga diri di sini. Mimpi Andi lagi sama Tania di villa, kamu cari pacar sana. Masa dari sekian banyak turis di Lombok, tidak ada satupun yang bikin kamu kecantol?" suruh sang mama yang sudah ingin sekali melihat cucunya menggandeng seorang wanita.
"Aihh kenapa itu terus yang dibahas? Sudah kukatakan aku belum ingin," protes Logan membuat sang oma terkekeh.
"Ya sudah kalau begitu kami jalan dulu," pamit sang oma sembari memeluk cucu sulungnya.
"Papa, aku jalan-jalan dulu ke villa, bye-bye," pamit Andi sembari melambaikan tangannya.
"Iya sayang, kamu jangan nakal di sana dan harus menuruti apa kata oma," nasihat Logan sembari mencium pipi kanan adik kesayangannya.
"Om, aku pulang dulu," pamit Tania yang juga melambaikan tangannya.
"Bye-bye sayang, hati-hati yak." Logan begitu bahagia melihat keluarganya sangat antusias dalam liburan kali ini.
Logan kembali berjalan menuju ke kamarnya, dalam perjalanan ia melihat seorang wanita yang tidak asing untuknya terlihat seperti berjalan sempoyongan.
"Rachel? Itu dia bukan, sih?" gumam Logan kemudian berjalan lebih mendekat ke arah wanita tersebut.
BRUUGGHH!!!!
"Nah loh dia pingsan?" Logan yang paling langsung memeriksa keadaannya Rachel.
"Astaga, kayaknya dia mampu deh? Habis berapa botol sampai bisa pingsan kayak gini?" heran Logan kemudian melihat di sekelilingnya yang terlihat sepi.
Logan yang merasa kasihan lantaran Rachel harus berbaring di lantai yang dingin, akhirnya memutuskan untuk menggendong wanita tersebut ke kamarnya. Karena ia tidak tahu di mana kamarnya Rachel di hotel ini, menurutnya tidak masalah kalau dibawa ke kamarnya untuk sementara.
"Ternyata wanita sekurus ini berat juga?" keluh Logan yang pertama kali menggendong seorang wanita.
Logan memasukkan password kamar hotelnya, kemudian memasukinya dan mengunci pintunya kembali. Pelan-pelan ia membaringkan Rachel di atas ranjangnya, takutnya nanti terbangun kalau tidak hati-hati.
"Ya ampun, lihatlah pakaiannya yang sangat terbuka ini? Astaga, bahaya banget kalo lagi mabuk terus pakaiannya kayak gini?" heran Logan sembari menggelengkan kepalanya.
Karena tidak mau Rachel sampai kedinginan, ia menutup tubuh si wanita yang sedang mabuk tersebut menggunakan selimut. Logan beralih menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya, tiba-tiba badannya jadi gerah setelah membopong Rachel.
"Uhhggh kenapa kepalaku pusing sekali? Aihh sialan, sepertinya aku terlalu banyak minum," keluh Rachel begitu sudah sadar, kemudian ia menyesuaikan pandangannya dengan barang-barang yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Eh aku di mana ini?" heran Rachel yang merasa asing dengan ruangan yang saat ini di tempatinya.
"Sepertinya ini bukan di kamarku? Lantas siapa yang membawaku ke sini?" Rachel benar-benar bingung dengan apa yang terjadi setelah dirinya mabuk.
Seketika lamunannya tersadar mendengar ada suara gemericik air dari dalam kamar mandi, ia menyibakkan selimutnya kemudian berjalan mendekat ke arah suara. Rachel sangat yakin, seseorang yang ada di dalam kamar mandi adalah orang yang membawanya ke kamar ini.
CEKLEKKK!!
Rachel seketika dibuat diam terpaku, melihat seorang laki-laki tampan keluar dari kamar mandi. Entah dirinya mimpi atau tidak tapi yang jelas, kalaupun benar mimpi bertemu dengan laki-laki tampan, Rachel tidak mau cepat-cepat bangun begitu saja.
JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE
DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH