ดาวน์โหลดแอป
0.51% HEAVENLY / Chapter 2: WEIRD

บท 2: WEIRD

Yuju mengeringkan rambutnya yang basah, ia menutup pintu kamar mandi dan berjalan ke arah cermin yang terletak di sudut kamar miliknya.

Yuju menatap pantulan dirinya pada cermin yang terlihat segar setelah mandi dan menyisir rambutnya. Jam pun sudah menunjukkan pukul setengah satu malam.

Kemudian Yuju berjalan kearah ranjang mendudukkan dirinya pada pinggir ranjang putih itu, entah kenapa sesuatu terasa mengganjal pada hatinya.

Pikirkan yang entah melayang kemana, jujur saja Yuju terus memikirkan pria yang di temuinya tadi. Bukankah aneh? kenapa pria itu bisa terluka di gang itu tanpa ada seseorang yang mendengar atau membantunya.

Yah... meskipun memang benar keadaan jalan sangat sepi, tapi setidaknya pasti ada satu atau dua orang yang lewat bukan di jalan itu?

Yuju menggelengkan kepalanya "Agghh... berhentilah memikirkan pria itu." kata Yuju sambil memukul kepalanya pelan "Setidaknya aku sudah menolongnya." sambung Yuju.

Ia kemudian menidurkan badan nya dan meregangkan otot-otot yang sedikit terasa pegal, lalu menarik selimut yang berada di bawah kaki nya dan segera menutup matanya yang mulai terasa berat.

.

.

.

"Good morning, hari ini saya akan memberitakan sebuah organisasi pemerintahan yang di kenal dengan nama "J.F.F" salah satu anggota J.F.F yaitu Mr.Lawson telah menghilang semenjak dua hari yang lalu. Hal itu di ketahui oleh anggota organisasi yang bersaksi bahwa mereka tidak pernah melihat tuan Lawson...."

Yuju mendengarkan berita itu sambil memakan sarapan pagi yang ia buat dengan segelas jus jeruk yang menjadi pelengkapnya.

Lihatlah! bukankah kalian fikir kota yang ia tempati sangat lah hancur? semakin hari pembunuhan terjadi di mana-mana dan merajalela, bahkan sekarang ia mendengar berita orang penting yang juga ikut hilang.

Yuju segera menghabiskan sarapan dan meminum habis jus miliknya, lalu melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya.

Ah... jika kalian bertanya di mana ibunya atau mungkin apakah ia tinggal sendirian?jawabannya adalah benar ia tinggal sendirian di sebuah rumah berukuran sedang yang tidak terlalu jauh dari tempat ia bekerja mungkin membutuhkan waktu sekitar tiga puluh lima menit untuk menuju tempat kerja, dan soal ibunya ia memang tidak tinggal bersama ibunya. Sang ibu terpaksa tinggal terpisah dengan Yuju di karenakan sang ibu yang menjadi pembantu rumah tangga atau kalian dapat menyebutnya "Maid".

Dan jadilah sang ibu yang harus tinggal di rumah tuan nya, tapi tidak jarang ibunya akan pulang ke rumah...mungkin sebulan tiga kali.

Yuju mengunci pintu rumahnya dan memakai sepatu putihnya, ia berjalan melewati beberapa tetangganya yang sedang membersihkan rumah milik mereka. Anak-anak pun mulai berangkat sekolah.

Tidak jarang para tetangga nya menyapa Yuju, jangan khawatir ia sangat beruntung memiliki tetangga yang sangat baik padanya, yah... meskipun tidak semuanya.

Yuju kini telah berada di atas bus yang akan membawanya ketempat kerja, di kedua telinganya tergantung sepasang headset putih yang memutarkan lagu-lagu kesukaannya. Beruntung penumpang hari ini tidaklah padat seperti biasanya.

Bus itu melewati bangunan-bangunan pencakar langit, dan salah satu perusahaan terbesar di kotanya "THE FLAWS" perusahaan yang bergerak dalam bidang game.

Perusahaan yang menjadi impiannya untuk dapat bekerja disana.

DING

lampu hijau di ujung sana telah menyala menandakan ia telah mencapai tujuan. Yuju segera beranjak dan turun dari bus itu. Dan mengeluarkan kartu bus nya.

Beberapa tokoh telah mulai membuka toko milik mereka masing-masing, di sekitar sini sangat banyak berbagai macam jenis tokoh bahkan cafe pun ada, yang setiap harinya cukup banyak di kunjungi oleh anak-anak muda, orang kantoran, dan bahkan orang tua sekalipun.

"Eoh! Bella kau sudah datang?" kejut Yuju. Bukan tanpa alasan biasanya hanya ia yang datang paling cepat.

"Yes! i'm here, hanya kebetulan saja aku datang pagi-pagi seperti ini hehehe, jangan langsung menganggap ku rajin." ucap Bella sambil cengengesan.

Yuju terkekeh "Aku sudah tau, kau tidak perlu mengingat kan ku tentang itu." ia segera mengeluarkan kunci dan membuka pintu minimarket. Keduanya masuk dan berjalan kearah loker berada. Dan memakai seragam sejenis rompi yang harus mereka pakai.

Yuju dan Bella duduk di kursi samping loker mereka, Yuju melirik Bella yang mengeluarkan sekotak susu putih berukuran sedang. Susu adalah minuman sehari-hari bagi Bella entahlah wanita itu tidak meresa bosan sama sekali dengan minuman berwarna putih itu.

"Again? as expect miss milk." olok Yuju.

" I don't care..." balas Bella sambil menjulurkan lidahnya.

lima belas menit lagi minimarket mereka akan di buka, dan begitu pun Bella yang sudah akan menghabiskan susu nya tanpa tersisa.

Kini Yuju sedang merapikan barang-barang yang terlihat berantakan di setiap rak minimarket. Dan Bella yang berada di kasir menghitung jumlah uang yang berada di dalam mesin kasir.

"Bella, apa si tua itu tidak datang? sungguh dia selalu datang seenaknya!" omel Yuju.

"Dia tidak datang hari ini, katanya dia sedang ada urusan."

Yuju yang tadinya berjongkok sontak berdiri "KAU SERIUS!?"

"Hey tidak perlu berteriak, kau senang si tua itu tidak datang?

"Hahahaha...tentu saja si Simon yang suka memerintah itu tidak datang! tidak ada lagi hari yang lebih bagus daripada hari ini!" gembira Yuju.

Bella terkekeh di meja kasir melihat tingkah Yuju temannya.

...

Di lain tempat...

"MASUK!" teriak pria itu.

pintu di depannya terbuka perlahan-lahan menampakkan seorang wanita dengan rok putih selutut dan sebuah map berwarna coklat yang ia bawa.

"Mr.Jae, ini laporan yang anda minta kepada saya." ucap wanita itu sambil meletakkan map coklat itu perlahan.

Pria itu kemudian mengambil map itu dan membukanya, kemudian ia mendongak "Kau boleh keluar." perintahnya.

wanita itu memberikan salamnya dan mundur perlahan lalu segera berjalan keluar dari ruangan itu.

pria itu membaca lembaran membosankan itu sambil memutar pelan kursi kehormatannya. "JAE" nama pria itu.

Pria dengan mata sebiru langit, hidung mancung, rambut blonde, rahang tegas, dan tentu saja wajah rupawan yang ia miliki yang menunjukkan perpaduan antara darah barat dan asia di dalam dirinya. Sepertinya Dewa menciptakan dia saat tersenyum hingga memiliki wajah bak Dewa Romawi.

Nama yang ia miliki terpampang jelas di sebuah meja hitam yang berada di depannya "JAE SIM" sang CEO perusahaan yang begitu terkenal di kota ini "THE FLAWS".

Ia memiliki segalanya. Harta, kehormatan, dan jabatan. Ia memiliki semua yang di inginkan oleh orang-orang di dunia ini, bahkan wanita pun akan dengan rela memberikan dirinya untuk Jae.

Tapi satu yang ia tidak milik, "Hati" ia tidak memiliki hati...Jae sangatlah dingin ia memiliki sifat yang tidak perduli, bahkan latar belakang keluarganya pun sangat misterius tidak ada satupun pegawai yang mengetahui seperti apa keluarga CEO mereka. Aneh bukan?

Pria berdarah blasteran korea itu melempar kertas yang sudah ia baca tepat di mejanya, ia kemudian menyandarkan kepalanya dan menaikkan kedua kakinya di atas meja kemudian mendongak menatap langit-langit ruangan miliknya.

Entah apa yang sedang ia pikirkan, namun yang jelas sorot matanya terlihat berbeda, dan tak lama terukir senyuman tipis pada wajah tampan miliknya.

...

Pukul dua siang.

Sudah beberapa pelanggan yang mereka layani namun belum sebanyak seperti biasanya mungkin karena waktu belum terlalu sore.

"Bella, aku ingin cerita." Bella menoleh kearah Yuju.

"Apa? apakah sesuatu yang penting?" Yuju mengangguk sebagai jawaban.

Yuju menelan ludah.

"Kau tau semalam aku menolong seorang pria." ucap Yuju.

"Menolong? siapa yang kau tolong?"

"Yes.. i help him, aku tidak tau siapa pria itu."

PLAK

"Yak! apa kau gila!? kenapa kau menolong seseorang yang tidak kau kenal" omel Bella.

Yuju mengusap dahinya yang di pukul oleh Bella "Hey!! kau pikir aku bisa membiarkan begitu saja seseorang yang terluka di tengah malam seperti itu?"

"Terluka?" ulang Bella.

"Pria itu terluka cukup parah di bagian perut, sepertinya ia mendapatkan luka tusukan."

Bella mengerutkan keningnya "Tusukan? bukankah itu aneh, kenapa ia bisa mendapatkan luka tusukan... tidak mungkin kan ia menusuk dirinya sendiri."

"Aku tidak tau yang jelas aku hanya berniat menolongnya saja." ucap Yuju sambil mengangkat bahu.

"Lain kali kau harus lebih hati-hati, okey? bisa saja kan dia orang jahat." Yuju mengangguk sebagai jawaban.

Kling..

Bella dan Yuju yang tadinya duduk di bawah mesin kasir langsung berdiri menyambut kedatangan pembeli.

"Selamat datang!" ucap keduanya dengan kompak.

Pria itu melihat kedua wanita itu. Kemudian ia berdiri mematung di hadapan Bella dan Yuju dengan tatapan mata yang tajam. Pria itu menggunakan masker hitam, topi abu-abu, dan sebuah jaket berbahan jeans yang ia kenakan.

Yuju dan Bella saling melihat satu sama lain, jari Bella mencolek paha Yuju sebagai tanda memintanya untuk berbicara.

Keduanya bertanya-tanya kenapa pria itu diam saja? dan juga pria tinggi itu membuat mereka merasa tidak nyaman dan takut.

"Hmm...a-apa tuan mencari sesuatu?" tanya Yuju dengan gugup.

Bayangkan saja siapa yang tidak merasa takut dan gugup jika ada seorang pria yg tidak kau kenal berdiri di hadapan mu menatap mu dengan sangat intens tanpa mengatakan apapun.

"KAU...."

Singkat, padat, dan jelas. Satu kata yang keluar dari pria itu.

Yuju mematung, begitu pun dengan Bella yang terkejut dengan perkataan pria di hadapannya yang terdengar menakutkan.

Siapa pria ini kenapa ia datang mencari dirinya? apakah ia telah melakukan sesuatu kesalahan?

Tangan pria itu merogoh kantong jaket yang ia kenakan dan mengeluarkan sesuatu yang terlihat seperti kain. Kemudian ia meletakkan nya di meja kasir itu.

Yuju dan Bella menunduk melihat selembar kain yang di letakkan pria itu. Dengan gemetar tangan Yuju meraih kain itu.

"I-ini...s-sapu tangan milik ku." ucap Yuju dengan tergagap.

Sapu tangan yang sama ia gunakan waktu menolong pria yang terluka semalam itu, sapu tangan putih yang bahkan masih berhiaskan darah. Yuju langsung mendongak dengan cepat.

"I-ini...."

HILANG.

Pria tadi telah hilang dari hadapan keduanya entah kemana, mereka berdua mematung dengan mata yang membulat. Kemana pria tadi itu pergi?

Seketika lutut Yuju lemas dan refleks menahan tubuhnya dengan tangan kanannya.

"Yuju kau baik-baik saja." tanya Bella dengan khawatir.

"B-bella ini sapu tangan yang ku gunakan untuk pria yang tadi ku ceritakan pada mu. Pria yang terluka itu."


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C2
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ