Terdengar suara hemodinamik yang masih terdengar dari ruangan itu. Angka yang terlihat di sana menunjukkan angka sembilan puluh lima.
Suara alat pendeteksi detak jantung itu, seakan-akan menemani seorang wanita yang menidurkan kepalanya pada ranjang rumah sakit itu.
Sudah semalaman ia seperti itu, tertidur dalam posisi yang sangat tidak nyaman. Ia dengan setia menemani kekasihnya yang terbaring di ranjang rumah sakit itu.
Sebenernya terdapat ranjang di kamar inap VIP itu untuk penjenguk. Tapi ia memilih untuk tertidur di samping kekasihnya, karena ia yang tidak ingin jauh dari kekasihnya.
Perlahan ia membuka kedua matanya. Ia menormalkan penglihatannya yang sedikit kabur.
Dan hal pertama yang di lihat oleh nya adalah wajah kekasihnya yang terbaring dengan alat bantu pernapasan yang menghalangi wajah tampan itu.
Ia menatap kekasihnya dengan sendu. "Jae..." ucap Yuju.