"Aku sudah tak bisa menahannya lagi, Sayang." Dengan gerakan sangat lembut, James mulai menjelajahi tubuh istrinya. Sudah cukup lama ia harus menahan diri. Kali ini ... lelaki itu tak mampu menunggu lebih lama lagi.
Felicia sudah tak bisa berpikir dengan jernih. Setiap sentuhan dari suaminya telah melumpuhkan segala akal sehat. Bahkan perempuan itu justru menginginkan yang lebih dari itu. Hanya pasrah yang bisa dilakukan oleh adik perempuan dari Alvaro. Sudah saatnya ia harus menyerahkan seluruh jiwa dan juga raganya pada sang suami.
Namun tiba-tiba ... James menghentikan gerakannya. Memandang istrinya dengan wajah sangat memelas. Dia sedang berperang untuk melawan dirinya sendiri. Antara yakin dan juga tak yakin, lelaki itu tak seberani itu tanpa persetujuan istrinya.
"Mengapa berhenti, Mas?" tanya Felicia dengan wajahnya yang begitu polos. Sebagai seorang perempuan biasa, ia juga menginginkan sesuatu yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.