ดาวน์โหลดแอป
14.22% Golden Chapter / Chapter 35: He Xi Huan Get Weird

บท 35: He Xi Huan Get Weird

Han Yiyue memberi nama 'Fluke' bukan dengan sebuah alasan, itu hanya ditemukan secara acak setelah dia melihat sebuah series dari negara yang disebut Fluke beberapa saat tadi. Lagi pula tidak banyak harapan yang digantungkan pada bocah itu.

 

Namun, ia tidak menyangka jika tindakan tersebut cukup untuk menggerakkan hati pihak lain. Manik matanya agak berkaca-kaca setelah berulang kali menggumamkan nama yang sama.

 

"Fluke … Fluke … Fluke …."

 

Bukankah cukup menyenangkan memiliki nama sendiri? Fluke bahkan sampai menangis dan tidak berani mengangkat kepala karena takut ketahuan oleh Han Yiyue.

 

"Omong-omong, berapa umurmu, Fluke?"

 

Han Yiyue siap dengan pakaiannya dan menoleh ke arah Fluke yang masih duduk di sofa tanpa perpindahan, tetapi sekarang sedang menangis. Agak terkejut melihatnya seperti itu. Han Yiyue bukan jenis orang yang pandai menghibur seseorang yang bersedih apalagi sampai menangis. Jadi, dia membeku dalam beberapa saat menyaksikan Fluke yang menunduk dengan bahu gemetar dan suara isak tangis terdengar rendah.

 

Membawa diri mendekati pihak lain dan mempersiapkan beragam hiburan, tetapi tidak ada satu pun yang dipikir layak diucapkan. Pada akhirnya, ia hanya menanyakan apa yang dipikir menjadi penyebab tangis.

 

"Kamu tidak suka namanya? Jika benar aku akan mencari nama lain. Jangan menangis lagi, ah."

 

Sangat jarang bagi Han Yiyue untuk begitu sabar menghadapi seseorang yang menangis tanpa alasan kuat, tetapi ia benar-benar berusaha keras menguunakan nada lembut.

 

Fluke berhasil tenang setelah beberapa saat. Mengusap air mata menggunakan tissu yang diberikan oleh pemilik kamar. Ketika ia melihat ke arah sosok itu, yang duduk di samping dalam jarak cukup dekat, mata abu-abu lembut terlihat sedikit menyimpan rasa bersalah. Bulu matanya yang panjang sesekali bergetar menggerakkan tahi lalat di bawah mata. Terlihat sangat cantik, tetapi juga memiliki pesona remaja laki-laki yang tampan.

 

"Aku suka nama itu. Terima kasih.  Hanya saja mendapatkan nama baru yang cukup bagus membuatku agak melankolis. Maaf membuatmu khawatir, Tuan."

 

Helaan napas lega diembuskan Han Yiyue, ia menepuk pundak pihak lain. Menyunggingkan senyum lebar hingga mengenai mata. "Baguslah. Tapi jangan panggil aku tuan. Panggil daja Yiyue atau Moore jika kita berada di luar area kelompok. Mengerti?"

 

Fluke ingin menolak. Agak tidak pantas untuk memanggil seseorang yang telah menyelamatkannya dengan sebutan sederhana begitu. Namun, tatapan Han Yiyue tajam dan terlihat mengatakan 'jangan tolak aku'. Pada akhirnya, Fluke dengan perasaan tertekan menganggukkan kepala.

 

Mengangguk puas, Han Yiyue kembali menanyakan pertanyaan yang sebelumnya tidak mendapat jawaban, "Berapa umurmu?"

 

Untuk tanggal pasti dan bulan ulang tahunnya, Fluke tidak ingat kapan itu terjadi. Sejak kedua orang tuanya meningaal tidak ada lagi yang akan menemaninya merayakan hari itu, tetapi ia selalu menghitung setiap tahun yang dilewati. Jadi tidak sulit untuk memberi jawaban.

 

"Seharusnya 21 tahun."

 

Han Yiyue terkejut bukan main. Berteriak tidak percaya di dalam hati. Lihat Fluke bahkan hanya sedadanya, wajah kecil seperti anak tahun pertama sekolah menengah, mata yang besar persis anak-anak. Di mana letak 21 tahun itu?

 

"Kamu tahu, aku bahkan lebih muda 4 tahun darimu. Sangat mengejutkan."

 

Pembicaraan tidak terjadi terlalu lama, mereka pergi untuk makan malam bersama yang lain. Dua anggota baru bergabung dalam makan malam tersebut. Fluke dan Oliver memiliki satu tugas wajib yang sama yaitu melindungi dan selalu mengikuti Han Yiyue. Mereka akan dilatih dalam jangka waktu tertentu hingga hari di mana Han Yiyue harus pergi menjalani tugas utamanya mengikuti He Xi Huan.

 

Sudah diputuskan bahwa mereka bertiga dituntut lebih akrab dan berinteraksi senormal mungkin.

 

Setelah makan malam berakhir He Xi Huan pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun. Han Yiyue merasa agak aneh, tetapi tidak terlalu banyak berpikir karena menyakini kata-kata Jamie bahwa laki-laki itu sedang dalam suasana hati yang buruk. Tanpa menunggu orang-orang pergi dari meja makan, Han Yiyue segera menyusul menuju kamar He Xi Huan.

 

Masuk tanpa mengetuk, ia mengejutkan pemilik kamar yang sedang duduk diam di sofa dengan sebatang rokok menyala.

 

Tatapan He Xi Huan tajam dan meyimpan ketidaksenangan akan sikap sembrono tersebut. "Apa yang kamu lakukan? Keluar!"

 

He Xi Huan berbicara dengan suara keras. Cukup mengejutkan bagi Han Yiyue yang tidak tahu apa-apa.

 

Melihat bahwa apa yang dikatakan Jamie merupakan kebenaran, Han Yiyue tidak langsung menurut. Sebaliknya, berpikir untuk menghibur laki-laki itu. Melangkah semakin dekat dan berhenti di sisi pegangan sofa.

 

"Tidakkah menurutmu sangat membosankan merokok sendirian? Biarkan aku menemani."

 

"Aku tidak membutuhkannya. Pergilah!" Sekali lagi He Xi Huan menolah dengan keras, ia bahkan mengeraskan rahang.

 

Namun, Han Yiyue seolah tidak mengetahui sikap penolakan pihak lain. Dengan acuh tak acuh mencoba melewati He Xi Huan untuk duduk di sisi lain sofa, menemaminya.

 

Sebelum bisa melewati He Xi Huan, Han Yiyue merasa lingkaran hangat dan kuat melilit pinggangnya, menarik tubuhnya hingga jatuh di pangkuan laki-laki yang lebih besar. Telapak tangan besar dengan ujung jari dingin bergerak menyusuri leher dan terus ke atas sampai mencengkeram rahangnya, memaksa untuk mempertemukan tatapan mata mereka.

 

Han Yiyue diam-diam memperhatikan wajah di depannya dengan cermat. Alis tajam yang sama, bulu mata tebal meski tidak panjang, dan manik mata biru gelap yang dalam. Bedanya, mata itu terlihat seperti samudera yang merefleksikan malam tanpa kerlip bintang dilangit.

 

Inilah satu-satunya perbedaan yang dirasakan Han Yiyue, tetapi tidak tahu penyebabnya. Setiap kali berusaha mengeluarkan suara untuk bertanya, cengkeraman di rahang semakin keras dan menyakitkan. Han Yiyue menampilkan wajah melas, mata kemerahan, bibir terbuka, dan menunjukkan kepasrahan.

 

Alih-alih merasa iba, He Xi Huan menarik wajah Han Yiyue agar lebih dekat dengannya sebelum melayangkan kata dengan uara tertahan. "Mengapa kamu selalu bertindak sesukamu? Siapa kamu, ah? Hanya seekor pengikut!"

 

Manik mata Han Yiyue melebar mendengar kalimat jahat itu. Bagaimanapun, hatinya merasa tidak enak. Benar-benar melukai harga diri. Berusaha melepaskan diri dengan beragam cara, mencoba menendang, memukul dada He Xi Huan, dan melepaskan cengkeraman di rahang. Itu bukanlah sesuatu yang sederhana. Pihak memiliki lebih banyak keunggulan. Tubuh yang lebih besar, dominasi tanpa bisa diputus, dan kekuatan.

 

He Xi Huan melepaskannya dengan sikap baik. Masih memiliki sedikit kesadaran untuk berperilaku seperti manusia daripada iblis jahat. Belum lagi, ia tidak bisa melampiaskan amarah kepada Han Yiyue atas kesalahan orang lain.

 

Han Yiyue kesal dan marah. Ia beranjak dari pangkuan He Xi Huan dan berteriak pada laki-laki itu. "Kamu sangat aneh! Mengapa melampiaskan amarahmu padaku? Bajingan!"

 

Sebelum pergi, Han Yiyue tidak lupa meninggalkan peringatan untuk orang itu. Menendang tulang kering pihak lain hingga menimbulkan suara ngilu. Lalu menunjukkan jari tengah dan membanting pintu.

 


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C35
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ