ดาวน์โหลดแอป
85% Gadis Kaya Raya Calon Istri CEO / Chapter 34: Ternyata Masih Semangat

บท 34: Ternyata Masih Semangat

บรรณาธิการ: Wave Literature

"Jiu'an, cepat makan," sahut Mu Qing sambil menarik Xing Jiu'an mendekat. "Apa kamu bisa makan pangsit?"

"Ya…" Xing Jiu'an langsung duduk saat Mu Qing menariknya. Dia duduk di samping kakak seperguruannya itu.

Xing Jiu'an merasa tidak mungkin dirinya memperlakukan Mu Qing dengan berhati-hati selamanya. Pria itu adalah anggota keluarganya yang paling dekat. Rasa asing yang tidak bisa dijelaskan dan mendadak seperti ini membuat Mu Qing sangat sedih. Dia sebenarnya tidak ingin terus menerus mengasingkannya, namun dia takut suatu saat Mu Qing tidak menyukainya lagi. Sebenarnya, selama waktu beberapa hari ini sudah cukup baginya untuk menenangkan diri.

Xing Jiu'an mengambil sendok dan sumpit, lalu berkata dengan lembut, "Kak Mu Qing, nanti Su Yize akan datang ke sini…"

"Su Yize?" Mu Qing terkejut karena sebelumnya tidak pernah mendengar nama ini. Namun, di dalam hatinya, dia merasa senang karena Xing Jiu'an mendadak bicara dengannya.

"Su Yize adalah adik seperguruan kita. Anak kecil itu berusia sekitar 15 atau 16 tahun. Dia akan tiba sekitar dua jam dan kita harus ke bandara menjemputnya," tutur Xing Jiu'an. Dia merasa dirinya sudah dewasa dan tanpa sadar menyebut Su Yize sebagai anak kecil. Namun, dia sendiri lupa bahwa usianya baru 19 tahun.

Mu Qing mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Usiamu juga baru 19 tahun. Entah berapa usiamu saat aku mendengarmu berkata begitu."

"Nanti kita akan pergi bersama. Aku juga tidak tahu kapan bisa bertemu dengannya lagi," lanjut Mu Qing.

"Ya," jawab Xing Jiu'an sambil menekuk kedua alisnya dan menatap Mu Qing. Saat itu, sorot mata Mu Qing melunak.

Ou Qi baru saja selesai menyimpan makanan, dia pun menghampiri mereka. Dia tidak bisa menahan tawa ketika melihat mereka berdua. Sebenarnya, dia pernah menduga bahwa Mu Qing akan membesarkan dan menganggap Xing Jiu'an sebagai pasangannya. Namun, dia perlahan-lahan menyadari bahwa Mu Qing membesarkan Xing Jiu'an sebagai seorang anak.

Padahal, Mu Qing masih sangat muda dan wajahnya sangat tampan. Banyak wanita yang menyukai pria dengan tipe seperti ini. Namun, jika Mu Qing duduk bersandingan dengan Xing Jiu'an, dia tampak seperti seorang ayah dengan putrinya dan sama sekali tidak memiliki perasaan istimewa. Ou Qi sebenarnya ingin menjodohkan mereka, tapi dia tidak bisa melihat di sisi mana keduanya merasa cocok.

Jika usia Mu Qing tidak terlalu jauh dengan Xing Jiu'an, maka mungkin mereka akan sangat cocok. Mereka berdua seperti kakak beradik. Namun, di dunia ini tak ada kakak laki-laki yang memperlakukan adik perempuannya seperti ini. Mu Qing mengurus Xing Jiu'an dengan cermat, seperti seorang ayah.

"Oh, ya, Xing Jiu'an… Universitas A ingin bertanya padamu, kapan kamu akan ke sana?" kata Lu Mingxi sambil mengupas telur.

Xing Jiu'an berpikir cukup lama, lalu menjawab, "Aku tidak ingin ke sana."

"Kalau tidak ingin ke sana, tidak usah pergi ke sana," sahut Mu Qing sambil memberikan sebutir telur untuk Xing Jiu'an. Nada suaranya terdengar dingin dan pelan. "Kami juga tidak peduli tentang hal ini."

Xing Jiu'an mengambil sendok dan memakan pangsitnya. Di kehidupan terakhirnya, dia diejek karena latar belakang pendidikannya. Huo Chulan adalah seorang sarjana kecantikan, sedangkan Xing Jiu'an tidak bersekolah lagi sejak SMP.

Xing Jiu'an terdiam, lalu berkata, "Tidak, aku ingin mendaftar… Aku ingin sertifikat."

Mu Qing menatap Xing Jiu'an dengan curiga.

"Aku ingin jurusan arkeologi," imbuh Xing Jiu'an.

"Boleh, kalau begitu aku akan bicara dengan profesor," ucap Lu Mingxi sambil membuat isyarat 'oke' dengan tangannya. Setelah berbicara, dia melanjutkan makannya. 

Xing Jiu'an merasa dirinya kekanakan. Padahal, dia tidak ingin berhubungan dengan Keluarga Huo lagi, tapi ada beberapa hal yang tidak bisa diabaikannya. Rupanya hal-hal ini masih impulsif.

Namun, Xing Jiu'an sudah mengatakan semuanya dan dia tidak akan mengubah keputusannya lagi. Xing Jiu'an juga tertarik pada arkeologi. Kebetulan Mu Qing juga seorang arkeolog dan pernah membawanya secara pribadi. Dia pun telah tenggelam dalam arkeologi sejak masih kecil dan mengerti banyak hal tentang itu.

Sebenarnya, masih banyak hal yang telah dipelajari Xing Jiu'an sebelumnya. Pada dasarnya, dia sangat pintar. Dia tidak hanya cepat belajar, tapi juga bisa menarik kesimpulan dari pendapat orang lain. Dia juga punya bakat dan aura. Sang guru juga mengatakan bahwa Xing Jiu'an punya keunggulan yang membuat orang lain iri.


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C34
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพของการแปล
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ