ดาวน์โหลดแอป
17.5% Gadis Kaya Raya Calon Istri CEO / Chapter 7: Apa Hubungan Darah dan Keluarga Juga Penting?

บท 7: Apa Hubungan Darah dan Keluarga Juga Penting?

บรรณาธิการ: Wave Literature

Xing Jiu'an sangat menyukai stroberi. Dia selalu membelinya dari waktu ke waktu. Stroberi yang dijual di toko ini termasuk besar dan masih segar, kelihatannya juga enak. Ketika memilih stroberi, dia tiba-tiba teringat kejadian di kehidupan sebelumnya, ketika dia tinggal di kediaman Keluarga Huo. 

Saat itu, identitasnya sangatlah memalukan. Ada tiga nona di Keluarga Huo. Saat dia tiba di sana, dia dipanggil dengan sebutan nona juga. Hanya saja, mereka semua tidak begitu menyukainya. Pernah ada satu kali, entah bagaimana dia terpikirkan hal ini, dia ingin menjadi menyenangkan untuk semua orang. Dia pun pergi ke dapur dan mencuci beberapa buah.

Kakak Kedua Keluarga Huo masuk dan bertanya dengan nada dingin, "Siapa yang menyuruhmu datang ke sini?"

"Aku ingin mencuci buah agar kita bisa memakannya bersama-sama." Saat itu, Xing Jiu'an terlihat tegang. Dia baru saja tiba di kediaman Keluarga Huo, jadi dia ingin dekat dengan anggota keluarga yang lain.

"Kamu tidak perlu mencuci buahnya, tidak ada yang memakannya." Setelah Kakak Kedua Huo itu selesai bicara, dia berjalan keluar. 

Xing Jiu'an melihat buah yang hendak dicucinya. Dia kemudian meletakkan buah-buah itu di atas meja. Setelah itu, dia meninggalkan Keluarga Huo. Dia sangat sibuk, meskipun dia kembali ke Keluarga Huo, dia tetap harus keluar dan menyelesaikan urusannya sendiri. Kejadian saat itu benar-benar memalukan dan sangat mengganggu. Saat teringat, Xing Jiu'an merasa hal itu sangat ironis.

Jelas-jelas bahwa Xing Jiu'an memiliki banyak talenta sejak dirinya masih kecil hingga dewasa, tetapi dia sama sekali tidak pernah disanjung oleh siapa pun di keluarga itu. Xing Jiu'an, yang disukai oleh para saudara seperguruannya juga dianggap sebagai gadis terhormat. Namun identitasnya sebagai Nona Huo sama sekali tak membawa manfaat. Di Keluarga Huo, dia dianggap sama seperti orang gila. Beberapa kerabat dekatnya mengabaikannya atau bahkan mengatakan hal-hal yang buruk padanya. 

Secara diam-diam, dia dijebak di mana-mana, sehingga membuatnya semakin dibenci. Bahkan, di saat-saat terakhir, pria gila yang dilihatnya di kursi pengemudi adalah seorang mak comblang yang mencari wanita untuk pria kaya gadungan. Selama dua tahun lamanya, Xing Jiu'an telah dibuat menderita oleh Keluarga Huo. Benar-benar gila. Orang yang semacam itu sama sekali tidak seperti dirinya, Xing Jiu'an.

"Perasaanmu sedang buruk, Jiu'an?" Kak Lin berdiri di samping Xing Jiu'an dan bertanya dengan lembut. Xing Jiu'an hanya menganggukkan kepala.

"Apa kamu mau mengatakannya kepadaku? Siapa tahu aku bisa membantumu."

Xing Jiu'an menyukai Kak Lin. Mendengarnya berkata begitu, dia mulai membuka suara dan mengajukan pertanyaan, "Kak Lin, menurutmu, apa hubungan darah dan keluarga itu penting?"

"Apa seseorang akan menyukai anak yang mereka besarkan sejak anak itu kecil?" tanya Xing Jiu'an.

Kak Lin kemudian memandang anaknya, seorang gadis kecil. Anak itu mengenakan rok berwarna merah muda dan terlihat sangat lucu. Dia pun menjawab dengan suara lembut, "Tak ada jawaban mutlak…"

"Tapi menurutku, ikatan darah dan hubungan keluarga sama pentingnya dengan anak-anak yang dibesarkan sejak kecil," sambung Kak Lin.

"Begitukah?" Xing Jiu'an terdiam sejenak. Dia mengambil beberapa stroberi dan memandang buah semangka. Xing Jiu'an tak begitu pandai memilih. Dia bisa melihat dengan jelas stroberi yang terlihat segar dan tidak busuk, sedangkan semangka bergantung pada keberuntungan.

Saat Kakak Lin menyadari bahwa Xing Jiu'an tak bicara lagi, dia juga tidak bertanya. Xing Jiu'an lalu membayar barang belanjaannya dan membawa stroberi serta semangka itu pulang. Kompleks rumah susun yang ditempatinya tak begitu jauh dari Nanxun, jadi sekarang dia akan segera tiba di sana. Xing Jiu'an mencuci beberapa buah stroberi, lalu dia duduk di atas sofa sambil makan dan bermain dengan ponselnya. 

Ingatan Xing Jiu'an sangat bagus. Namun bagaimanapun juga, dua tahun sudah berlalu dan dia tidak mungkin ingat semuanya. Tampaknya sesuatu telah terjadi selama waktu ini. Dia pun melihat catatan pada ponselnya. Dia sudah terbiasa menuliskan hal-hal penting. Dua hari kemudian, dia akan mengikuti sebuah pertandingan. Pertandingan itu diadakan oleh klub balap yang diikutinya sebelumnya. Di kehidupan sebelumnya, saat itu dia baru sampai di rumah Keluarga Huo, jadi dia tidak mengikuti pertandingan tersebut.

Xing Jiu'an menarik napas dalam-dalam. Suasana hatinya sangat buruk saat ini. Untung saja dia punya tempat untuk mencurahkan semua yang ada di kepalanya. Dia kemudian menelepon dan menyuruh seseorang menyiapkan mobil untuknya. Karena sudah lama tidak mengemudi, dia merasa perlu berlatih lebih dulu.

"Bos, mau hari ini?" Orang yang ada di ujung telepon terkejut dan bertanya lagi, "Bukannya pertandingannya dua hari lagi?"

"Kamu siapkan saja…"

"Tentu saja! Anda adalah bos, saya akan mematuhi perintah Anda."

Mendengar orang yang ada di ujung telepon melontarkan lelucon, Xing Jiu'an tak bisa menahan tawa. Dia pun berkata, "Aku akan menemuimu malam ini."

"Boleh, aku menganggur di sini."

Setelah memutuskan sambungan telepon, Xing Jiu'an duduk sebentar dan pergi ke Nanxun.


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C7
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพของการแปล
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ