ดาวน์โหลดแอป
100% Football Pride: The shining star / Chapter 26: Kebenaran

บท 26: Kebenaran

Tak lama kemudian Thea memutuskan untuk membuka obrolan terlebih dahulu karena ingin mengetes Theo akan sesuatu saat mereka masih kecil dulu.

"Theo apa kau tidak apa-apa saat mengetahui aku kakakmu?"

"nanti saja bicaranya fokus saja"

"tenang saja aku sudah biasa"

"terakhir kau mengatakan itu kau hampir membunuh kita berdua"

"kau masih trauma?"

"kurang lebih"

Rupanya Theo masih ingat dengan kejadian saat mereka masih kecil. yang dimana saat itu mereka berdua bermain ATV di hutan tak terlalu jauh dari rumah mereka dan yang menyetir adalah Thea dan Theo ada dibelakangnya, Thea sangat yakin dia sudah bisa mengendarainya tapi keyakinan itu tak bertahan lama ATV mengenai sebuah batu akibat Thea yang tak dapat mengendalikannya ATV itu terbalik beruntung mereka berdua sempat melompat sebelum terbalik.

Tak lama kemudian mereka sampai di rumah Theo masih bingung akan memanggilnya apa karena dia masih sulit memanggilnya kakak, walau hari sudah malam Theo memilih untuk menyendiri melihat bulan sama seperti yang biasa ia lakukan di Jepang memikirkan apa panggilan untuk kakaknya tanpa sadar Thea memperhatikan Theo dari dalam Thea tahu betul apa yang adiknya pikirkan walau begitu tak ada yang bisa ia lakukan itu juga salahnya terlalu terobsesi dengan balas dendam ia hanya bisa ke kamarnya dan tidur duluan, keesokan paginya ia melihat Theo sudah bersiap-siap untuk kembali ke Jepang walau tujuannya untuk memantau Theo sudah selesai ia tetap memilih ikut dengan Theo.

Saat Theo pergi ke kamar Thea ia melihat Thea yang sedang bersiap-siap untuk pergi jauh dengan penasaran ia bertanya.

"apa yang kau lakukan?"

"berkemas untuk ke jepang"

"kenapa kau ikut?"

"aku tak akan meninggalkanmu lagi"

Theo tak ada pilihan lain selain menerimanya, Tiba-tiba saja ia teringat akan perkataan terakhir Daniel yaitu jaga adiknya itu membuatnya bingung karena jika adiknya berada di Jerman hidupnya akan terjamin tetapi kenapa Daniel meminta teman-temannya untuk menjaga adiknya ia berpikir jika adik Daniel tinggal di luar Jerman juga tapi pertanyaannya dimana sampai Daniel meminta bantuan temannya karena Theo tahu betul Daniel tidak akan meminta bantuan jika tidak terlalu butuh berpikir tentang Daniel ia teringat dengan ucapan Thea saat meminta Laura untuk tidak menyakiti Theo tak berapa lama Thea memeluk Theo dari belakang dengan kaget ia langsung melompat kedepan, melihat itu Thea tertawa.

"kaget ya?"

"pikir saja, lagipula kenapa kau tiba-tiba saja memelukku?"

"tak apa, tak lama lagi kita harus berangkat ke bandara bukan?"

"memang tapi tak perlu sampai begitu"

"biarlah aku ini kan kakakmu"

Mendengar itu Theo merasa sedikit canggung walau yang diucapkan Thea ada benarnya ia sebenarnya masih penasaran kemana perginya Thea saat ia masih kecil

"kakak? canggung sekali jika aku memanggilmu itu"

"kita kenal di Jepang tidak terlalu lama sepertinya tidak begitu aneh"

"benar juga"

Tak lama kemudian Thea menyetir mobil ayahnya dan berangkat ke bandara bersama Theo, sebelum berangkat ke Jepang mereka bertemu dengan Oliver untuk menitipkan mobilnya sebenarnya Theo bertanya kepada Oliver tentang adik Daniel tapi jawaban yang ia dapatkan hanya adik Daniel tinggal di Jepang seperti Theo tanpa mendapatkan namanya Theo berpikir ia harus mencari tahunya sendiri.

Di dalam pesawat Thea melihat Theo dengan tatapan ragu-ragu akan sesuatu yang sepertinya ia akan menjelaskan sesuatu yang sudah ia simpan dari lama.

"Theo, apa kau mau tau aku dimana saat itu?"

"sebenarnya iya tapi jika kau tidak mau memberitahu juga tak apa"

Thea mengambil nafas panjang sebelum bercerita

"jadi saat itu aku mendapat tawaran sebagai pewaris tertua dari keluarga kita dan saat itu hanya aku satu-satunya yang bisa mengarahkan perusahaan ayah kita untuk bekerja dengan pemerintah untuk membalas dendam orang tua kita"

"apa kau mau tau? sebelum meninggal ayah sempat berpesan agar aku menjagamu, sekarang aku tahu kenapa, kau mudah terobsesi"

"..."

Thea langsung terdiam mendengar itu

"siapa saja yang tahu?"

"orang-orang yang kita percaya"

Mengetahui perjalanan masih panjang Theo memutuskan untuk tidur terlebih dahulu untuk menghemat energi jika nanti dia harus menemui orang-orang baru, seketika Thea langsung merasa bersalah dengan semua yang ia lakukan ia langsung menyadari dia terlalu terobsesi dengan balas dendam, Thea yakin tujuan pertama Theo adalah stadion FC Tokyo untuk menemui Ito walau begitu ia sendiri kurang yakin karena di hari berikutnya akan ada konser penting untuk Theo, Thea memeluk Theo sebelum Tertidur juga.

Thea memimpikan pandangan Theo saat tragedi lantai berdarah dan melihat apa yang dilihat Theo, melihat kekacauan orang-orang yang berlari, orang-orang yang ditembaki dan melihat ayah dan ibunya meninggal di depan matanya akan tetapi di mimpinya ia juga melihat Theo menggila dan membunuh para teroris seketika ia langsung terbangun.

Mereka pun sampai di Jepang tak lama kemudian, benar saja Theo ingin pergi ke stadion FC Tokyo tapi karena sudah lapar Thea ingin menundanya dan mencari restoran terlebih dahulu. Tak lama setelah mereka berdua keluar dari restoran Theo ingin langsung pergi ke stadion FC Tokyo, dan sesampainya disana bukannya mencari Ito akan tetapi ia langsung menghilang dari pandangan Thea. Dengan panik Thea langsung mengitari stadion FC Tokyo sampai-sampai ia tak menyadari ketika hari sudah mulai gelap dan Theo sudah tak bisa ia temukan.


next chapter
Load failed, please RETRY

จบบริบูรณ์ เขียนรีวิว

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C26
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ