Setelah beberapa lama, akhirnya Angele sampai di depan rumahnya sebelum jam 6 pagi. Namun, sebelum turun dari kudanya, ia berubah pikiran, sehingga ia meminta si unicorn untuk membawanya ke menara barter.
Tempat itu masih gelap dan sangat sunyi.
Kristal-kristal bercahaya di ujung menara menerangi tempat itu, namun tidak terlihat ada satu orang pun di sana.
Angin dingin meniup dedaunan dan rerumputan kering ke udara.
Menunggang unicorn membuatnya merasa nyaman. Ia hanya bisa mendengar suara tapak kudanya.
Ia meminta unicorn itu berhenti di depan menara barter. Ia pun segera melompat turun.
"Kerja bagus." Angele mengambil dua butir magic stone dan melemparkannya ke mulut unicorn tersebut.
Krak!
Unicorn tersebut mengunyah kedua magic stone dan segera menelannya.
"Aku pamit dulu," jawab si unicorn.
"Baiklah." Angele mengangguk, lalu menarik kerahnya dan mengenakan tudung jubahnya.