ดาวน์โหลดแอป
8.57% Dropping In A Dream / Chapter 3: Terus Bertemu Dengannya

บท 3: Terus Bertemu Dengannya

Saat Eira masuk ke rumah orang tuanya sedang makan malam.

"Tumben kamu sudah pulang Ra," kata Ibu Eira.

"Ya, aku sangat lelah sekali," jawab Eira.

"Makan malam dulu kalau mau tidur Nak," kata Ayah Eira.

"Aku sudah makan Bu, Yah, aku akan istirahat dulu, aku naik duluan ya Bu, Yah, selamat malam!" jawab Eira.

"Ada apa dengan anakmu itu Yah," kata Ibu.

"Mungkin memang dia sedang elah saja, sudah jangan ganggu dia, katanya tadi habis jumpa Fans jadi mungkin memang melelahkan," jawab Ayah Eira.

"Ya sudah makanlah, nanti aku akan buatkan susu untuknya," kata Ibu Eira.

Eira pun ke kamar dan mandi setelah mandi dia pun merebahkan badannya yang terasa sangat lelah. Seluruh badanya terasa sangat kaku dan pegal. Karena kelelahan dia langsung tidur setelah minum susu yang di buatkan oleh Ibu Eira. Tak di pungkiri malam ini pun Eira bermimpi tentangnya lagi.

(Di dalam mimpi Eira)

Di sebuah café dengan pemandangan yang sangat indah yang tidak akan pernah ada di dunia nyata Eira duduk sambil meminum secangkir kopi untuk menemaninya menulis novel.

"Di sini memang tempat ternyaman untuk melanjutkan tulisanku," gumam Eira pada angin yang lalu lalang di hadapannya.

Di luar café terlihat cahaya putih bersinar terang membuat mata Eira silau, setelah sinar itu menghilang Eira melihat Lord yang muncul dari cahaya itu. Banyak orang yang melihat dan menyaksikan Lord keluar dari cahaya putih itu.

"Wah apa kah dia seorang malaikat?" pertanyaan itu terdengar di sepanjang dia berjalan menuju ke café di mana Eira berada.

"Kenapa dia muncul kembali? Bukankah semua ini hanya sekedar mimpi? Kenapa mimpi ini terus berlanjut?" kata Eira heran.

Lord pun duduk di depannya dan tersenyum.

"Aku datang kembali seperti yang kamu mau, bukan kah aku menepati janjiku?" kata Lord.

Eira pun mengangguk sambil tak percaya akan hal yang saat ini sedang terjadi.

"Apa ini nyata?" tanya Eira.

"Ya, ini nyata gambaran masa depan kamu, kamu sudah bagus tidak berpacaran selama hidup kamu, karena aku akan segera menemuimu," kata Lord.

"Masa depan? Aku dan kamu?" tanya Eira kebingungan.

"Ya, jangan memutuskan untuk berpacaran dan tunggulah aku Eira," kata Lord.

"Kau tahu namaku? Sampai sekarang aku tidak pernah mengatakan namaku, di mimpi ke dua ini aku juga tidak mengatakannya," jawab Eira.

"Aku sudah bilang kepadamu jika aku adalah masa depanmu, mana mungkin aku tidak tahu dengan nama jodohku," kata Lord.

"Ini mimpi Eira, ini tidak benar, aku berpasangan dengan orang tampan?" gumam Eira lirih tidak percaya.

"Tidak penting untuk sekarang, saat ini mari kita berpasangan dan berpacaran di dalam mimpimu yang indah ini, bukan kah kamu menyukaiku?" tanya Lord.

"Kenapa kau tahu?" jawab Eira.

"Bukan! maksudku kenapa aku menyukaimu?" tanya Eira keceplosan.

"Karena memang seharusnya kamu menyukaiku, baiklah mulai sekarang kita menjadi pasangan, jangan sekali-kali kamu menghianatiku karena aku akan tahu jika kamu berhianat padaku," kata Lord dan mendekat wajah Eira dan menandai Eira di bagian bibirnya.

"Apa yang kau lakukan?" kata Eira terkejut.

"Kau sudah aku tandai jadi kau tidak bisa menolak atau pun pergi dariku," kata Lord.

Eira pun heran dan tidak habis pikir, dia hanya bisa diam karena tidak tahu harus menjawab apa.

"Baiklah, aku akan pergi, tapi aku akan datang menemui mu lagi, lalu ini bukan mimpi ke dua kamu melainkan ini mimpi ke tiga kamu," kata Lord dan berjalan perlahan menghilang.

"Tapi…tunggu!" kata Eira terlambat Lord sudah pergi.

"Kapan aku bermimpi tentangnya? Bukaankah memang baru dua kali?" gumam Eira.

Eira pun terbangun dari mimpinya yang aneh itu. Dia melihat kearah jam di sebelah tempat tidurnya, matanya pun seketika terbelalak, tubuhnya pun tiba-tiba meloncat.

"Astaga aku kesiangan lagi, mimpi sialan!" kata Eira berteriak dan berlari ke kamar mandi.

"Sayangku kenapa belum keluar juga?" tanya Ibu Eira.

"Aku kesiangan Bu, aku tidak makan lagi di rumah aku akan makan nanti di kantor!" jawab Eira dengan nada terburu-buru.

"Kau ini sudah di panggil dari tadi, makanya lain kali pintu kamar jangan di kunci jadi Ibu bisa masuk ke kamar untuk membangun kan kamu," kata Ibu Eira.

"Baik baik Bu," jawab Eira dan membuka pintu.

"Aku berangkat ya Bu," kata Eira dan mencium pipi ibunya.

"E…e…putriku kenapa kau buru-buru sini sarapan dulu," kata Ayah memanggil Eira.

"Tidak Yah, aku akan di marahin lagi sama Yara jika terlambat," kata Eira menghampiri Ayahnya dan mencium pipinya.

Eira pun pergi meninggalkan rumah dan berangkat dengan mobilnya. Dalam hati Eira terus mengomel pada dirinya sendiri, sedangkan dalam pikirannya dia selalu memikirkan mimpinya yang terus berlanjut itu.

"Kenapa mimpi itu semakin hari semakin nyata, kenapa bisa berlanjut begini? Apa benar yang di katakan lelaki itu, tapi bagaimana mungkin di masa depan aku akan berjodoh dengannya, atau mungkin aku hanya berhayal saja ya?" dalam hati dan pikiran Eira terus muncul pertanyaan dan pemikiran yang tidak masuk akal.

Sesampainya di kantor Eira pun berlari menuju lift dan menghindari penggemar agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Seperti biasa Yara sudah menunggu di depan lift.

"Astaga! Kau membuatku terkejut," kata Eira terkejut dengan Yara yang sudah berdiri di depan lift.

"Kenapa terlambat lagi?" tanya Yara dengan wajah masam.

"Aku bangun kesiangan lagi, kenapa akhir-akhir ini kamu sering menungguku seperti itu?" tanya Eira.

"Jangan baik nanya padaku, tentu saja aku akan menunggu artisku ini sampai dengan keadaan baik-baik saja, lalu kau ini kenapa beberapa hari ini juga sering terlambat? Kau mimpi hal konyol lagi?" kata Yara.

"Aku…ini memang aneh Yara, aku juga tidak menyangka kenapa bisa mimpi ku ini menjadi berlanjut sampai tadi malam, kenapa malah jadi sering bertemu dengannya di mimpiku," jawab Eira sambil berjalan masuk ke ruangan pribadi mereka.

"Kamu beneran bermimpi lagi hal yang sama?" tanya Yara.

"Bukan hal yang sama, tapi di dalam mimpi ku ini seperti cerita novel yang sedang on going," jawab Eira.

"Maksud kamu, kamu jadi peran utama wanita di mimpimu?" tanya Yara.

"Anehnya lagi aku berpacaran dengan lelaki yang sangat tampan, dan kau tau dia bilang padaku jika kelak di masa depanku aku dan dia akan menikah di dunia nyata, apa itu masuk akal?" tanya Eira.

"Wahhh sepertinya kamu kelelahan Ra, apa kamu mau aku ambilkan cuti dan aku akan mengajakmu untuk mengistirahatkan otakmu itu, aku pikir sebentar lagi kau akan gila," kata Yara.

"Kalau aku cerita kau tidak akan percaya padaku bukan? jika kau tidak percaya dengan hal ini aku akan bercerita dengan siapa lagi?" tanya Eira.

"Maafkan aku, sepertinya aku butuh waktu agar bisa memahami mimpi yang tidak masuk akal itu, lebih baik kau selesaikan bab mu beberapa bab nanti aku yang akan mengupdate babnya, aku akan membawa mu pergi berlibur," kata Yara.

"Apa kau serius?" tanya Eira.

"Ya, bekerja keraslah!" kata Yara.

Eira pun mengangguk dan fokus dengan pekerjaannya lagi.


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C3
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ