ดาวน์โหลดแอป
74.28% Dropping In A Dream / Chapter 26: Kebetulan

บท 26: Kebetulan

"Ketika waktu menjelang malam, usiapun tidak terasa semakin menua, tubuh kekar kian melemah, kulit segar kian keriput." Begitulah di dalam pikiran Eira saat melihat Ayahnya yang sedang menyirami semua bunga yang ada di taman, Eira perlahan mendekatinya dan memeluk punggung ayahnya.

"Ayah, apa kau semakin tua?" pertanyaan yang tidak masuk akal dari mulut Eira pun keluar.

"Apa yang sedang kau tanyakan ini putriku?" sahut Ayah yang tidak mengerti kenapa anaknya bertanya seperti itu.

"Aku tidak ingin ayah tua."

"Semua manusia akan tua pada waktunya sayang, ada apa denganmu? Apa kau melihatku sudah sangat tua hingga tidak cocok menjadi ayahmu, tapi lebih cocok menjadi kakekmu?" jawab Ayah.

"Bukan begitu Ayah, aku melihat ayah sekarang dengan ayah yang dua tahun yang lalu rasanya berbeda."

"Beda dari mana?"

"Ayah, apa Ayah bisa berjanji padaku?" kata Eira sembari memegang tangan Ayahnya.

"Janji apa sayang?" tanya Ayahnya melemparkan senyum di wajahnya.

"Kau akan tetap ada hingga aku tua dan memiliki cucu," kata Eira.

Perkataan Eira sontak membuat Ayahnya tertawa tanpa henti. Ibu yang mendengar tawa Ayah pun mendekati mereka.

"Ada apa Ayah tertawa seperti itu?" tanya Ibu yang berjalan mendekati mereka.

"Anakmu ini loh Bu, aneh-aneh saja," jawab Ayah.

"Apa yang aneh sih Yah, aku mengatakan hal yang ada di pikiranku saja kok," sahut Eira.

"Sudah kalian cepatlah mandi kita akan berangkat ke mall dan makan malam di sana saja," kata Ibu.

Mereka pun berjalan masuk ke rumah.

"Eira, Ayah tidak bisa menjanjikan hal itu, tetapi jika kau mendoakan aku untuk panjang umur mungkin aku akan ada di saat kau tua dan memiliki cucu," kata Ayah sembari berjalan.

"Hahahaha," sontak tawa dari mulut ibu pun terdengar sangat keras.

"Jadi kalian tadi membicarakan hal ini?" lanjut Ibu.

"Kalau begitu aku akan mendoakan kalian agar menemani ku hingga sampai pada saat itu," jawab Eira.

Ayah mengelus kepala Eira dan merangkul Eira dan Ibu, mereka pun masuk dan bersiap di kamarnya masing-masing. Setelah jam menunjukan pukul setengah tuju mereka pun berangkat dari rumah ke mall yang dekat dengan rumah mereka, sesampainya di mall mereka masuk ke sebuah restoran untuk makan malam sebelum mereka bermain-main.

Setelah memesan makanan tak lama makanan itu pun datang, mereka menikmati makan malam bersama yang tidak pernah mereka rasakan sesudah Eira terjun di dunia orang dewasa yang hanya mengerti, kerja, kerja, dan kerja.

"Apa kau suka makanan di sini Ra?" tanya Ibu.

"Emm, di sini tidak beda dengan dulu, makanannya tetap sama juga rasanya tidak berubah sama sekali," jawab Eira.

"Kalau begitu besok jika ada waktu lagi kita akan makan di sini lagi, apa kalian setuju?" tanya Ayah.

"Setuju!" jawab Eira dan Ibu bersamaan.

Setelah selesai makan malam mereka bergegas menuju game zone di lantai paling atas mall, Eira akan merasa bahagia jika dia sudah bermain semua permainan yang ada di dalam Mall.

"Ayah aku ingin bermain tembakan di sana itu, apa ayah mau jadi lawanku?" tanya Eira.

"Boleh," jawab Ayah.

"Kalau begitu Ibu akan menunggu kalian di sini ya," sahut Ibu yang duduk di ruang tunggu permainan.

Eira menghabiskan waktunya bersama dengan keluarganya malam itu, suasana bahagia pun ada di ruang game zone itu. Sebelum Eira dan Ayahnya mendekati game yang ingin Eira mainkan, terdengar suara lelaki yang memanggilnya.

"Eira!" panggilnya.

"Kau…?" Eira berusaha untuk mengingatnya.

"Vee," lanjut Eira setelah berpikir mengingat namanya.

"Ya, kau di sini juga?" tanya Vee.

"Em, kebetulan sekali kita bertemu di sini ya," kata Eira.

"Ohh iya, aku pergi dengan teman-temanku," jawab Vee.

"Baiklah kau bersenang-senanglah," kata Eira.

"Kau dengan siapa Ra?" tanya Vee yang melihat Ayah Eira.

"Ahhh ini Ayah dan Ibu ku," jawab Eira.

"Salam Om, Tante, saya Vee," kata Vee menyapa kedua orang tua Eira.

"Kau nak Vee anaknya Kim?" tanya Ibu.

"Benar Tante," jawab Vee.

"Kau bisa bergabung dengan Eira saja Nak," kata Ibu.

"Dia bersama temannya Bu, biarkan mereka bersenang-senang," kata Eira.

"Tidak papa Nak, Eira bisa bermain denganku kok, tapi jika kau mau bergabung ya boleh saja," sahut Ayah.

"Kalau begitu aku akan bergabung dengan kalian saja, aku akan bilang pada teman-temanku dulu," jawab Vee.

Ayah pun mengangguk dan tersenyum.

"Tapi Yah…" kata Eira kurang setuju.

"Tidak papa, kelihatannya dia baik kok," jawab Ayah sambil melihat Vee yang sedang berbicara dengan temannya.

"Dia memang lelaki yang baik dan menghormati wanita Yah, tapi aku dan dia hanya bisa berteman," kata Eira.

"Mengapa kau tidak membuka hati untuknya?" tanya Ayah.

"Tidak Yah," jawab Eira.

"Jangan tidak, tapi belum, siapa tahu kau akan jatuh hati dengannya," kata Ayah.

"Baiklah terserah Ayah saja," jawab Eira.

Tak lama kemudian Vee kembali mendekat ke Eira dan Ayahnya yang sedang bermain di area tembakan.

"Apa saya boleh bergabung dengan kalian?" tanya Vee.

"Tentu saja Nak, kemarilah," jawab Ayah Eira.

Vee pun bergabung dengan mereka.

"Ayah ingin duduk bersama Ibumu Ra, kalian bermain berdua saja ya, sepertinya Ayah lelah," kata Ayah.

"Apa ayah tidak enak badan? Apa kita pulang saja?" tanya Eira.

"Tidak, ayah hanya lelah, bermainlah dengan nak Vee, ayah dan ibu menunggu kalian di sana," kata Ayah sambil menunjuk kearah Ibu yang sedang tersenyum pada mereka.

"Baiklah Yah, aku tahu niat kalian yang sebenarnya," kata Eira lirih.

Ayahnya pun tersenyum dan menaikan alisnya satu lalu meninggalkan Eira dan Vee.

"Apa tidak papa jika kita bermain hanya berdua saja, tidak ada yang akan marah bukan?" tanya Vee.

"Tidak ada yang marah, lagi pula kedua orang tua ku saja tidak marah dengan hal ini," jawab Eira.

"Baiklah kalau begitu, tidak di sangka kita bertemu lagi secepat ini Ra," kata Vee.

"Benar, aku tidak menyangka juga Vee," jawab Eira.

"Baiklah kalau begitu ayo kita bermain," kata Vee.

"Oke, tapi kau ingin bermain apa Vee?" tanya Eira.

"Apa kau bisa dance?" tanya Vee.

"Tidak begitu bisa, kenapa? kau ingin bermain lagu itu?" tanya Eira.

"Em," jawab Vee.

"Baiklah mari kita coba," kata Eira tanpa ragu.

Mereka pun asik bermain music dance dan Eira pun terkejut karena Vee terus menang saat bermain game itu. mereka pun duduk beristirahat di dekat mesin bermain.

"Kau hebat sekali dalam game ini Vee," kata Eira.

"Tidak juga, mungkin karena sudah terbiasa," jawab Vee.

"Kau terbiasa bermain game?" tanya Eira.

"Terbiasa dance," jawab Vee.

"Kau juga seorang penari?" tanya Eira.

Vee tersenyum dan mengangguk.

"Wahhh hebat sekali, kau pintar dalam segala hal, tidak hanya baik tapi kau sangat sempurna Vee," ujar Eira.

"Jangan melebih-lebihkan aku seperti itu, aku juga manusia biasa Ra, aku juga seorang fans boy mu bukan?" jawab Vee.

"Hahaha baiklah, kalau begitu aku juga akan ngefans sama kamu karena kau sangat sempurna untuk kalangan lelaki jaman sekarang," kata Eira menutupi malu.

"Hahaha kalau begitu, bagaimana jika kita berfoto?" tanya Vee.

"Boleh, ayo kita berfoto bersama," jawab Eira.

Vee mengeluarkan ponselnya dan mereka pun berfoto beberapa kali.

"Ayo kita lanjut bermain Ra," ajak Vee.

Mereka pun melanjutkan bermain, sedangkan ayah dan ibu Eira berbelanja di sekitar tempat permainan.

Hari pun semakin malam, mereka memutuskan untuk pulang setelah berkeliling dan berbelanja. Eira dan Vee juga memikirkan hal yang sama karena sudah larut mereka menghentikan permainannya, dan berpisah di mall itu, Vee kembali bergabung dengan teman-temannya yang juga masih di sana untuk bermain dan menghabiskan waktu kebersamaan mereka. Banyak teman Vee yang mengatakan jika Vee sedang mendekati Eira, mereka juga menyebut Eira sangat cantik dan cocok menjadi pasangan Vee.


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C26
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ