Di tengah perjalanan, Khanza langsung saja mencubit lengan Devano sangat keras hingga sedikit membekas. Beruntung saja Devano tidak hilang kendali dalam menyetir mobilnya, kemudian dia menghentikan laju mobilnya ke sisi jalan.
"Ada apa denganmu?" tanya Devano marah.
"Harusnya aku yang bertanya demikian pada kakak," balas Khanza dengan mata melotot kembali.
Devano mengernyit, dia tidak mengerti dengan sikap Khanza tersebut.
"Astaga, dia memang wanita aneh! Kau hampir membuat kita celaka di jalan barusan, bisa-bisanya kau langsung saja mencubit ku hingga membekas seperti ini," kata Devano lagi, dia sedikit geram sambil mengusap bekas cubitan Khanza tadi.
Khanza sedikit terkejut melihat bekas cubitannya itu, dia jadi merasa bersalah, sejujurnya dia tidak berniat se kasar itu. Tapi karena hatinya yang sudah terlalu meluap rasa kesal pada Devano, dia hilang kendali.