=Ami POV=
Aku masih berlari dengan kencang dengan diikuti oleh Laya, Jarel dan juga kucing hitamku, Kiming. Kami berlari setelah aku melihat puluhan pasang mata yang menyala mengerikan di bawah lorong sempit di pasar tadi. Entah itu apa, namun aku memiliki firasat yang buruk.
"Hey Ami berhentilah!" teriakan Jarel nyaring sekali. Aku masih belum memutuskan untuk berhenti hingga kami tiba di sebuah persimpangan terluar pasar raya.
Deret obor menyala dengan terangnya, membuatku berani untuk berhenti karena sekitar nampak sangat jelas.
"Menyebalkan! Kenapa kamu membuat kami berlari tanpa alasan!"
Jarel dan Laya berusaha mengatur napasnya. Jarel nampak sangat kesal, dia terus menatapku dan sesekali menoleh ke belakang arah kami lari tadi.
"Aku … kurasa mereka akan menyerang. Itu sangat mengerikan!" ujarku yang juga masih tersengal.
"Apa itu?" tanya Laya yang masih membungkuk dengan menahan tubuhnya di lutut.
Aku menggeleng. "Puluhan pasang mata yang menyala merah."