=Ge POV=
Dann menungguku di belokan. Aku segera menghampirinya, ini tidak begitu jauh dari arena berkuda namun cukup terlindung oleh ruangan lain yang kurasa itu adalah gudang senjata dan barang lainnya.
"Dimana?" tanyaku. Aku tidak melihat ada pintu di dekat kami.
Dann menunjukkannya padaku. Dia mendorong dengan kuat dinding di depan kami hingga aku mendengar suara bebatuan yang bergeser. Ah ini mengingatkanku pada ruangan lain yang pernah kukunjungi bersama Ami dan Sam yang juga merupakan dinding bergeser sebgai pintunya.
"Maaf, Tuan. Bisakah anda membantuku? Ini cukup berat," pintanya. Dia hingga berpeluh saat mendorong dinding tebal itu.
Tentu saja aku membantunya. Besar tebal dan sangat berat, sangat masuk akal untuk pintu sebuah ruang rahasia, pikirku.
"Kurasa ini menjadi semakin sulit karena tidak pernah lagi dikunjungi," gumam Dann disela erangannya saat mendorong dinding.
Ah yang benar saja. Akupun tersengal karena dinding batu ini. Cukup menguras energi.