Bela kesal sekali melihat sikap iqbal yang kini bersama barbie. Dia menyebut iqbal tukang mempermaikan cewek. Kemarin ify, kemarinnya bela, lalu tiba-tiba barbie. Gak tau diri.
Tapi bela mencoba mengacuhkannya. Bela sekolah seperti biasa, mendengarkan penjelasan guru, menulis dan mengerjakan tugas. Tak mau pecah konsen gara-gara tingkah iqbal. Terserah mau pacaran dengan siapa pun.
Tapi ternyata itu hanya ucapan diluar semata, bela tak benar-benar bisa konsentrasi. Bela sudah pulang ke rumah, dia dijemput supir. Seperti biasa setelah pulang ke rumah bela akan membersihkan badan lalu mandi. Setelah itu akan belajar.
Tapi baru saja membuka buku, membaca kalimat pertama dan beberapa paragraf, dia harus mengulanginya lagi karena semuanya sama sekali tak masuk diotak. Dia baca sekali lagi, tapi masih sama.
"Argh.. Resek. Kenapa isinya iqbal sama barbie mulu sih, kenapa kepikirinnya itu sihh."
"Gak boleh bela. Lo tuh gak pantes buat iqbal. Emang iqbal lebih pantes buat barbie."