Api hitam membara dengan ganas di sekitarnya. Abu-abu berterbangan di udara bagai debu yang tertiup angin. Di tengah sana dia perlahan bangkit. Menahan rasa sakit yang dia derita di tubuhnya. Menahan luka di hatinya yang tersayat begitu keji. Dia berdiri dengan gagah. Dengan tatapan yang mematikan, melihat kepada lawannya yang perlahan mulai ditelan oleh terror yang diberikan olehnya.
"Semakin besar rasa benciku, semakin besar api ini akan terbakar," Ucapnya. Dia lalu mengkobarkan apinya lagi. Seperti ledakan, api itu merambat ke seluruh area pertempuran. Sang kesatria berbaju zirah emas hanya bisa berdiri di tempatnya, berlindung di balik perisainya. "Aku... Tidak akan.... Kalah... Lagi..." Ucapnya pada sang kesatria.
"Heh... Kau hanya menggertak, kau kira aku akan takut? Walau kau sudah mendapatkan kekuatan api hitam, bukan berarti kau sudah menang!" Sahut sang kesatria. Tanpa pinggir panjang, sang kesatria berlari menerjang laki-laki itu. Dia menghumuskan pedangnya dengan mantab. Tetapi, belum sampai pedang itu menyentuh laki-laki itu, sang kesatria terpental karena daya ledak dari api hitam yang membara.
"Aku sudah bilang... Aku tidak akan kalah lagi." Ucap laki-laki itu. Dia lalu melemparkan dirinya dengan daya ledak dari api hitam yang ada di belakang punggungnya dan terbang ke langit. Di belakangnya, terbentuk sayap api hitam yang besar dan membawa teror. Di atas dia mengumpulkan api hitamnya di tangan kanannya. Bersamaan dengan itu, dia memanfaatkan ledakan di belakang punggungnya lagi dan tarikan gaya gravitasi untuk melesat menukik kepada sang kesatria. Seraya dia melesat hendak menghabisi sang kesatria, dia berkata dengan pelan "Black Flame, Inferno!"
"Sial-," Ucap Sang kesatria. Reflek, langsung saja dia menggunakan jurus pertahanan mutlaknya, "Golden Wall of Jericho!" Dinding emas yang kokoh terbentuk dalam sekejap, dan langsung saja ledakan karena benturan api hitam dengan dinding emas yang kokoh terjadi.
Dalam kesempatan itu, laki-laki itu mengeluarkan salah satu jurusnya lagi, "Black Missile!" Langsung saja dari tangan kirinya dia mengeluarkan misil api hitam yang dengan cepat memutari sang kesatria yang fokus mempertahankan bagian depannya.
"Tidak akan semudah itu!" Dia langsung saja mengaktifkan jurusnya lagi, "Golden Wall of Jericho!" Yang langsung saja memunculkan tembok emas yang kokoh di belakangnya untuk menahan misil-misil api hitam itu. Ledakan dahsyat terjadi. "Aku adalah tipe penghancur yang mematikan dan pertahanan mutlak. Kau tidak akan bisa mengalahkanku dalam pertarungan ini!" Dia langsung saja mengambil pedangnya dan mengangkatnya ke arah atas. "Holy Reign of Jerrusalem!" Dan langsung saja malaikat-malaikat dari cahaya turun dan menyerang laki-laki itu.
"Heh..." Dia tersenyum tipis. Dia lalu menggunakan salah satu jurus pemungkasnya "Black Flame Nova!" Langsung saja api hitam dari dalam tubuhnya meledak lagi dengan lebih keras dengan suara yang menggelegar. Tembok emas dari sang kesatria hancur menjadi debu beserta para malaikat cahaya emas yang turun tadi. Ibarat monster, tidak ada yang bisa menghalanginya. Dia siap menghanguskan apa saja yang ada di depannya.
Sang kesatria terpental jauh tetapi dia berhasil mendarat dengan aman dengan menggunakan pedangnya sebagai jangkar. "Sial, Aciel. Kenapa kau bisa sekuat ini, sialan!"
Tapi laki-laki itu tidak menghiraukan. "aku baru saja mulai..." Ucapnya sambil menyeringai sang kesatria emas.
"Begitu ha? Sama. Aku bahkan belum mulai sama sekali." Respon sang kesatria menyombongkan diri.
Sekejap mereka berdua langsung saja melesat ke satu sama lain. Sang kesatria dengan pedang emasnya dan perisai emasnya melawan sang laki-laki dengan api hitam kematiannya. Pertempuran terjadi di darat dan di atas udara. Kecepatan mereka berdua sangat cepat. Walau laki-laki itu dengan api hitam itu lebih cepat, dia masih belum bisa memberikan kerusakan pada sang kesatria emas. Mereka saling menebas dan melemparkan serangan, saling melontarkan jurus mereka, saling berteriak satu sama lain.
"Black Flame Missile!"
"Saint Peter Holy Spear!"
"Black Flame Nova!"
"Fortress of Jericho!"
"Death Ambassador!"
"Golden Lightning!"
Dan begitu seterusnya. Ledakan-ledakan terjadi di udara. Suara dentuman yang hebat, suara ledakan yang menggelegar, dan terror yang pecah ke segala arah mewarnai pertarungan itu.
Para penonton hanya bisa terdiam dan terkesima, tertakjub-takjub melihat apa yang terjadi. Melihat kecepatan kedua orang itu di dalam Cyber Firmament begitu menakjubkan. Bahkan CPU server Cyber Firmament mulai memanas. Walau menggunakan liquid cooler yang mahal, CPU itu makin memanas dan memanas.
Hingga pada suatu ketika, laki-laki itu dan sang kesatria saling melemparkan dirinya dengan kecepatan tinggi. "Crusader Skill, Divine Sword!" Rapal sang kesatria. Langsung saja pedangnya diselimuti dengan cahaya emas. Bersamaan dengan itu, dia mengeluarkan sayap malaikat di punggunya, dan melaju dengan kecepatan tinggi dengan kepakannya.
"Black Flame, Judgment!" Rapal laki-laki itu. Dia mengeluarkan sayap yang terbuat dari api hitam yang berkobar begitu ganas di belakangnya, dan dia langsung saja melaju dengan kecepatan tinggi dengan sayap itu.
Mereka berdua bertemu dan terjadi ledakan besar. Setelah ledakan yang besar itu, mereka berdua sudah berdiri saling membelakangi dengan jarak yang lumayan jauh. Laki-laki itu batuk dan sedikit hilang keseimbangan. Dia menyadari tubuhnya yang asli yang duduk di atas kursi control telah batuk darah dan hampir kehilangan separuh tenaganya.
"Kenyataanya kau memang lemah, Aciel!" Hina sang kesatria. Tapi sebelum dia melanjutkan, dia tersela dengan muntahnya di arena. Tubuh virtualnya memang tidak memuntahkan apapun, tetapi, tubuhnya yang asli telah muntah darah di atas kursi kontrol.
Laki-laki itu berbalik menghadap sang kesatria. Dengan datar dia berkata, "Alasanku bertarung adalah dia. Karena dia adalah sumber dari segala benciku. Dan kau adalah salah satunya sekarang."
"Kau..."
"Aku akan membunuhmu di dalam permainan ini. Aku tidak peduli menjadi juara atau tidak, tujuanku disini adalah untuk membalaskan segala dendamku."