"Kenapa dengan wajahnu Lian? Kamu terlihat sangat kesal?" Tanya Diaz yang melihat Lian menekuk wajahnya
"Tidak ada. Hanya ada seekor ular yang ingin merangkak naik" Jawab Lian dengan sangat sinis
"Ayo kita mulai bermain. Sudah cukup latihan kita!" Ajak Lian pada Diaz
"Baiklah, aku panggilkan Cheva dann Tania dulu. Radit, kamu cukup ikut kami saja" Diaz bicara dengan nada tenangnya. Dia masih terlihat heran dengan wajah Lian yang terliht kesal
"Cheva, Tania. Sudah cukup latihannya. Ayo kita mulai main!" Diaz mendekati Tania dan Cheva lalu bicara pada mereka
"Va, sebaiknya dekati Lian. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba moodnya berubah jadi tidak baik. Apa kamu dan dia saling berdebat?" tanya Diaz pada Cheva
"Tidak. Aku dan kak Lian tidak ada apa-apa. Dari tadi aku terus berlatih memukul bola" Jawab Cheva dengan wajah polosnya
"Lantas apa yang terjadi dengannya?" Diaz semakin heran, dia melihat Lian dengan dahi berkerut
Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.
Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!
Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.
Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.
Gampang banget bukan? ;)
Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh