"Mom, berhentilah menangis… Katakan saja apa yang harus aku lakukan untukmu dan Daddy!" ucap Trian sembari mengelus punggung sang mommy yang menangis di pelukannya.
"Nasib Mona malang sekali, Tri… Kenapa jalan hidupnya begitu menyedihkan? Huhuhu!" bukannya berhenti menangis, Nyonya Andini malah semakin menguatkan tangisannya.
"Dia ditinggalkan ibunya sejak kecil. Dia juga harus menerima kenyataan jika ayahnya mati di tangan mafia yang kejam. Dan sekarang, setelah lama menunggu balasan perasaan darimu, dia harus menerima kenyataan bahwa kau sudah memiliki putera!"
"Lalu apa yang harus kita lakukan padanya, Trian? Apa yang harus kita lakukan padanya? Kita tidak boleh seperti ini. Kita tidak boleh bersikap tidak adil padanya, Trian!"
Apa yang dikatakan Nyonya Andini benar. Dalam kabar gembira ini hanya Mona yang menjadi korban.
"Untuk masalah perasaanku saja pada Mona aku masih belum tahu, Mom. Bagaimana aku bisa mengatasi apa yang terjadi saat ini?" Trian menjawab tak berdaya.