Mala tak bisa membiarkan Sofi terus-terusan mengata-ngatainya dengan santai. Tidak, Mala akan terus membalas. Gadis kampung memang sedikit sulit untuk dijelaskan—terutama yang tidak ingin maju karena mengandalkan laki-laki.
"Sofi, mungkin sudah saatnya kamu juga menurunkan sedikit standarmu tentang laki-laki. Ya … Ibumu sering bilang padaku kalau standarmu sangatlah tinggi." Kini pandangan Mala sedikit sinis. "Padahal, kamu tak terlalu cantik.
Sungguh, Sofi ingin menjahit mulut gadis itu. Ia sedang melakukan sebuah perbandingan yang sangat tidak masuk akal.
"Ya lihatlah nanti bagaimana pendidikanku membawaku pada pria tampan, kaya raya dan juga sopan. A … satu lagi … kalau suatu saat suamimu meninggalkanmu demi wanita lain yang lebih cantik—"
"Hei! Apa kamu sedang mengharapkan aku mendapatkan nasib buruk di kemudian hari?" Mala tak senang. "Oh, jelas karena kamu iri."