Kedua mata Gabriel sedikit berbinar saat mendengar tuduhanku. Sambil menelengkan kepalanya Ia membalasku. "Apa yang membuatmu berpikir seperti itu, Cara?"
Rahangku berkedut marah, tapi aku masih berusaha menahan diriku agar kekuatan Leykanku tidak terdeteksi olehnya. "Kelihatannya kau seseorang yang sangat mempedulikan imagemu. Tentunya salah menangkap pembunuh ayahmu lalu menahan orang yang tidak bersalah akan mencoreng reputasi yang sudah susah payah kau bangun."
Gabriel tertawa, entah Ia tertawa untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya atau Ia memang benar-benar merasa geli. "Kalau begitu sepertinya reputasiku pasti terlihat sangat buruk di matamu saat ini."
"Aku tidak ingin bercanda," gumamku ketus.
Ia berdeham lalu tersenyum kembali. "Maaf, aku benar-benar tidak sopan. Tapi sepertinya kau menilaiku terlalu rendah, Cara. Apa kau tidak mempercayai janjiku sebagai seorang Alpha?"