Ada kabar baik dan buruk. Dari semua itu hanya aku yang mendapatkan sebuah sisi. Semestinya semenjak insiden Mala dua mingguan lalu kami jadi baik-baik saja.
Hah, yang kabat buruk selalu menghampiriku bahkan tanpa diminta sedangkan kabar baiknya malah tak kunjung datang juga. Sebetulnya aku benar-benar sangat menunggu kabar baik tersebut akan tetapi tidak ada.
"Mama nggak maksa, pilihannya ada di kamu. Mau pergi atau ndak?"
Tentu saja pertanyaan dari Mama barusan justru membuatku makin bingung saja. Pasalnya aku sendiri yang memutuskan untuk tak melakukan hal-hal yang bisa membangkitkan rasa kasih sayang ini.
Akan tetapi melihat keadaan saat ini maka aku tak diberi pilihan untuk menolaknya. Rasa suka pada kak Jae memang perlahan-lahan telah memudar akan tetapi sejak kecil kami terbiasa bersama saat sakit. Aku masih ingat betul sangat laki-laki itu menjagaku dengan sepenuh hati kala menjalani operasi usus buntu saat berumur 7 tahun dulu.