Xia Wanan menarik kembali tangannya yang akan menghentikan mobil dan mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.
Dia melihat ID penelepon dan ekspresinya seketika membeku.
Dia menatap layar ponselnya dan sepertinya dapat menebak sesuatu. Dia merasa ragu-ragu untuk menjawab panggilan itu dan mengangkat tangannya berulang kali untuk menggeser layar. Tapi Wanan juga berulang kali menurunkan tangannya, tidak jadi menjawab panggilan tersebut. Kemudian Wanan pada akhirnya menekan untuk menjawab. Dia mengangkat ponsel mendekatkan ke telinganya dan dengan susah payah berkata, "Kakak ipar."
Lu Yangui menyapanya dengan nada hangat dan menyenangkan seperti biasa begitu suara Xia Wanan menghilang. "Wanan."
Xia Wanan menggenggam ponsel dengan sangat kuat. Kemudian dia mempertahankan nada suaranya agar tetap stabil untuk bertanya, "Kakak ipar, ada apa kakak meneleponku?"