"Jadi, mereka berdua juga nggak ada?"
"Nggak ada, Key. Gua cuma nemu ini."
Key yang tengah membongkar semua bagian di ruang kerja Ayah tiri anak-anak asuhnya spontan menengok ke belakang saat salah satu temannya menyerahkan sebuah kertas yang terlihat sama seperti kertas-kertas lainnya.
Melihat itu, Dimas sebagai teman Key berdecak. "Lu liat dulu, baru kalau udah diliat kasih tatapan itu ke gua."
Setelah Key menerima kertanya, Dimas kembali berujar, "Penting atau nggaknya itu lu yang nentuin sendiri."
Key melirik pria bertubuh jangkung nan besar itu sekilas sebelum membuka sebuah kertas yang diberikan kepadanya.
"Gua ke belakang dulu sama yang lain. Kalau ada apa-apa bisa langsung kasih tau aja ke kita-kita."
Mendengar lontaran kalimat yang berasal dari ulut Dimas, Key tersenyum samar. Ia tidak akan menyangka ternyata teman-temannya yang dahulu pernah mengalami masa-masa sulit ketika SMA masih nmempertahankan solidaritas yang kuat kepada dirinya.