"Sepertinya aku harus mengalihkan perhatiannya, Flow."
"Maksudmu?"
Ekor mata Karyl menuju ke arah pintu keluar. "Tentu saja lelaki yang ada di luar itu."
"Terus apa rencanamu?"
--
"Kau tunggu di sini!" Bersamaan dengan itu langsung keluar ruangan tak lupa sengaja berpura-pura sedang berbincang dengan Flower melalui sambungan telepon.
Ia pun sengaja meninggikan suara supaya lelaki pengintai itu mendengar perbincangannya dengan Flower
"Oh My God, Flow. Jadi, kau sudah kembali ke New York? Kenapa tidak memberitahu terlebih dahulu? Kedatanganku ini sia-sia saja. Ah, kenapa kau berubah menjadi wanita yang sangat menyebalkan." Ucapnya sembari melirik tajam pada lelaki itu.
Karyl sengaja melebarkan langkah kaki, akan tetapi ketika berada di sebuah koridor, ia sengaja bersembunyi. Karyl harus memastikan secara langsung bahwa lelaki itu terkecoh sehingga pergi dari sana.
Seulas senyum penuh kemenangan langsung terukir di bibir ranum. "Yes, berhasil."