ดาวน์โหลดแอป
29.07% Belum Berakhir / Chapter 82: Sebuah Harapan

บท 82: Sebuah Harapan

Kali ini, Luna tidak bersama Sakti saat pergi ke sekolah tadi. Ya memang, karena itu permintaan Luna sendiri. Sudah cukup, Luna tidak mau membuat kehebohan lagi, atau membuat dirinya dibully dan dicaci maki.

Kini, setiap langkah kaki Luna diiringi dengan rasa yang bercampur aduk. Antara sedih, galau, senang, dan bahagia, sungguh tidak bisa diartikan dengan jelas saat itu juga.

"Berhenti"

Suara tak asing, yang sejak dulu sudah sering Luna dengar. Aura ini, selalu ditunjukannya kepada Luna. Marah, marah dan marah. Widia selalu saja seperti ini.

Luna mendongak dan menatap lekat mata Widia. "Iya, kenapa?"

Widia tersenyum miring. "Lo putusin Sakti, atau lo bakal gue habisin!" katanya mengancam.

Luna memandang bingung Widia. "Kenapa aku harus ikutin mau kamu?"

Widia memandang kaget wajah Luna. Luna yang dulu bukanlah dia yang berani melawan, apalagi berani membalas ucapannya. Lalu, kenapa sekarang berbeda?

"Lo berani lawan gu--"

"Dia berani kok, lo mau apa?"


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C82
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ