"Hidup selamanya bersama manusia. Apa kau akan menelantarkan tugas suci yang diberikan oleh-Nya?" tanya Gabriel, memandang Jophiel dengan serius.
Jophiel terdiam, jika ia dipaksakan untuk berargumen dengan membawa Tuhan, maka dia berada di posisi yang salah karena mengabaikan tugas. Namun, tetap saja ia berhak memilih kehidupannya akan seperti apa.
"Aku tidak akan melakukannya. Jika bisa, aku ingin mengalihkannya ke seseorang sehingga aku tidak lagi terbebani," ungkap Jophiel.
"Perlu keputusan dari-Nya untuk mengganti dirimu dengan orang lain dan akan sangat sulit direalisasikan."
Wanita itu kembali terdiam, lagi-lagi dia tidak bisa berbicara apa pun. Ia merasa buntu, tidak tahu harus keluar dengan cara bagaimana.
Wajahnya murung, kepala wanita itu tertunduk lesu mendapati tidak ada jalan keluar untuk semua masalah yang ia hadapi. Satu-satunya cara adalah dengan kembali seperti semula, meninggalkan Evan dan kehidupan pemuda itu serta menjadi Malaikat Agung yang patuh seutuhnya.