Sarah dan Putri terdiam sejak saat itu, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka. Aku juga tidak tahu harus berkata apa padanya, kami masih shock dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
"Dari mana kau berasal?" Bagus mulai bertanya, hanya saja kali ini dia tidak menggunakan bahasa formal. Sepertinya Bagus masih kesal dengan kejadian kemarin.
"Aku dari sekolah, melarikan diri dari ayah Aku. Jangan tanya apakah Aku punya ponsel atau tidak, Aku hanya membawa seratus ribu."
"Idiot, niat untuk melarikan diri tidak membawa persiapan."
Aku dan Sarah hanya tersenyum mendengar ucapan Bagus, memang Bagus ini. Cowok yang bisa mencairkan suasana.
"Apakah kau yakin tidak ada yang mengikutimu?" Sarah bertanya pada Putri sambil melihat ke belakang. Sepertinya rasa takut dibuntuti masih menghantui kami, lihat kami bertiga hanya menoleh ke belakang.