Melihat mereka semua memasang wajah yang tak pernah ia lihat sebelumnya, Doni sampai tersenyum kecil sekaligus merasa lega jika semua temannya bersungguh-sungguh memaafkannya. Satu persatu mereka menjabat tangan Doni sembari mengatakan satu dua kata sebagai bentuk perminta maafan dan penyesalan mereka. Ia hanya mengangguk sambil berdeham singkat saking tak bisa memilih kata-kata untuk menjawab semua perminta maafan mereka.
Pagi ini mereka hanya latihan hingga pukul sebelas siang. Setelah sampai villa, Doni mengetuk pintu kamarnya yang mana ia satu kamar dengan Ando. Puluhan kali mengetuk pintu namun tak ada jawaban dari dalam. Saat ini Doni hanya mempunyai dua kemungkinan, Ando sedang tidur atau memang masih marah dengannya. Mau tak mau Doni pergi ke kamar temannya untuk istirahat sebentar sebelum mereka lanjut menonton turnamen melalui layar proyektor.