Tubuhnya memang terasa lelah dan berat, namun bukan berarti Doni sudah mengantuk atau ingin tidur secepatnya. Ia membuat coklat panas lalu duduk di sebuah bangku yang terletak di balkon. Angin malam saat itu benar-benar tak sedingin angin malam di kota asalnya. Terasa sangat panas namun tak membakar tubuhnya. Saat itu juga Doni menyadari jika seharusnya ia membuat coklat dingin, bukan coklat panas.
Ia menghela napas panjang menyadari jika cuaca saat ini memang tak menentu. Bagaimana bisa merasakan angin panas di malam hari? Mungkin tubuhnya memiliki lapisan kulit yang tak biasa dari manusia pada umumnya. Walau merasa minumannya tak selaras dengan cuaca saat ini, Doni memaksa untuk menghabiskannya secara perlahan-lahan.