Angkasa mengusap pucuk bibir Lily yang terdapat noda coklat dari cake dengan menggunakan ibu jarinya. Lily tersenyum manis membalas perlakuan lembut Angkasa padanya. Sungguh, Lily sudah cukup bahagia saat ini. Walaupun hanya satu sampai dua jam bertemu dengan Angkasa. Namun Lily sudah merasa cukup karena itu adalah Angkasa. Sedari awal yang memang Lily inginkan adalah Angkasa, bukan orang lain.
"Habis ini kamu berangkat ke mana lagi Sa?"
"Ke Dubai. Ada yang perlu aku periksa di sana."
Padahal Lily sedang memakan cake coklat untuk membangkitkan moodnya. Namun entah menahan hati Lily begitu terasa sedih, bahkan air matanya juga perlahan menetes. Dengan sigap Angkasa kembali menyeka air mata Lily.
"Kenapa nangis? Hm?"
"Aku terharu." Ucap Lily sambil meraih tisu yang tersedia di meja untuk mengusap hidungnya. Cinta itu indah sekaligus menyakitkan bagi beberapa orang.
Maaf suka update malam