ดาวน์โหลดแอป
16.66% Alana / Chapter 6: ALANA [6]

บท 6: ALANA [6]

Aku

bakal jadi

in angan-agan

menjadi nyata Na.

_ Vano Firdiyan Pradipta_

Sudah tiga hari Alana tidak masuk sekolah, termasuk hari ini. Saat istirahat, tiba-tiba Vano mengajak kawan-kawannya pergi ke kelas X-1, dimana kelas tersebut notabenya yaitu kelas Alana.

Di kelas X-1,,,,,

Tanpa memperdulikan siswa lain yang melihat ke arahyanya Vano langsung nyelonong masuk ke dalam kelas X-1. Vano melihat isi seluruh kelas X-1, namun tak juga menemukan Alana. Kemudian Vano menghampiri Viona yang sedang asik membaca buku di bangkunya tanpa terusik dengan kehadiran Vano di kelas tersebut.

"Woy Vi," Ucap Vano pada Viona yang sedang sedang membaca buku.

" Ngagetin aja lu Van," balas Viona yang merasa terkejut.

"Temen lu nggak ada kemana?" Tanya Vano kemudian.

"Alana maksud lo?" Tanya Viona memastikan.

"Iya, lama amat sih jawabnya." Sambar Dino pada Viona yang tak kunjung menjawab Vano.

"Kenapa sih lo, gue ngomong sama Vano bukan sama lo." Jawab Viona dengan kesal pada Dino. Kemudian Viona menjawab pertanyaan Vano.

"Kalo kemarin sih masih sakit, tapi tadi kata Alana dia udah sembuh,"

"La terus kenapa nggak masuk,"

"Nggak tau gue, tadi gue line gue belum di bales."

"Udah kan Van, kantin yok dah laper nih." sambar Dino lagi.

# # #

Rumah Alana,,,

"Na keluar yok," Ajak Viona pada Alana.

"Ayok, bosen gue selama sakit di rumah doang."

"Tapi boleh Bunda apa nggak?" tanya Viona.

"Boleh boleh, kan aku dah sembuh."

"Tapi kenapa tadi pagi nggak berangkat lagi?"

"Aku di ajak Bunda ke rumah nenek, katanya nenek kangen."

"Oww, ya udah berangkat yok,"

"Ayok."

Mereka pun lantas berpamitan dengan Bunda dan pergi menuju tempat tujuan mereka dengan menggunakan motor Viona.

# # #

Grup Line Hamba Allah

Didit_HA: keluar yok

Yahya_HA: lo udah di dunia kenapa minta keluar

Didit_HA: udah tahu Zakaria Yahya ya Muhammad

Dino_123: lah ini malah sholawattan

Didit_HA: iya biar dapet pahala

Heri_321: kalo mau dapet pahala sholawattan di masjid

Yahya_HA: kenapa malah pada ngomongin sholawattan??

VanoFP: jadi kagak ini?

Heri_321: cafe biasa ya

Dino_123: ok, otw

VanoFP: otw (2)

Didit_HA: otw (3)

Yahya_HA: otw (4)

# # #

Di cafe,,,

Keadaan cafe saat itu sangat ramai dan kebetulan malam itu adalah malam minggu. Sudah dapat dipastikan bahwa meraka tidak akan mendapatkan tempat duduk jika tidak memesan tempat terlebih dahulu.

"Na jadi nggak ini?" Tanya Viona yang melihat bangku-bangku yang kebanyakan sudah terisi dengan orang-orang.

"Masa nggak jadi," Sahut Alana dengan nada lesu.

"Ya gimana lagi, kayaknya udah penuh deh Na," Kata Viona yang tak mendapati adanya tempat yang kosong.

"Ya udah kita cari tempat lain aja." Balas Alana yang kecewa.

Kemudian Alana dan Viona pergi meniggalkan cafe tersebut, namun ketika mereka hendak keluar dari cafe tiba-tiba ada seseorang yang memanggil Viona.

"Wwoyy Viona,,," Ucap seseorang tersebut. Kemudian karena merasa ada yang memanggil Viona pun menoleh dan mencari siapa yang telah memanggilnya. Dan orang tersebut adalah Didit. Kemudian Alana dan Viona menghampiri Didit yang sedang bersama dengan kawan-kawannya.

"Gue gabung sama kalian ya," ucap Viona sebelum ikut duduk bergabung.

"Ok lo gabung sini aja, tempat lain udah penuh kan," jawab Yahya.

"Kenapa pake acara manggil nih bocah," ucap Dino.

"Ow nggak boleh ya, ya udah deh gue pergi aja deh." ucap Viona yang mendengar ucapan Dino.

"Eh eh eh, nggak usah di sini aja, boleh kok nggak ada yang ngelarang," ucap Didit kemudian.

"Udah duduk aja, mau duduk aja pake brantem." ucap Heri melerai.

"Iy tuh, kenapa sih lo Din kalo sama Viona suka berantem." ucap Yahya.

"Siapa yang berantem," ucap Dino dan Viona secara bersama-sama.

"Cie barengan." ucap Alana, Didit dan yang lainnya.

"Udah udah, kapan nih makannya udah demo nih cacing-cacing di perut." ucap Heri. Kemudian mereka semua memesan makanan. Ketika menunggu makanan datang, Viona baru menyadari bahwa diantara Didit dan kawan-kawannya tidak ada Vano.

"Eh ini kalian cuma berempat nih?" tanya Viona.

"Nggak kok, kita berlima." jawab Didit.

"Vano lagi ke toilet." jawab Heri juga.

"Minggir lo," ucap Vano tiba-tiba di belakang kursi yang Alana dudukki.

"Ogah, gue udah di sini dari tadi." jawab Alana.

"Tapi kan gue duluan yang duduk di disitu tadi," ucap Vano lagi.

"Siapa suruh tadi pergi." jawab Alana lagi.

"Ye nyolot banget sih lo,"

"Udah deh Van lo duduk sini aja." ucap Dino. Ketika makanan datang mereka pun makan bersama. Di sela-sela makan tak sengaja mata Vano dan Alana bertemu.

"Ternyata bener dugaan gue, dia itu beda." batin Vano.

"Eh Van kedip dah tu mata, ntar copot baru tau rasa lu." ucap Yahya yang tak sengaja melihat Vano sedang menatap Alana.

"Uhuk uhuk,,,," itulah respon Vano kepada ucapan Yahya.

"Anyir lu, ngagetin aja lu." ucap Vano kemudian.

"Emang lu ngeliatin apa Van?" tanya Heri.

"Eeemmmm,,,gue gue ngeliatin makanan lu tu." ucap Vano sambil mengambi makanan Heri.

"Apaan dah Van, makanannya kan sama." ucap Didit yang mendengar ucapan Vano.

"Ye siapa tahu rasanya beda." elak Vano.

"Gaje lu Van." ucap Viona. Namun Vano hanya diam seribu bahasa.

"Emang, nggak jelas." ucap Alana juga.

"Lo tu yang nggak jelas." ucap Vano.

"Gaib dong," ucap Didit.

"Udah deh lanjut aja makannya." lerai Heri.

"Hallo geeys," ucap mc cafe menyapa para prngunjung cafe.

"Oke malam ini kita akan membuat malam kalian mennyenagkan,"ucap mc tersebut.

"Gimana kalo salah satu dari kalian nyanyi?" tanya mc tersebut lagi kepada para pelanggan.

"Lah iya, ini mbak katanya mau nyanyi." ucap Yahya.

"Apaan dah lu Ya," ucap Vano.

"Nyanyi nyanyi,,," ucap seluruh pengunjung cafe.

"Oke oke," ucap Vano kemudian sambil berjalan menuju panggung. Petikan gitar pun mulai terdengar, yah Vano menyayi sambil bermain gitar. Vano pun mulai bernyanyi.

Ketika kau tertawa

Ku pandang dengan pasti

Oh, dirimu menarik hatiku....

Ucap Vano sambil menatap Alana yang sedang mengobrol dengan Viona.

Dan biarkan ku menatapmu

Dengan perasaanku

Yang menggebu

Tiada henti

Ucap Vano lagi dan masih sama, Vano tetap menatap Alana.

Andaikan engkau mengerti

Perasaanku saat ini

Namun engkau tak mengerti itu...

Ucap Vano masih dengan terus menatap Alana. Karena Didit mersakan Vano yang terus menatap Alana, Didit pun bilang ke Alana.

"Woy Alana, Vano ngeliatin lo terus itu," ucap Didit pada Alana yang sedang megobrol dengan Viona.

"Masa?" jawab Alana.

"Iya tuh Na," jawab Yahya.

Kemudian Alana menegok ke arah Vano. Mereka saling menatap.

Menyusuri ruang hatimu yang tebal

Tak dapat ku sentuh

Semua ini hanyalah angan-angan ku

Yang terlalu jauh.

Itulah lirik terakhir lagu yang dinyanyikan Vano sambil terus menatap Alana yang juga menatapnya.

"Aku bakal jadi in angan-agan menjadi nyata Na." batin Vano ketika selesai menyanyika lagu.


next chapter
Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C6
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ