Minggu pagi Alana yang sudah siap hendak jogging membangunkan Arya yang hendak ia ajak untuk jogging.
"Bangun Bang bangun!" teriak Alana di samping Arya sambil mengoyang-goyangkan tubuh Arya.
"Apa sih Na." respon Arya dengan menepis tangan Alana yang menggoyang-goyangkan tubuhnya.
"Udah pagi Bang, ayo jogging!" ajak Alana kemudian namun Arya masih saja meringkuk di balik selimut.
"Isshh Abang temenin Alana dong!"
"Apa sih Na sendiri aja sana." balas Arya yang kesal karena telah diganggu tidurnya.
"Dasar kebo!" umpat Alana pada Arya. Alana pun meniggalkan kamar Arya dengan cemberut. Karena ada barang yang ketinggalan Alana pun kembali ke kamarnya terlebih dahulu. Mengambil barangnya dan memastikan bahwa tidak ada lagi barangnya yang ketinggalan. Namun ketika angela melihat handphone tiba-tiba terlintas ide di benak Alana. Ia pun mengambil handphone dan mengetikkan pesan.
AlanaBw: Vi jogging yuk
Viona_vivi: ngajak aku Na?
AlanaBw: iya iya lah masa ngajak kaleng rombeng
Viona_vivi: kamu ngatain aku kaleng rombeng Na
AlanaBw: kagak, tapi kalo kamu ngerasa ya udah.
Viona_vivi: awas kamu Na!!!
AlanaBw: apa?! kagak takut, kalo berani temui aku di tempat biasa jogging :P
Viona_vivi: ok siapa takut, tunggu pembalasanku!!!
"Haha tu bocah satu, kalo kagak di ledek dulu pasti nggak bakal mau." gumam Alana setelah membaca balasan line dari Viona. Alana pun mulai jogging menuju taman dekat komplek yang biasa ia datangi dengan Viona selama ia pindah di rumah barunya.
Tak jarang Alana kadang mengajak Arya, namun setiap kali ia ajak Arya tak selalu direspon baik oleh Arya. Seperti pagi ini, Alana harus menerima takdir bahwa Arya menolak ajakannya untuk jogging. Alana berlari dan terus berlari kurang lebih selama 45 menit. Sampailah Alana di taman. Alana berhenti di tempat biasa ia bertemu Viona. Alana mengedarkan penglihatannya untuk mencari apakah Viona sudah datang. Nihil. Itulah yang Alana dapati setelah selesai melihat ke sekitarnya.
"Kebiasaan nih Viona." ucap Alana yang telah hafal kebiasaan temannya itu. Kebiasaan buruk Viona yang selalu ngaret ketika diajak jogging. Bahkan bukan ketika jogging saja Viona juga sering kali ngaret ketika mereka akan pergi ke mall.
Karena tak ingin waktunya terbuang sia-sia dengan menuggu Viona, Alana selalu membawa tali skipping (jump rope) untuk berolahraga sambil menuggu Viona. *Skipping adalah olahraga semacam lompat tali yang dilakukan dengan cara melompati tali atau jump rope yang di gerakan oleh pergelangan tangan.
# # #
Setiap minggu pagi Vano selalu jogging, tak terkecuali minggu pagi ini.
Grup Line Hamba Allah
VanoFP: udah pada bangun pa belom nih?
Didit_HA: kukuruyukkkkkkkk
Yahya_HA: siapa sih yang pelihara ayam?
Heri_321: gue kagak Ya, mang napa?
VanoFP: gue juga kagak Ya
Yahya_HA: tuh di atas ada ayam nyasar
VanoFP: Dino kalik, kan dia yang belum bangun
Heri_321: iya nih mana Dino
Yahya_HA: ayamnya kurang keras nih yang berkokok
Didit_HA: kukuruyukkkk kukuruyukkk!!!
Heri_321: ngakak gue
Yahya_HA: ngakak gue (2)
VanoFP: ngakak gue (3)
Dino_123: nih pada ngapain dah, masih ngantuk nih
Yahya_HA: ayam lo tu Din dari tadi berkokok
VanoFP: ayam lo kasih makan dulu Din biyar diem
Didit_HA: iya Din kasih makan dulu
Dino_123: siapa yang pelihara ayam?
Heri_321: lo
Dino_HA: gue kagak melihara ayam tuh
VanoFP: lah kagak diakuin ayamnya
Heri_321: lah kagak diakuin ayamnya(2)
Yahya_HA: lah kagak diakuin ayamnya(3)
Didit_HA: kok sakit ya
Heri_321: lo beneran ayam Dit?
Yahya_HA: lah temen kita ternyata selama ini...
VanoFP: AYAM
Didit_HA: bukan gue yang sakit anjir,
Dino_123: terus???
Didit_HA: ayam tetangga No yang sakit
Heri_321: kirain
Yahya_HA: lega gue
VanoFP: maksud lo apa Ya?
Yahya_HA: biasa lah bangun tidur
Heri_321: ke***ng ?
Yahya_HA: 100 buat Heri
Heri_321: 100 dari lo nggak guna Ya
VanoFP: jogging yok
Yahya_HA: Ok, tapi nanti makan ayam di sana ya
Heri_321: ok
Dino_123: liat aja deh nanti
Didit_HA: ogah gue, ntar disana dimakan ama Yahya
Yahya_HA: tahu aja lo Dit
VanoFP: otw
Setelah mengajak teman-temannya Vano memulai jogging. Vano berlari sendiri menuju tempat tujuan. Sudah beberapa puluh menit Vano berlari sampailah ia di tempat tujuannya yaitu taman. Namun ia tak mendapati teman-temannya di sana.
"Kebiasaan." kata Vano setelah mengamati sekitarnya dan tidak mendapati adanya tada-tanda kehadiran teman-temannya.
Vano akhirnya memutuskan untuk mencari tempat duduk. Karena entah kebetulan atau tidak taman pagi itu cukup ramai. Alhasil Vano tak mendapati bangku kosong karena bangku-bangku yang disediakan di taman sudah ditempati oleh orang lain. Vano pun mencari tempat lain. Ia menyusuri taman untuk mencari siapa tahu ada tempat yang lebih nyaman untuk beristirahat. Dugaan Vano mengenai bangku yang sudah ditempati semua orang ternyata salah. Terdapat satu bangku di sudut taman yang kosong, namun di samping bangku tersebut terdapat seorang gadis yang sedang ber-skipping. Vano tak mengenali gadis tersebut sebab jarak Vano dengan gadis tersebut cukup jauh dan Vano yang hanya melihatnya dari belakang.
Karena sudah tak tahan ingin segera duduk Vano pun mendekati bangku tersebut. Tinggal beberapa meter jarak Vano dengan bangku tersebut dan sudah dipastikan Vano dapat melihat lebih jelas gadis yang berada di samping bangku tersebut.
"Kaya kenal tu orang." kata Vano dengan menyipitkan matanya untuk lebih memperjelas penglihatannya.
"Nggak salah lagi." kata Vano lagi setelah memastikan siapa gadis tersebut.
Vano pun melanjutkan langkahnya yang sudah tertunda tadi untuk mengamati gadis tersebut. Vano kembali mendekati bangku tersebut dengan berbagai ide yang berkeliaran di dakam otaknya. Jarak Vano dengan bangku semakin terkikis. Si gadis yang ber-skipping di samping bangku masih saja melompat-lompat dengan riangnya. Tinggal beberapa langkah lagi Vano sampai di bangku, Vano mulai melancarkan aksinya dengan mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
Satu, dua dan yak.
Vano melompat di samping gadis tersebut dan ikut ber-skipping. Karena ulah Vano gadis tersebut terkejut dan langsung terjatuh ke tanah.
"Aww." gadis tersebut meringis sebab merasakan sesuatu yang terasa aneh di kaki kanannya. Vano yang melihatnya pun menghentikan lompatannya dan berjongkok untuk melihat kondisi gadis tersebut.
"Oh lo, lo kurang kerjaan apa gimana sih?!" ucap gadis tersebut setelah tahu siapa yang mengagetkannya.
"Kaki lo keseleo kayaknya." argumen Vano yang tak menghiraukan ucapan gadis tersebut.
"Iya, itu gara-gara lo!" ucap gadis tersebut dengan berusaha berdiri.
Bukk
Gadis tersebut terjatuh kembali karena kakinya yang tak mau bekerjasama. Vano yang melihatnya malah menarik kaki kanan gadis tersebut.
"Eheheh, lo mau apain kaki gue?!" protes gadis tersebut. Vano menaruh kaki gadis tersebut di pahanya dan mulai membuka tali sepatunya tanpa bertanya pada yang sang empunya. Gadis tersebut pun berontak dengan berusaha menarik kakinya dari pangkuan Vano, namun usahanya sia-sia karena Vano memeganginya.
"Lepasin kaki gue!" teriak gadis tersebut. Vano pun masih tak menggubris ucapan gadis tersebut, Vano malah berlanjut dari membuka tali sepatu kini sudah mulai membuka kaos kaki gadis tersebut.
"Lo mau apain kaki gue?!" gadis tersebut kembali berteriak.
"Mau gue patahin Na." jawab Vano ngasal pada gadis yang ia panggil dengan sebutan Na alias Alana.
"Lo gila ya?!" tanya Alana yang mulai takut dengan tingkah Vano. Walau takut Alana pun tetap berusaha menarik kakinya.
"Bisa diem nggak sih lo, gue tu cuma mau lihat kaki lo kenapa-kenapa nggak!" kata Vano dengan kembali menarik kaki Alana. Setelah mendengar kata Vano, Alana pun hanya diam melihat apa yang Vano lakukan pada kakinya.