Atas izin dari Nyonya Anti, tentunya Jaya yang berusaha untuk berbicara, Rubi akhirnya keluar sesuai dengan jam yang sudah diberitaukan oleh suaminya itu. Dalam perjalanan, Rubi hanya terdiam saja, sesekali melirik ke arah orang yang ada di sekitarnya. Walau hanya perasaan, Rubi tetap merasa kalau semua orang tersebut sedang menatapnya dengan intens atau pun tatapan mencemooh. Perasaan tidak enak kembali ke dalam diri Rubi, tetapi dia berusaha untuk menahan semuanya. Dengan menghela napas panjang, Rubi akhirnya berusaha untuk duduk tegak, tidak mau sampai terlihat seperti seorang wanita yang mudah menyerah.