Rubi segera mengambil jaket dan kemudian, juga mengambil kunci motor Pak Dirja yang terparkir di samping rumah itu.
Tidak ada waktu lagi jika ia menunggu terlalu lama.
Setelah menerima telepon dari Melany, Rubi sangat khawatir sehingga Rubi dengan cepat berlari keluar dari kamar Marni dan berjalan cepat menuju tempat semua kunci berada.
"Pak Dirja! Rubi pinjam motornya ya!" "Biar saya antar saja Non!"
Suara Dirja sudah tidak didengar oleh Rubi. Motor sudah dia bawa sekencang mungkin masa bodoh dengan polisi atau apapun itu. Yang jelas, nyawa Melany sekarang sedang dalam bahaya.
Rubi melihat lampu merah di depan sana Namun, ia terpaksa menerobos lampu merah demi agar cepat sampai ke tempat dimana Melany berada. Terdengar dari suaranya yang begitu ketakutan menandakan bahwa Melany benar-benar dalam bahaya. Seperti Melany tidak bercanda bahwa dirinya benar-benar dalam bahaya.