ดาวน์โหลดแอป
4.25% A CEO WIFE NOTE (Bahasa Indonesia) / Chapter 2: Kecelakaan

บท 2: Kecelakaan

Pada pukul 6 lewat 15 menit Catline dan Ayah sudah tiba di sekolah.

"Kalo gitu aku masuk ke dalam ya Ayah. Ayah hati-hati. Semangat kerjanya."

"Iya, nak. Kamu juga yang semangat ya sekolahnya."

"Pasti, Ayah."

Kemudian Ayah pergi dengan menggunakan sepeda motor miliknya. Sekarang waktunya Ayah berangkat kerja. Tetapi sayangnya baru saja Ayah pergi meninggalkan sekolah Catline, ketika Ayah melewati simpangan jalan, Ayah mengalami sebuah kecelakaan.

Duar!!

Suara tabrakan itu terdengar sangat keras. Catline yang hendak masuk ke dalam sekolah mengurungkan niatnya. Seketika Catline ingin melihat apa yang sedang terjadi di jalan itu. Memang firasat seorang anak kepada orangtuanya pasti tidak pernah salah. Catline pun langsung menghampirinya.

Ketika Catline menghampiri tempat kejadian itu, Catline berusaha untuk melihat apa yang terjadi. Ketika Catline melihatnya dengan sangat jelas, Catline menyadari jika yang mengalami kecelakaan itu adalah Ayahnya. Catline langsung menangis sangat histeris.

"Ayah? Ayah....," teriak Catline. Sedangkan laki-laki yang menabrak Ayahnya hanya bisa melihatinya saja dengan tatapan penuh penyesalan.

"Kamu tunggu apa lagi? Bawa Ayah saya ke rumah sakit sekarang juga."

"I... Iya."

Laki-laki itu pun langsung membawa Ayah Catline masuk ke dalam mobilnya dengan di bantu oleh beberapa orang yang ada di sana. Catline pun ikut dengan Ayahnya menuju ke rumah sakit yang berada dekat dari sana sambil menangis. Bahkan Catline sampai lupa untuk memberikan kabar kepada kakaknya jika Ayahnya saat ini baru saja mengalami kecelakaan.

******

Kali ini Emily terus bersandar pada pundak Hans. Padahal Hans harus fokus dengan menyertir mobilnya. Bahkan Emily sempat menggoda Hans. Hingga akhirnya kedua wajah Hans dan Emily semakin dekat. Ketika kedua wajah mereka saling dekat, fokus Hans hilang. Hingga akhirnya Hans menabrak sesuatu di depannya.

"Astaga. Sayang, kita nabrak orang ya?" tanya Emily.

"Aku juga ga tau."

Tidak lama kemudian orang-orang yang melihat kejadian ketabrakan mobil barusan langsung menghampiri mobil Hans dan menggedor-gedornya.

Tok... Tok... Tok...

"Keluar. Keluar lu."

Semua orang meneriaki Hans dan Emily untuk segera keluar dari dalam mobil. Mau tidak mau Hans dan Emily pun keluar dari dalam mobil.

"Ayo, lebih baik kita keluar dulu," ajak Hans.

"Tapi aku takut sayang. Aku takut kalo kita di penjara. Belum lagi kalo kamu sampai di gebukin sama mereka."

"Kamu ga usah khawatir. Kita ga akan di penjara. Kamu percaya kan sama aku? Daripada nantinya kita di bilang tabrak lari. Karena mobil aku juga udah di lihat banyak orang."

"Yaudah deh kalo gitu."

Ketika Hans dan Emily keluar dari dalam mobil, para saksi yang melihat kejadian itu hendak memukuli Hans.

"Sabar, sabar semuanya. Saya akan tanggung jawab. Saya ga akan kabur. Saya di sini," ucap Hans yang membuat semua orang percaya dengannya.

Hans melihat ke arah yang dia tabrak. Dia melihat ada laki-laki paruh baya yang sudah tergeletak tak berdaya di sana dan ada seorang gadis yang menangisi laki-laki itu.

"Ayah. Ayah bangun, Ayah. Ayah ga boleh tinggalin aku."

Gadis itu melihat ke arah Hans dan menghampirinya.

"Kamu tunggu apa lagi? Sekarang juga bawa Ayah saya ke rumah sakit. Cepat."

"I... Iya."

Hans pun langsung membawa korban itu ke dalam mobilnya dengan di bantu oleh orang-orang yang sedang berada di sana. Sekarang Hans akan membawa korban itu ke rumah sakit terdekat supaya mendapatkan pertolongan tepat oleh Dokter.

******

Aleysa pagi ini sudah sampai di Toko tempat dia bekerja. Di sana Aleysa hanya bekerja sebagai penjaga Toko. Karena pendidikan terakhir Aleysa juga hanya lulusan sekolah menengah atas saja. Sehingga Aleysa juga tidak bisa bekerja di kantoran seperti orang yang lainnya. Tetapi baginya bisa bekerja saja sudah sangat Aleysa syukuri. Yang penting selalu ada Ayah dan Catline di dalam hidupnya.

Entah kenapa ketika Aleysa sedang membereskan Toko itu, tiba-tiba saja Aleysa memecahkan barang yang ada di Toko itu. Perasaan Aleysa pun menjadi tidak tenang.

"Ya ampun. Kenapa aku ceroboh banget si? Kenapa aku bisa jatuhin barang itu? Aku harus gantiin barang itu. Mana harganya lumayan mahal lagi."

Aleysa langsung membersihkan pecahan barang itu. Sebelum nantinya ada korban yang terkena kaca pecahannya. Namun ketika Aleysa sedang membersihkannya, tiba-tiba saja tangan Aleysa terkena pecahan kaca itu dan berdarah. Perasaan Aleysa pun semakin tidak tenang.

"Aw. Ya ampun. Kenapa perasaan aku jadi ga enak ya? Kenapa juga tiba-tiba aja aku jadi kepikiran sama Ayah dan Catline? Ya Tuhan, semoga aja ga terjadi sesuatu sama Ayah dan Catline," ucap Aleysa di dalam hatinya.

Kemudian setelah itu Aleysa melanjutkan membersihkan pecahan kaca itu lagi. Sebelum nanti Bisa nya tahu dan bisa memarahinya akibat kecerobohannya sendiri.

Setelah selesai membersihkan pecahan kaca tadi, Aleysa langsung kembali bekerja. Tetapi perasaanbya masih sangat tidak tenang. Hingga akhirnya tidak lama kemudian handphone milik Aleysa bergetar dari dalam saku celananya. Aleysa yang sedang kepikiran tentang Ayah dan Catline pun langsung mengecek siapa yang sudah meneleponnya kali ini.

"Catline? Jam segini kenapa dia telepon aku ya? Seharusnya kan dia masih sekolah. Atau jangan-jangan terjadi sesuatu sama Catline?" pikir Aleysa di dalam hatinya.

Aleysa pun langsung mengangkat telepon dari Catline. Karena Aleysa sangat khawatir dengan keadaannya sekarang ini.

"Hallo, de. Kenapa? Tumben kamu telepon kakak jam segini?"

"Hallo, kak. Kakak sekarang bisa datang ke rumah sakit EMC Jakarta ga kak?"

"Rumah sakit? Emangnya siapa yang sakit? Kamu sakit, de?"

"Engga. Bukan aku kak yang sakit. Tapi Ayah. Ayah kecelakaan tabrak mobil, kak."

"Apa? Ayah kecelakaan? Kok bisa de?"

"Udah lebih baik kakak ga usah tanya-tanya dulu ya. Sekarang kakak datang aja ke rumah sakit. Aku tunggu secepatnya ya kak."

"I... Iya, de. Kakak langsung ke sana ya."

Sambungan telepon di matikan. Aleysa sebenarnya masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri kenapa Ayahnya bisa kecelakaan seperti ini. Pikirannya sudah sangat kacau. Yang ada di pikirannya saat ini adalah memikirkan keadaan Ayahnya dan dia harus segera tiba di rumah sakit yang sudah di infokan oleh Catline tadi.

"Bu. Maaf menganggu. Saya izin keluar dulu ya Bu. Soalnya Ayah saya kecelakaan tabrak mobil. Jadi saya harus ke rumah sakit sekarang juga."

Sekarang ini Aleysa sedang izin oleh atasannya supaya bisa pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ayahnya.

"Apa? Ayah kamu kecelakaan tabrak mobil? Kok bisa si Sa?"

"Saya juga belum tau ceritanya, Bu. Tapi saya harus pergi ke rumah sakit sekarang juga. Di sana sekarang cuma ada adik saya doang. Kasihan juga dia pasti panik."

"I... Iya kalo gitu kamu pergi aja sekarang. Semoga Ayah kamu ga kenapa-kenapa ya."

"Aamiin. Terima kasih. Terima kasih banyak, Bu."

"Iya, sama-sama."

-TBC-


next chapter
Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C2
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ